1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skotlandia Tolak Kemerdekaan

19 September 2014

Mayoritas pemilih Skotlandia menolak opsi kemerdekaan dalam referendum. Menurut perhitungan suara, hanya sekitar 45 persen pemilih memberi suara "Yes" dan 55 persen memberi suara "No".

https://p.dw.com/p/1DFTN
Foto: LEON NEAL/AFP/Getty Images

Para pemimpin politik dan masyarakat di Inggris bisa menarik napas lega. Mayoritas pemilih Skotlandia memilih tetap bergabung dengan Inggris dalam referendum yang berlangsung ketat sampai tengah malam hari Kamis(18/09).

Menurut perhitungan suara Jumat pagi, kubu yang setuju dengan kemerdekaan hanya berhasil mengumpulkan 44,7 persen suara, sementara kubu yang menolak kemerdekaan berhasil mencapai mayoritas 55,3 persen suara. Tingkat partisipasi sangat tinggi, mencapai hampir 85 persen.

Salah satu pimpinan pengusung kemerdekaan, Nicola Sturgeon, langsung mengakui kekalahan mereka, setelah perbedaan suara makin mencolok.

"Setiap pendukung kampanye 'Yes' merasa kecewa. Tapi (referendum) ini sudah mengubah Skotlandia untuk seterusnya", kata Surgeon kepada stasiun siaran BBC.

Pemerintah Inggris lega

Perdana Menteri Inggris David Cameron memberi ucapan selamat kepada pimpinan kampanye penolakan opsi kemerdekaan, Alistair Darling.

"Saya sudah bicara dengan Alistair Darling, dan mengucapkan selamat atas kampanye yang berhasil", tulis Cameron lewat Twitter.

Menjelang pagi hari, kemenangan kubu penolak kemerdekaan makin jelas, setelah setengah suara dihitung. Beberapa kota besar seperti Glasgow dan Dundee memang menyetujui kemerdekaan. Tapi kawasan-kawasan lain sebagian besar memilih tetap bergabung dengan Inggris.

Sekitar 4,3 juta pemilih Skotlandia berhak memberikan suara dalam referendum kemerdekaan, untuk memisahkan diri dari Inggris setelah bergabung selama lebih 300 tahun. Untuk pertama kalinya, warga Skotlandia di atas usia 16 tahun boleh ikut memilih.

hp/yf (afp,rtr,dpa)