1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Radikalisme Lewat Satu Klik Internet

26 Maret 2013

Ada lebih dari sepuluh ribu situs ekstrimis di internet jika dibandingkan dengan hanya 100 situs yang melawan mereka, kata ahli terorisme dalam konferensi tentang pentingnya membantah propaganda militan di dunia maya.

https://p.dw.com/p/184MF
[22630192] Erhöhte Sicherheit am Frankfurter Flughafen Beamte der Bundespolizei stehen am Dienstag (25.01.2011) bei ihrem Streifengang in der Ankunftshalle von Terminal 1 des Flughafens in Frankfurt am Main. Am größten deutschen Flughafen sind seit der Terrorwarnung Mitte November 2010 mehr schwer bewaffnete Streifen und Zivilfahnder der Bundespolizei im Einsatz. Bei einem Selbstmordanschlag auf dem Flughafen Moskau-Domodedowo wurden am Montag (24.01.) 35 Menschen getötet. Foto: Arne Dedert dpa/lhe (zu dpa lhe 7167 vom 25.01.2011)
Foto: picture-alliance/dpa

“Dalam banyak cara, para teroris sangat sukses di dunia maya,“ kata analis kontra-terorisme Rohan Gunaratna, yang mengepalai International Centre for Political Violence and Terrorism Research di Singapura.

“Sangat penting bagi kita agar dalam sepuluh tahun membangun kapasitas dan kemampuan untuk melawan berkembangnya kehadiran dan operasi kelompok-kelompok ini di dunia maya.”

Satu klik di mouse

Pembicara dalam Konferensi Internasional tentang Rehabilitasi Teroris dan Ketahanan Masyarakat itu mengatakan bahwa kelompok Islam moderat dan pemerintah harus berupaya melawan propaganda para ekstrimis di internet.

Youtube, Facebook, Twitter dan sosial media lainnya kini semakin dieksploitasi untuk menyebarkan pandangan ekstrim, dan para pemimpin agama yang moderat serta pemerintah harus mengimbangi untuk melawan argumen mereka.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengatakan dalam sambutannya di konferensi itu bahwa radikalisasi diri akibat paparan konstan pandangan radikal di internet adalah fenomena yang “sedang berkembang”.

“Situs-situs jihadi dan khotbah para ideolog penghasut, hanya berjarak satu klik mouse,” kata Lee, yang juga menekankan pentingnya kerjasama internasional yang lebih erat untuk melawan terorisme.

Sekitar 500 analis keamanan, akademisi dan para pemimpin agama menghadiri konferensi tersebut.

Rehabilitasi militan

Pengajar Islam, Ali Mohamed, yang juga merupakan wakil ketua Grup Rehabilitasi Agama Singapura RRG, mengatakan bahwa dunia maya “sedang menjadi medan perang baru untuk membentuk hati dan pikiran“.

RRG memberikan bimbingan dan mengindoktrinasi ulang para militan yang dipenjara dan membantu mereka berintegrasi kembali dengan masyarakat, termasuk diantaranya mereka yang ditangkap pada akhir 2001 atas tuduhan berencana meledakkan kepentingan Amerika dan target-target lainnya di Singapura.

“Para teroris semakin memanfaatkan internet sebagai alat komunikasi massa dan radikalisasi,” kata Ali.

“RRG percaya bahwa ini adalah tantangan terbesar kita hari ini – untuk berhadapan dan melawan penyebaran ideologi teroris dan ekstrimis di dunia online.“

AB/ HP (ap/dpa/afp)