1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sekitar 60.000 Korban Tewas dalam Perang Suriah

CSF/CP (dpa/dapd/afpe)3 Januari 2013

Menurut PBB, sampai kini sedikitnya 60.000 orang tewas dalam perang saudara di Suriah. Kelompok pemberontak terus bergerak maju, sementara militer di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad mengerahkan angkatan udaranya.

https://p.dw.com/p/17Cqt
Ausschnitt aus: Residents gather near bodies of men whom activists said were killed by forces loyal to Syria's President Bashar Al-Assad, before their funeral in Daraya near Damascus December 12, 2012. Picture taken December 12. REUTERS/Kenan Al-Derani/Shaam News Network/Handout (SYRIA - Tags: POLITICS CIVIL UNREST) FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS
Foto: Reuters

Mengacu pada laporan pakar mengenai jumlah korban tewas dalam perang saudara di Suriah saat ini yang mencapai 60 ribu orang, Komisaris Tinggi PBB bagi urusan hak asasi manusia, Navi Pillay mengutarakan di Jenewa bahwa kenyataan ini benar-benar menakutkan.

Sementara itu dikonfirmasikan bahwa James Foley, jurnalis Amerika, diculik di Suriah. Keluarga wartawan itu hari Rabu (2/1) mengatakan kepada stasiun TV CNN, Foley diculik orang-orang bersenjata di barat laut Suriah 22 November lalu. Tahun 2011 Foley juga telah disandera di Libya, kemudian bersama tiga jurnalis lainnya kembali dibebaskan Mei 2011.

Komisaris Tinggi HAM PBB, Navi Pillay menuding rezim Assad sebagai pihak yang terutama bertanggung jawab atas tingginya jumlah korban sipil, dan juga kelompok pemberontak. "Jumlah korban tewas yang luar biasa tingginya itu seharusnya dapat dihindari, jika pemerintah Suriah menerapkan kebijakan lain, dan bukannya menggunakan penekanan yang brutal terhadap aksi protes warga sipil tak bersenjata yang awalnya dilakukan secara damai dan legitim," ujar Pillay.

Kemungkinan kejahatan terberat

Setelah itu, semakin banyak warga yang dibunuh oleh kelompok-kelompok bersenjata anti pemerintah, tambahnya. "Kejahatan terberat dan mungkin sekali juga kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan kedua pihak yang berseteru." Pemeriksaan selanjutnya mengenai hal itu diperlukan untuk dapat menyeret pihak yang bersalah. Demikian Navi Pillay.

UN High Commissioner for Human Rights Navanethem Pillay, also known as Navi Pillay, speaks during a press conference in Jakarta on November 13, 2012. The UN human rights chief said on November 13, she was 'distressed' by ongoing violence and discrimination against Christians and Muslim minorities in Indonesia, the world's biggest Muslim-majority nation. AFP PHOTO / ADEK BERRY (Photo credit should read ADEK BERRY/AFP/Getty Images)
Navi PillayFoto: AFP/Getty Images

Pakar yang ditugaskan oleh Komisariat HAM PBB telah melakukan pengkajian terkait dalam kurun waktu antara 15 Maret 2011 dan 30 November 2012, dan berdasarkan tujuh sumber berbeda. Menurut laporan tersebut, 59.648 orang tewas akibat perang. "Mengingat pertempuran tidak berkurang sejak akhir November lalu, jumlah korban diperkirakan jauh lebih tinggi", kata Pillay.

Korban tewas yang tercantum dalam daftar pakar PBB adalah korban berdasarkan laporan yang dianggap sebagai terpercaya, lengkap dengan nama, tanggal dan tempat tewas para korban. Tetapi Pillay menambahkan: "Meskipun analisa ini adalah yang paling detail dan meluas hingga saat ini, ini bukan jumlah yang definitif."

Serangan udara dilaporkan tewaskan 9 anak

"Kondisi tewasnya korban tidak selalu dapat diselidiki secara nyata. Ini antara lain karena kondisi rumit di wilayah perang, dan juga karena pemerintah Suriah tidak mengizinkan pakar PBB untuk memasuki wilayah itu," tukas Pillay.

In this image taken from video obtained from the Shaam News Network, which has been authenticated based on its contents and other AP reporting, smoke rises from buildings due to heavy shelling in Damascus countryside, Syria, on Wednesday, Jan. 2, 2013. (Foto:Shaam News Network via AP video/AP/dapd)
Pertempuran di dekat DamaskusFoto: dapd

Kekerasan di Suriah dimulai Maret 2011 melalui tembakan terhadap demonstran di provinsi Daraa. Pertengahan tahun 2011, kelompok-kelompok bersenjata pertama mulai dibentuk. Semakin keras serangan pemberontak, semakin brutal sepak terjang militer Suriah. Menurut kubu pemberontak, pasukan Assad melancarkan serangan udara terhadap sejumlah kawasan pinggiran kota Damaskus hari Rabu (2/1). Sejumlah besar warga sipil dikatakan tewas akibat serangan itu.

Serangan terhadap sebuah toko roti di kawasan Moadhamijat al-Sham dilaporkan telah menewaskan 11 anggota sebuah keluarga dan seorang pria lainnya. Di antara korban terdapat 9 anak. Sedangkan di Al-Ghuta Al-Scharkija, sebuah pom bensin terbakar akibat terkena serangan. Penentang rezim Assad mengunggah video pom bensin yang terbakar itu ke internet.

Sementara itu para pemberontak menyerang dua pangkalan militer di provinsi Daraa, serta pangkalan udara militer Taftanas di provinsi Idlib yang merupakan salah satu basis terakhir pasukan pemerintah di provinsi itu. Menurut aktivis di Idlib, selama pertempuran di dekat pangkalan udara itu, sejumlah serdadu dengan panser menggabungkan diri dengan kelompok pemberontak.