1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sandy Membuat New York Berbagi Derita

Thomas Schmidt, dpa1 November 2012

Dampak angin topan Sandy tidak dialami merata semua penduduk New York. Sementara yang lain kehilangan seluruh harta benda, kehidupan sebagian lainnya tetap berjalan biasa, seolah tidak terjadi apapun.

https://p.dw.com/p/16aqS
epa03453525 A truck remains submerged on the ramp to the Battery underpass in lower Manhattan as the city tries to recover from the after effects of Hurricane Sandy in New York, New York, USA, 31 October 2012. The storm is one of the largest to hit the region in decades and has cause massive destruction of the city's infrastructure. EPA/JUSTIN LANE +++(c) dpa - Bildfunk+++
New York City setelah SandyFoto: picture-alliance/dpa

Tiga hari setelah angin topan, suasana malam hari di Skyline Manhattan menunjukkan dimana lokasi mereka yang lolos dari terpaan Sandy, dan dimana yang mengalami dampak hebat. Di belahan utara 42nd Street New York tampak lampu-lampu, sementara di kawasan selatannya gelap gulita. Yang saat ini menjadi tujuan utama bagi mereka yang sedang dilanda kegelapan, stop kontak umum di pusat pasokan listrik di utara. Orang-orang tampak penuh di sana, setidaknya untuk mengisi ulang akku handphone dan bertukar cerita tentang “Sandy”. Seperti kisah seorang perempuan warga New York: “Di tempat kami di Lower East Side tidak ada lampu, tidak ada listrik, tidak ada apa-apa.”

A customer browses food piled into shopping carts on Brighton Beach Avenue, Wednesday, Oct. 31, 2012, in the Brooklyn borough of New York. People in the coastal corridor battered by superstorm Sandy took the first cautious steps Wednesday to reclaim routines upended by the disaster, even as rescuers combed neighborhoods strewn with debris and scarred by floods and fire. (Foto: John Minchillo/AP/dapd)
Makanan yang biasa dijual di toserba, kini dijual di kereta belanjaFoto: AP

Namun semua saling berbagi penderitaan, tidak ada rasa iri satu sama lain, karena apa yang terjadi di New York adalah hampir ambruknya transportasi umum di kota yang dijuluki “Big Apple”. Tidak ada subway, tidak ada kereta, hanya ada beberapa bis umum. Untuk itu orang memang tidak perlu tiket, tapi menuntut kesabaran besar. Sampai empat jam waktu tunggu untuk dapat masuk ke dalam bis yang berjejal padat. Dan kemudian jalannya pun merayap, kata seorang mahasisiwi: "Kami dalam 55 menit hanya maju tujuh blok rumah, jadi sekitar 500 meter, orang lebih cepat berjalan kaki.“

Tapi karena banyak yang benar-benar memilih berjalan kaki, atau lebih memilih mengendarai mobilnya sendiri dan karena padam listrik lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh komputer, di jalan-jalan kota New York polisilah yang berusaha mengatur jalannya lalu lintas. Hal yang luar biasa sulit sehingga selalu terjadi kembali terhentinya arus lalu lintas. Tapi Walikota New York Michael Bloomberg berusaha mengubah kondisi tersebut. Kamis (01/11) ia memerintahkan peraturan baru untuk melalui ketujuh jembatan yang melintasi East River menuju Manhattan. "Mulai pagi jam tujuh sampai tengah malam sedikitnya harus tiga orang yang duduk di mobil, jika orang ingin melalui jembatan-jembatan ini menuju Manhattan.”

New York City skyline- Brooklyn Bridge © Mike Liu #27032709
Suasana New York City Skyline sebelum "Sandy"Foto: Fotolia/Mike Liu

Sandy Mengingatkan pada 11 September

Setidaknya Kamis pagi sejumlah subway dioperasikan kembali tapi hanya di tempat-tempat yang ada listrik. Jadi tidak ke Downtown Manhattan, di kawasan keuangan sekitar pasar bursa dan Wall Street New York. Meskipun demikian pengoperasian sarana transportasi itu akan membantu mereka yang harus menempuh perjalanan ke kantor, kata pimpinan jasa transportasi jarak dekat Jo Lhota. Ia adalah seseorang dengan pengalaman bencana. Saat terjadinya serangan teror terhadap World Trade Center 11 September 2001, Lhota adalah wakil walikota New York. “Sandy” kata Lhota, menggugah banyak ingatannya akan momentum kala itu. "Perbedaan dengan 9/11 adalah bencana kali ini tidak terbatas di kawasan sekitar World Trade Centre dan kawasan bawah Manhattan, melainkan seluruh kota dan dengan kekuatan yang dahsyat!“

Lomba Maraton New York Picu Kontroversi

Meskipun krisis hebat semacam ini, warga ingin secepatnya kembali ke normalitas. Oleh karena itu acara maraton New York yang digelar Minggu (4/11) tidak dibatalkan. Lomba marathon terkenal itu tahun lalu memberi pemasukan New York senilai 340 juta dollar.

This aerial photo shows the Breezy Point neighborhood, in New York, Wednesday, Oct. 31, 2012, where more than 50 homes were burned to the ground Monday night as a result of superstorm Sandy. Sandy, the storm that made landfall Monday, caused multiple fatalities, halted mass transit and cut power to more than 6 million homes and businesses. (Foto:Mark Lennihan/AP/dapd)
Kehancuran yang ditinggalkan SandyFoto: AP

Tapi rencana penyiaran langsung ajang New York Marathon hanya beberapa hari setelah angin topan Sandy mendulang kritik hebat. Senator New York Liz Krueger menyebutnya sebagai keputusan yang salah. Melihat proses pembersihan setelah angin topan Rabu (31/10) ia mengatakan, “Saya mengerti, bahwa lomba maraton akan mendatangkan pemasukan bagi ekonomi lokal. Tidak di satu kawasan pun yang situasinya mendekati normal.” Demikian disampaikan Krueger kepada harian New York Times. Sementara James Molinaro, ketua kawasan New York State Island menyerukan kepada walikota Michael Bloomberg agar mempertimbangkan kembali rencana penyiaran langsung lomba maraton New York.

Thomas Schmidt, dpa

Dyan Kostermans/Vidi Legowo-Zipperer