1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Internasional Tentang Kredit Mikro di Bali

Muliarta29 Juli 2008

Di Bali digelar konferensi internasional tentang Kredit Mikro. Acara itu dihadiri tokoh gerakan kredit mikro Asia Muhammad Yunus yang menerima hadiah nobel perdamaian untuk kerja kerasnya.

https://p.dw.com/p/Elmy
Muhammad Yunus, penerima hadiah Nobel dan tokoh gerakan mikro AsiaFoto: AP

Sekitar 700 delegasi dari 60 negara dan lembaga internasional hadir pada pembukaan Pertemuan Kredit Mikro kawasan Asia-Pasifik di Nusa Dua Bali, hari Senin (28/09). Pertemuan tersebut adalah rangkaian kampanye internasional untuk penggalakkan kredit mikro. Tema yang akan dibahas antara lain bagaimana membangun jaringan lembaga keuangan yang lebih mandiri, pemberdayaan perempuan dan pemerataan kredit mikro.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya menyatakan, penyaluran kredit mikro memainkan peranan penting dalam memerangi kemiskinan. Kredit mikro juga termasuk instrumen penting dalam mengatasi kesenjangan pembangunan. Presiden Yudhoyono menyebutkan, Indonesia tahun ini menargetkan pengucuran kredit usaha rakyat (KUR) sampai 14 trilyun Rupiah. Yudhoyono mengakui, Indonesia dengan 50.000 lembaga keuangan belum mampu mewujudkan pemerataan pemberian kredit mikro pada masyarakat. Sekitar 40 juta masyarakat Indonesia mengalami kesulitan mengakses kredit mikro. Kondisi ini terjadi antara lain akibat kurangnya modal lembaga penyalur kredit.

"Banyak lembaga kredit mikro kekurangan modal dan belum memiliki teknik penyaluran yang baik. Mereka hanya menyediakan pelayanan yang sangat dasar. Lalu kebanyakan kelompok penerima kredit mikro bubar setelah dana dicairkan, sehingga lembaga peminjam tidak punya modal lagi”, demikian ungkap Presiden RI.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Budiono menyampaikan, BI sedang mempertimbangkan skema baru bagi penyaluran kredit pada usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM. Skema baru ini akan disalurkan juga melalui bank perkreditan rakyat dan lembaga keungan non pemerintah. Menurut Budiono, BI akan memberikan keringanan suku bunga melalui sistem subsidi.

“Itu bisa dilakukan dengan mekanisme subsidi, seperti kredit usaha rakyat kita buka untuk itu. Tidak ada masalah kalau ada keinginan kita untuk melakukan. Tidak perlu mengubah target suku bunga makro.”

Pemenang Nobel Perdamaian asal Bangladesh, Prof. Muhammad Yunus dalam sambutannya menyampaikan, penyaluran kredit mikro merupakan jawaban atas upaya pemberantasan kemiskinan di Asia.

“Asia dikenal sebagai pusat kemiskinan, hanya dengan menggabungkan beberapa negara di kawasan ini menjadi 60-65 persen total penduduk miskin di dunia. Kami ingin membalikkan keadaan ini.”

Menurut Prof. Muhammad Yunus, Indonesia termasuk negara yang berhasil menurunkan kemiskinan melalui penyaluran kredit mikro. Konferensi internasional tentang mikro kredit untuk kawasan Asia Pasifik akan berlangsung sampai hari Rabu (30/09).