1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Racun Nuklir di Pakaian Mendiang Arafat

14 Oktober 2013

Para ahli radiasi Swiss mengkonfirmasi bahwa mereka menemukan jejak-jejak polonium di pakaian yang dipakai Yasser Arafat,. Temuan yang “mendukung kemungkinan“ bahwa pemimpin Palestina itu mati karena diracun.

https://p.dw.com/p/19zA8
Foto: picture-alliance/dpa

Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan The Lancet, tim ini menyediakan rincian bukti ilmiah atas pernyataan mereka ke media massa pada tahun 2012 lalu bahwa mereka menemukan polonium di barang-barang pribadi milik Arafat.

Arafat meninggal di Prancis pada 11 November 2004 pada usai 75 tahun, tapi para dokter tidak bisa memastikan penyebab kematian. Tidak ada otopsi yang dilakukan ketika itu, atas permintaan janda Arafat.

Kuburannya digali kembali pada November 2012 untuk mengambil contoh dari mayatnya, untuk menyelidiki apakah ia telah diracun – sebuah dugaan yang berkembang setelah kasus pembunuhan bekas mata-mata Rusia yang kemudian berbalik menjadi pembangkang Kremlin, Alexander Litvinenko pada tahun 2006. Ia tewas karena racun radiasi nuklir, polonium.

Mengandung zat radioakatif

Penyelidikan mengenai penyebab kematian Arafat hingga kini masih dilakukan oleh tim terpisah di Prancis, Swiss dan Rusia.

Dalam laporan Lancet, delapan ilmuwan yang bekerja di Institute of Radiation Physics dan University Centre of Legal Medicine di Lausanne mengatakan bahwa mereka melakukan tes radiasi atas 75 sampel.

Tigapuluh delapan sampel berasal dari barang pribadi milik Arafat, termasuk pakaian dalam, topi shapka, sikat gigi, tutup kepala rumah sakit dan pakaian olahraga, yang diberikan oleh Suha, janda pemimpin Palestina tersebut.

Sampel-sampel ini dibandingkan dengan 37 barang pribadi Arafat lainnya yang disimpan di loteng selama 10 tahun dan terlindung dari debu.

“Sejumlah sampel noda cairan tubuh (darah dan urin) mengandung polonium 210 aktif yang lebih tinggi dan tidak bisa dijelaskan dibanding sampel acuan,“ demikian diungkapkan para ahli dalam laporan tersebut.

“Berbagai temuan ini mendukung kemungkinan bahwa Arafat diracun dengan polonium 210.“

Dosis mematikan

Sampel-sampel polonium itu diukur pada skala “beberapa mBq,” atau millibecquerels, yang merupakan unit skala radioaktif.

Berdasarkan simulasi komputer yang memperhitungkan bahwa polonium membusuk dengan sangat cepat, para ahli menemukan bahwa tingkat kandungan radiasi pada tahun 2004 “setara dengan konsumsi mematikan beberapa GBq,“ atau beberapa milyar becquerels, pada saat pemimpin Palestina itu meninggal dunia.

Beatrice Schaad, kepala komunikasi di Vaudois University Hospital Centre yang bertanggung jawab di lembaga itu, mengatakan bahwa laporan Lancet itu adalah “versi ilmiah” dari apa yang diberikan kepada media.

”Tidak ada yang baru dibandingkan dengan apa yang mereka katakan“ pada tahun 2012, kata dia. “Masih belum ada kesimpulan bahwa Arafat tewas diracun.“

ab/hp (afp,ap,rtr)