1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Perketat Sanksi bagi Rusia, Efektifitas Embargo UE Diragukan

22 Februari 2024

Pekan ini, UE memblokir entitas di negara ketiga yang membantu Rusia hindari embargo Barat. Efektifitas sanksi dipertanyakan setelah Rusia mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, didorong oleh industri pertahanan.

https://p.dw.com/p/4cjdf
Komisi Eropa di Belgia
Kantor Komisi Eropa di Brussels, BelgiaFoto: James Arthur Gekiere/NurPhoto/picture alliance

Paket sanksi ke13 untuk Moskow diputuskan Uni Eropa beberapa hari jelang peringatan dua tahun invasi Rusia di Ukraina. Langkah yang disepakati pada Rabu (21/2) di Brussels itu menambah sekitar 200 nama individu dan perusahaan ke dalam daftar hitam berisikan 2.000 nama.

Utusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borell, merayakan kesepakatan tersebut, karena "kami telah mengambil tindakan lanjutan terhadap entitas di sektor pertahanan dan militer," tulisnya di X (dulu: Twitter).

Rincian sanksi soal berapa banyak aset yang dibekukan sampai penetapan resmi, Sabtu mendatang. Hal itu diisyaratkan Belgia sebagai pemangku kepresidenan UE, tepat ketika invasi Rusia di Ukraina memasuki tahun ketiga.

Pada Rabu, harian Financial Times melaporkan daftar sanksi yang baru ikut memuat perusahaan dari Cina, India, Sri Lanka, Turki, Thailand, Serbia dan Kazakhstan. Selain entitas Rusia, paket sanksi terhadap Rusia ini membidik negara ketiga yang membantu Rusia menghindari sanksi Eropa.

Tanpa menyebut nama, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan paket sanksi ke-13 didesain untuk memutus rantai suplai bagi Rusia. "Kita harus terus meruntuhkan mesin perang Vladimir Putin," kicaunya di X.

Sanksi ke Rusia minim ambisi

Namun ketajaman sanksi diragukan duta besar Ukraina di Uni Eropa. "Paket ke13 ini pastinya tidak terlalu ambisius, lebih bersifat simbolik karena diadopsi hanya beberapa hari jelang peringatan," tiga tahun invasi, kata Vsevolod Chentsov kepada reporter.

Sebelumnya, UE membidik sektor-sektor kunci, termasuk minyak mentah, batu bara, emas dan belakangan bisnis permata. Namun jalan di tahun kedua, Brussels mulai kesulitan mempertajam sanksi yang bisa disepakati oleh ke-27 negara anggota.

Chentsov memahami kesulitan UE untuk menyegerakan pembahasan jelang peringatan pada 24 Februari. Dia mengatakan Kyiv akan "terus mendorong agar sektor-sektor dan perekonomian Rusia bisa dinaungi dengan lebih baik oleh rezim sanksi."

Dia merujuk kepada perdagangan logam dan gas alam cair, LNG. Kedua sektor dianggap sasaran empuk, namun hingga kini belum dikenakan sanksi Uni Eropa, antara lain karena tingginya hambatan politik.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Hingga kini, sejumlah negara anggota UE masih bergantung kepada pasokan LNG dari Rusia, termasuk di antaranya Belgia, Spanyol dan Prancis. Impor gas cair dari Rusia ke Uni Eropa bahkan meningkat di enam bulan pertama 2023, menurut kelompok kampanye Global Witness. Meski demikian, secara keseluruhan jumlah impor gas dari Rusia berkurang sejak 2021.

Pertumbuhan lewat peperangan

Meski ragam sanksi UE, perekonomian Rusia tercatat tumbuh pesat, setidaknya menurut klaim pemerintah. Setelah sempat mengalami resesi pada 2022, produk domestik brutto, PDB, Rusia melonjak 3,6 persen tahun lalu. Industri pertahanan kini menyumbang 10 persen pada PDB karena didorong perang di Ukraina.

Moskow sudah sering mencibir sanksi Barat sebagai tidak efektif. Di tubuh UE sendiri, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang dikenal dekat dengan Putin, acap berdalih sanksi hanya akan melukai perekonomian Eropa, bukan Rusia. Hongaria juga berusaha memblokir paket sanksi ke13 terhadap Rusia hingga Senin (20/2) lalu dan sudah pernah berbuat serupa sebelumnya.

Meski demikian, klaim Moskow soal pertumbuhan ekonomi harus disikapi secara hati-hati, kata Agathe Demarais, peneliti di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, ECFR. "Realitanya memang bahwa Rusia adalah ekonomi kedelapan terbesar di dunia dan kaya sumber daya alam, "kata dia, "tapi saya percaya bahwa sanksi mempersulit Rusia."

Russia's economy going strong

Komisi Eropa mengklaim 12 paket sanksi yang dijatuhkan sejak Februari 2022 telah melenyapkan nilai ekspor Rusia ke Uni Eropa sebesar 91,2 miliar euro. Sebaliknya, UE kehilangan pendapatan ekspor ke Rusia sekitar 43,9 miliar euro.

"Sanksi adalah permainan panjang," kata seorang diplomat Uni Eropa yang menolak disebut namanya. Meski angka pertumbuhan menguat, Rusia kelimpungan mempertahankan ekonomi perangnya agar terus bernafas, imbuhnya. rzn/hp