1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

May Day: Buruh Marah di Bangladesh Hingga Liburan di Cina

1 Mei 2013

Para buruh Bangladesh memperingati hari buruh dengan marah terkiat insiden runtuhnya pabrik yang menewaskan ratusan buruh. Demonstrasi May Day di Asia digelar dengan tuntutan kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.

https://p.dw.com/p/18Q1H
Foto: Getty Images

Di Eropa, di mana seruan untuk mengakhiri langkah penghematan di Zona Euro meningkat, dua serikat buruh utama Yunani menyerukan pemogokan umum yang diperkirakan bakal membuat pelayanan transportasi lumpuh.

Unjuk rasa diserukan di lebih dari 80 kota di Spanyol, di mana tingkat pengangguran pekan lalu melonjak melampaui 27 persen, untuk mendesak perubahan radikal dalam kebijakan ekonomi Uni Eropa. Sementara serikat buruh di Italia menggelar konser di pusat kota Roma.

Buruh Bangladesh marah

Kemarahan di Bangladesh terfokus pada bencana industri terburuk di negara itu, akibat runtuhnya pabrik tekstil pekan lalu yang menewaskan sekitar 400 pekerja. Para buruh yang marah memprotes dan menuntut pemilik pabrik agar ditangkap.

Meski ada seruan dari perdana menteri untuk “mendinginkan kepala”, ketegangan atas bencana itu menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mereda dan ada kecemasan bahwa aka nada lebih banyak kekerasan dan perusakan di berbagai pabrik tekstil.

Beberapa ribu pekerja memegang spanduk dan bendera merah meneriakkan “Gantung para pembunuh, Gantung Para Pemilik Pabrik!“ saat mereka turun ke jalanan di Dhaka yang menandai rangkaian demonstrasi nasional di Bangladesh.

Kamrul Anam, salah seorang pemimpin Liga Buruh Tekstil dan Garmen Bangladesh, mengatakan para pekerja marah atas “pembunuhan” kawan-kawan mereka dalam bencana 24 April silam di pinggiran ibukota Dhaka.

Tausende Arbeiter in Dhaka fordern Hinrichtung von Fabrikbesitzern
Buruh Bangladesh marah menuntut isu keselamatan kerja. Pekan lalu sebuah pabrik runtuh dan menewaskan sekitar 400 buruh.Foto: AFP/Getty Images

“Kami ingin hukuman seberat mungkin bagi mereka yang bertanggungjawab atas tragedy ini,” kata dia.

Polisi memperkirakan jumlah demonstran di Dhaka sekitar 10 ribu dan diperkirakan akan terus bertambah secara signifikan dalam peringatan May Day ini.

Para pekerja yang marah di Kamboja berbaris ke parlemen untuk mengirimkan sebuah petisi menuntut kenaikan upah minimum menjadi 150 dollar per bulan di pabrik-pabrik garmen, yang merupakan pemasok utama bagi perusahaan pakaian di barat.

May Day di Indonesia

Sekitar 55 ribu buruh berkumpul di Jakarta, kata polisi, dan menjadikan peringatan May Day kali ini sebagai yang terbesar selama beberapa tahun terakhir.

Protes atas kondisi kerja meningkat di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu seiring naiknya biaya hidup dan tuntutan pekerja yang menginginkan pembagian keuntungan yang lebih besar atas sukses ekonomi yang telah dicapai Indonesia.

Para aktivis buruh mengatakan bahwa jumlah demonstran ini merefleksikan kemarahan atas upah yang rendah, kurangnya keuntungan yang diterima buruh dan para pelaku usaha yang menolak memenuhi hak dasar bagi pekerja.

Para pemrotes berencana akan berjalan kaki menuju istana presiden, parlemen dan bandar udara internasional utama, di mana polisi anti huru-hara telah memblokir jalanan.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa mulai tahun depan, peringatan hari buruh akan menjadi hari libur nasional.

Buruh di Asia

Di Filipina, ribuan buruh menggelar unjuk rasa damai di sebagian besar ibukota Manila untuk menuntut upah yang lebih tinggi dan perbaikan kondisi kerja.

Sambil membawa spanduk dan meneriakkan slogan anti pemerintah di bawah terik matahari, para pekerja mengatakan bahwa meski ada pertumbuhan ekonomi yang kuat, namun masih banyak orang yang masih terperosok dalam kemiskinan.

Di Hong Kong, salah satu pusat kapitalisme Asia, serikat buruh mengatakan bahwa mereka mengharapkan sekitar 5 ribu buruh akan menggelar unjuk rasa mendukung pemogokan para buruh pelabuhan.

Bagaimanapun, di banyak tempat di Cina, masyarakat memanfaatkan May Day sebagai kesempatan untuk berlibur, sebagaimana yang dilakukan jutaan orang di Cina daratan, di mana hari buruh dunia dirayakan dengan tiga hari libur, dan di Jepang, di mana hari buruh diperingati sebagai rangkaian masa liburan The Golden Week.

ab/yf (rtr/ap/afp)