1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SejarahJerman

Jerman Peringati 80 Tahun Pemberontakan di Ghetto Warsawa

Monika Sieradzka
19 April 2023

Delapan puluh tahun lalu kaum Yahudi di Warsawa memberontak melawan rejim Nazi Jerman. Namun perjuangan mereka menghindari kiamat Holocaust justru gagal mencegah punahnya kehidupan Yahudi di Polandia.

https://p.dw.com/p/4QIWw
Peringatan Ghetto Warsawa di Polandia
Presiden Jerman Frank Walter-Steinmeier bersama Presiden Polandia, Andrzej Duda dan Presiden Israel, Isaac Herzog, dalam peringatan pemberontakan Ghetto Warsawa di PolandiaFoto: Kacper Pempel/REUTERS
Benda peninggalan korban Holocaust di Ghetto Warsawa
Benda peninggalan korban Holocaust di Ghetto WarsawaFoto: Wojtek Radwanski/AFP

Pakaian sobek, kepingan porselen atau kereta bayi berkarat - benda-benda yang ditumpuk di bekas rumah sakit anak di Warsawa itu adalah bukti sejarah punahnya kehidupan Yahudi di Polandia. Di sini, pengunjung bisa menyimak banalitas keseharian kaum Yahudi di Ghetto Warsawa, mulai dari perlengkapan ibadah atau perhiasan berharga.

Ghetto, atau pemukiman khusus Yahudi, didirikan oleh Nazi Jerman pada Bulan Oktober 1940. Ia adalah Ghetto terbesar bagi kaum Yahudi di Eropa. Hingga pertengahan 1942, sudah sebanyak 300.000 warga Yahudi tewas dibunuh di kamp konsentrasi Treblinka yang terletak tidak jauh dari Warsawa. Sekitar 50.000 tahanan masih bercokol di Ghettop Warsawa pada 1943 ketika dibubarkan oleh pemerintah Nazi Jerman.

Benda-benda peninggalan korban Holocaust itu kelak akan dipajang untuk publik umum. Saat ini, Museum Ghetto Warsawa sedang dibangun di bekas gedung rumah sakit dan akan dibuka mulai 2025.

Poland marks 80th anniversary of Warsaw Ghetto Uprising

Perlawanan tanpa senjata

Pada 19 April 1943, warga Yahudi Polandia akhirnya melancarkan perlawanan pertama, ketika mencegat konvoi pasukan Schutzsstaffel (SS) di Ghetto Warsawa yang ingin melaksanakan pembantaian. Mereka ikut dibantu para pejuang Polandia. Tapi meski cuma berjumlah seribuan orang tanpa senjata lengkap, warga Yahudi berhasil menghadang konvoi Nazi selama beberapa pekan.

Sebagian besar pemberontak Yahudi di Warsawa tewas dalam pertempuran atau dieksekusi mati. Pasukan Nazi membakari rumah-rumah warga dan mengirimkan pemukim terakhir ke kamp pembantaian Treblinka dan Maydanek. Pada 7 Mei, gerilayawan terakhir Yahudi memilih bunuh diri ketimbang dikirim ke kamar gas.

Aksi harakiri oleh gerilayawan Yahudi itu ditafsirkan sebagai "tindakan simbolik" oleh sejahrawan Albert Stankowski. Menurutnya, mereka terinspirasi pada peristiwa di tahun ke-72 Masehi, "ketika kaum Yahudi yang terkepung di Benteng Masada memutuskan untuk bunuh diri ketimbang menyerah kepada Romawi."

Pada 16 Mei 1943, pasukan SS di bawah Jürgen Stroop memerintahkan pembakaran sinagoga terbesar dan menulis surat kepada atasannya, bahwa Ghetto Warsawa telah dimusnahkan.

Punahnya kehidupan Yahudi di Polandia

Cuma segelintir orang yang selamat dari pembantaian di Warsawa. Dari sebanyak 3,5 juta penduduk Yahudi yang bermukim di Polandia sebelum Perang Dunia II, yang tersisa hanya beberapa ratus ribu. Nazi tercatat membunuh sekitar tiga juta warga Yahudi selama menduduki Polandia.

Setelah perang, sebagian besar penyintas mengungsi dari Polandia, antara lain karena tingginya angka kejahatan antisemitisme terhadap warga Yahudi. Bagi sebagian besar, Polandia hanya menjadi tempat melawat makam keluarga, bukan lagi kampung halaman.

Marek Edelman, pemimpin pemberontakan Yahudi, sebaliknya masih bertahan di Polandia setelah perang. Dia menjadi dokter, aktif menyuarakan hak asasi manusia dan giat beroposisi terhadap komunisme di tengah Perang Dingin. Selama hidupnya, dia berusaha mempertahankan ingatan terhadap Ghetto Warsawa dan pemberontakan kaum Yahudi di Polandia.

Namun begitu, aktivisme Edelman tidak selalu ditolelir oleh rejim Komunis di Polandia. Di Era Uni Sovyet, pemerintahan di negara-negara Eropa timur cendrung mencurigai gerakan kaum Yahudi dan menutup mata terhadap maraknya antisemitisme.

Ketika Kanselir Jerman Barat, Wily Brandt, mengunjungi Ghetto Warsawa pada 1970 dan bersimpuh di depan tugu peringatan Holocaust, media-media Polandia malah menjauh dan melewatkan peristiwa bersejarah tersebut.

rzn/hp