1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Selatan Jadi Tuan Rumah ‘KTT untuk Demokrasi‘

18 Maret 2024

Korea Selatan menjadi tuan rumah 'Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Demokrasi' yang membahas antara lain ancaman digital terhadap demokrasi. Agenda ini diikuti lebih 100 negara, termasuk Indonesia.

https://p.dw.com/p/4dqLU
Foto bersama peserta KTT untuk Demokrasi
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden, Menteri Luar Negeri Ekuador Maria Gabriela Sommerfeld, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, dan para pemimpin lainnya berpose bersama dalam KTT ketiga untuk Demokrasi, di Seoul, Korea Selatan, 18 Maret 2024Foto: Evelyn Hockstein/Reuters

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol akan bergabung dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan para petinggi negara asing lainnya pekan ini untuk menyerukan langkah-langkah melawan ancaman digital terhadap kebebasan, saat Seoul menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Demokrasi.

Ini merupakan acara ketiga yang diadakan sejak Presiden AS Joe Biden menyelenggarakan KTT tersebut pada tahun 2021 silam.

Ini merupakan pertemuan tingkat tinggi yang pertama kali menghadirkan lebih dari 100 negara untuk membantu menghentikan kemunduran demokrasi serta pengikisan hak dan kebebasan di seluruh dunia.

Sebelumnya KTT ini diadakan secara daring, lantaran adanya pembatasan ketat semasa Covid-19 merebak.

Apa tujuannya?

Agenda tahun ini akan fokus terhadap ancaman digital terhadap demokrasi, termasuk disinformasi, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan apa yang disebut "deep fakes".

"Berita bohong dan disinformasi berbasis kecerdasan buatan dan teknologi digital tidak hanya melanggar kebebasan pribadi dan hak asasi manusia, melainkan juga menjadi ancaman bagi sistem demokrasi,” kata Yoon Suk Yeol dalam upacara pembukaan KTT untuk Demokrasi.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Secara terpisah, Menlu AS Antony Blinken menyebut Washington telah mengeluarkan panduan pertama dalam lingkup ini bagi perusahaan teknologi supaya dapat membantu mencegah serangan terhadap para pembela hak asasi manusia secara daring.

"Ketika rezim otoriter dan represif menggunakan teknologi untuk merusak demokrasi dan hak asasi manusia, kita perlu memastikan bahwa teknologi menopang dan mendukung nilai-nilai serta norma-norma demokrasi,” kata Antony Blinken dalam KTT tersebut.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken saat jadi pembicara di KTT untuk Demokrasi di Seoul, Korea Selatan, Senin (18/03)Foto: Evelyn Hockstein/Reuters

Kemudian Blinken menyebut bahwa tahun 2024 merupakan "tahun pemilihan umum yang luar biasa" untuk menyoroti risiko disinformasi dan kebohongan di dunia maya. Dia juga mengulangi tuduhan Washington bahwa Rusia dan Cina berada di balik kampanye global yang bertujuan untuk memanipulasi informasi.

Sementara itu, pihak tuan rumah, Korea Selatan, juga menyatakan bahwa mereka berencana untuk menggunakan acara tersebut untuk mencari cara agar dapat mendorong partisipasi kaum muda dalam demokrasi.

Siapa saja yang hadir?

KTT yang berlangsung di Seoul ini dihadiri oleh pejabat senior, termasuk Antony Blinken, Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden, para Menteri luar negeri Ekuador, Gambia, Indonesia, Guyana, Mauritius, serta sejumlah pemimpin setingkat menteri lainnya.

Sesi pleno pada Rabu (20/03) mendatang sebagian besar akan dilakukan secara daring, dan akan dihadiri oleh Presiden Joe Biden, di antara pemimpin dunia lainnya.

Pemimpin Oposisi Korea Selatan Ditikam di Leher

Biden sempat membuat Cina murka saat mengajak Taiwan untuk ikut pada pertemuan perdana KTT ini. Masalah ini menimbulkan kontroversi lebih lanjut pada tahun itu, ketika pihak penyelenggara AS memotong bagian video seorang menteri Taiwan selama KTT tersebut, setelah sebuah peta dalam presentasinya memperlihatkan Taiwan berbeda warna dengan Cina, yang mengklaim pulai Taiwan merupakan bagian dari wilayah Beijing.

Selamat bertahun-tahun, KTT ini juga telah mendapat kritik keras dari para aktivis hak asasi manusia yang mempertanyakan apakah acara virtual dapat mendorong para pemimpin dunia yang diundang, yang beberapa di antaranya dituduh memiliki kecenderungan otoriter, untuk mengambil tindakan penting.

Kepada Reuters, seorang pejabat senior AS yang terlibat dalam perencanaan KTT pertama mengatakan pada saat itu, semua undangan dikirim ke masing-masing negara dengan pengalaman demokrasi yang berbeda dari semua wilayah di dunia.

"Ini bukan untuk mengesahkan, ‘Anda adalah negara demokrasi, Anda bukan negara demokrasi,'" kata pejabat tersebut.

Saat KTT dibuka pada Senin (18/03), pemerintahan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol membantah tuduhan bahwa mereka telah memobilisasi badan-badan pemerintah untuk memaksa media melakukan peliputan yang lebih menguntungkan.

Beberapa jam menjelang KTT digelar, Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendeknya ke laut untuk pertama kalinya dalam dua bulan, memamerkan kekuatan terbarunya.

Konferensi ini juga dimulai tepat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilihan presiden di Rusia pada hari Minggu (17/03).

mh/hp (Reuters)