1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mundurnya Paus Jarang Tapi Mungkin

Stefan Dege12 Februari 2013

Notizia Bomba, berita yang ibaratnya sebuah bom, demikian laporan media Italia mengenai pengumuman mundurnya Benediktus XVI. Para Kardinal harus menggelar konklaf untuk memilih Paus baru.

https://p.dw.com/p/17cf0
FILE - Pope Benedict XVI leaves the audiance at the concert hall (Konzerthaus) in Freiburg, Germany, 25 September 2011. The head of the Roman Catholic Church is visiting Germany from 22-25 September 2011. Foto: Marijan Murat dpa/lsw (zu dpa:"Papst Benedikt XVI. gibt Pontifikat am 28. Februar auf") +++(c) dpa - Bildfunk+++
Paus Benediktus XVI mengundurkan diriFoto: picture-alliance/dpa

Seorang Paus yang mengundurkan diri? Itu amat jarang terjadi, tapi bukannya tidak mungkin. Sebelum Benediktus XVI hanya Celestin V yang pada tahun 1294 mengundurkan diri secara sukarela, dari jabatan Paus.

Juga Paus Benediktus XVI selama masa pontifikat, dalam sejumlah wawancara selalu mengisyaratkan bahwa suatu saat, ia akan mengambil langkah ini. Tampaknya Benediktus XVI kini menyadari, bahwa ia tidak memiliki lagi kekuatan yang cukup untuk memangku jabatan ini.

Datangnya pengumuman pengunduran diri Benediktus XVI sungguh mengejutkan. Memang Paus berusia 85 tahun itu beberapa waktu terakhir tampak mengalami gangguan kesehatan. Sekaligus ia menggelar berbagai misa, antara lain pada perayaan Natal.

In this image made from television, cardinals convene in the Sistine Chapel at the Vatican, Monday, April 18, 2005 to begin secret deliberations to choose a new leader of the world's 1.1 billion Catholics, the first papal conclave of the new millennium. The doors to the chapel decorated with frescoes by Michelangelo and wired with electronic jamming devices to thwart eavesdropping were shut, leaving the 115 voting "princes" of the church to decide whether to hold their first round of voting for a new pope Monday or wait until Tuesday. (AP Photo/APTN)
Dimulainya Konklaf di Kapel Sistina (18 April 2005)Foto: AP

Proses Pemilihan Paus 'Konklaf'

Paling cepat 15 hari atau paling lambat 20 hari setelah kematian seorang Paus, para kardinal harus melakukan pertemuan untuk memilih Paus pengganti. Hal yang sama juga berlaku untuk malam tanggal 28 Februar 2013, saat masa mundurnya Paus Benediktus XVI mulai berlaku.Kardinal Angelo Sodano, yang menjabat Dekan Kolese Kardinal akan memanggil para kardinal untuk mengikuti konklaf. Namun pemilihan Paus hanya bisa diikuti 118 kardinal yang belum mencapai usia 80 tahun.

Istilah „konklaf“ berasal dari Bahasa Latin con claudere yang berarti „menutup diri.“ Ini melambangkan ruangan tertutup saat berlangsungnya pemilihan dan pertemuan para kardinal. Lokasi pemilihan dan tempat pertemuan adalah Kapel Sistina (di Vatikan-red). Selama proses pemilihan Paus, para kardinal terpisah dari dunia luar dan segala hubungan ke luar. Penggunaan alat perekam dan komunikasi demikian pula internet, surat kabar, radio dan televisi dilarang.

GettyImages 161479608 This combo made with twelve file picture on February 11, 2013 shows Cardinals likely to succeed to Pope Benedict XVI who announced today he will step down at the end of this month after an eight-year pontificate. Top row from left : Brazilian Cardinal Claudio Hummes, Honduran Cardinal Oscar Andres Rodrigues Maradiaga, Argentine Archbishop Jorge Mario Bergoglio, Mexican Cardinal Norberto Rivera Carrera, Brazilian Joao Braz de Aviz, and Philippines' Luis Antonio Tagle. Bottom row from left : Austrian Cristoph Schonborn, Hungarian Peter Erdoe, Italian Angelo Scola, Canadian Marc Ouellet, Nigerian Francis Arinze, and Nigerian John Onaiyekan. AFP PHOTO (Photo credit should read DESK/AFP/Getty Images)
Kandidat pengganti Paus Benediktus XVIFoto: AFP/Getty Images

Asap Hitam atau Putih?

Syarat terpilihnya seorang Paus adalah jika meraih mayoritas dua pertiga suara pemilih. Dalam pemilihan ini tidak ada daftar kandidat. Para kardinal menulis nama calon favoritnya pada kertas suara, yang seusai pemilihan dibakar. Dari situ akan muncul „asap hitam atau asap putih“ melalui cerobong asap Kapel Sistina yang merupakan isyarat bagi khalayak umum.

Pada hari pertama pemilihan, hanya ada satu kali pemungutan suara. Pada hari kedua dan ketiga masing-masing dua pemungutan suara di pagi hari dan di siang hari. Seandainya setelah tiga hari pemilihan berlangsung tanpa hasil, akan dilakukan istirahat satu hari, untuk berdoa dan berpikir. Kemudian dilanjutkan tiga hari pemilihan berikutnya, dengan masing-masing tujuh pemungutan suara. Baru seandainya proses pemilihan ini juga gagal, para pemilih dapat mengambil kesepakatan dengan calon yang meraih mayoritas mutlak. Namun juru bicara Vatikan, Federico Lombardi memperkirakan, sebelum Paskah, pengganti Paus Benediktus XVI sudah akan terpilih. "Kami berharap sudah memiliki Paus baru sebelum Paskah,“ demikian kata Lombardi di Roma.

White smoke can be seen coming form the chimney in this frame from TV signalling the election of a new pope at the Vatican, Tuesday, April 19 2005. Bells chimed at St. Peter's Basilica Tuesday evening, announcing to the world that a new pope was elected in the first papal conclave of the new millennium. (AP Photo / Vatican TV via APTN)
Asap putih tanda terpilihnya Paus baruFoto: AP

Paus Baru Beri Berkat „Urbi et Orbi“

Setelah berhasil memilih Paus baru, Dekan Kardinal akan menanyakan apakah kardinal tersebut menerima hasil pemilihan dan nama apa yang akan disandangnya. Kemudian Protodiakon akan menyampaikan kepada masyarakat yang sudah menunggu di Lapangan Basilika St. Petrus dengan kata-kata 2Habemus Papam“ (Kita memiliki seorang Paus-red) hasil pemilihan dan nama Paus baru tersebut. Paus baru ini kemudian akan memberikan berkat pertamanya „Urbi et Orbi“ yang artinya kepada kota (Roma-red) dan kepada dunia.