1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kisah Serda Aprilia Manganang yang Alami Hipospadia

Detik News
10 Maret 2021

Bukan transgender dan interseks, tapi Serda Aprilia Manganang lahir sebagai laki-laki dengan kelainan hipospadia, kata KSAD Jenderal Andika Perkasa. TNI AD bantu operasi korektif dari Manganang sebanyak dua kali.

https://p.dw.com/p/3qQ0h
Aprilia Manganang saat bertanding di Asian Women's Club Volleyball 2019 di Kota Tianjin, Cina Utara, 1 Mei 2019.
Aprilia Manganang saat bertanding di Asian Women's Club Volleyball 2019 di Kota Tianjin, Cina Utara, 1 Mei 2019. Foto: Li Ran/Photoshot/picture alliance

Sikap terbuka ditunjukkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa terkait kondisi prajuritnya yakni Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang. Secara medis, Aprilia Manganang terbukti lahir sebagai seorang pria dengan kelainan hipospadia. Bagaimana kisah Aprilia Manganang bisa menjadi anggota TNI AD?

Jenderal Andika menyebut Aprilia Manganang bukan seorang transgender dan interseks. Andika menegaskan Serda Aprilia Manganang lahir sebagai laki-laki dengan kelainan hipospadia.

"Sersan Manganang ini bukan transgender, bukan juga interseks. Tidak masuk dalam kategori itu semua. Saya tahu definisinya dan tim dokter pun tahu semua definisinya. Karena memang kelainan yang dialami adalah hipospadia. Jadi selalu kembalikan ke situ," kata Jenderal Andika di Mabes AD, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

TNI AD membantu Aprilia Manganang yang memiliki kelainan hipospadia dengan corrective surgery atau operasi korektif sebanyak dua kali. Aprilia Manganang menjalani operasi media tahap pertama dan masih masa pemulihan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

"Operasi ini yang saya katakan tadi adalah corrective surgery itu istilahnya atau operasi korektif. Jadi tidak ada pergantian kelamin yang bukan administrasi tadi. Kalau tadi yang akan kita urus ke Pengadilan Negeri Tondano tadi kan administrasi kependudukannya. Tetapi Manganang adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria. Itulah penegasan saya," tegasnya.

Jenderal Andika mengatakan Aprilia Manganang akan tetap menjadi prajurit TNI AD dan masuk bintara di komunitas ajudan jenderal usai menjalani operasi medis. TNI AD akan membantu seluruh proses administrasi yang dibutuhkan Manganang.

"Bagaimana selanjutnya? Selanjutnya Manganang begitu masuk jajaran TNI AD dia menjadi bintara di komunitas ajudan jenderal. Saya akan dengan kondisi ini, maka saya dengan staf akan melakukan evaluasi untuk memberikan tugas yang lebih pas. Kemungkinan besar kita akan tempatnya di perbekalan dan angkutan atau kesehatan tergantung passion-nya Manganang lebih besar di mana," ungkap Andika.

Rekrutmen Aprilia Manganang ke TNI hingga hasil tes buktikan pria

Jenderal Andika Perkasa kemudian menceritakan awal bergabungnya Serda Aprilia Manganang menjadi prajurit TNI AD. Andika merasa ikut bertanggung jawab atas peristiwa yang dialami Manganang.

Aprilia Manganang direkrut sebagai anggota TNI AD lewat rekrutmen khusus bintara yang berprestasi pada 2016. Jenderal Andika mengatakan pemeriksaan medis saat itu memang tidak lengkap.

"Berdasarkan pemeriksaan medis memang sejak dilahirkan Lanang adalah laki-laki, tapi kan tahunya setelah kemarin tanggal 3 Februari. Pemeriksaan kesehatan memang saat itu 2016 ada program khusus AD merekrut mereka-mereka yang punya prestasi, dan AD waktu itu memutuskan menerima. Lagi-lagi saat itu pemeriksaan memang tidak dilakukan selengkap yang kami gelar minggu lalu. Itulah jawaban saya. Oleh karena itu, saya sebagai pimpinan AD saat ini merasa bertanggung jawab untuk membantu dia mendapatkan apa yang seharusnya ditakdirkan pada saat dia dilahirkan," kata Andika.

Jenderal Andika Perkasa - Kepala Staf TNI AD
Jenderal Andika menyebut Aprilia Manganang bukan seorang trangender dan interseks, tapi lahir sebagai laki-laki dengan kelainan hipospadia.Foto: Rusman/Biro Pers Setpres

Serda Aprilia Manganang awal karirnya ditempatkan di Bandung pada 2016 dan seterusnya sejak 2018 bertugas di Kodam Manado. Jenderal Andika menceritakan bahwa Aprilia Manganang merupakan sosok prajurit yang cukup disiplin.

"Sejak dia lulus 2016 dia ditempatkan di Dinas Jasmani di Bandung, tapi mulai 2018 sampai sekarang dia ditempatkan di Kodam Manado. Dia adalah prajurit yang punya disiplin karena selama dinas sama sekali tidak ada pelanggaran, orangnya sangat nurut dan saya yakin itu adalah satu attitude ya, kalau kita lihat dia sebelum bergabung TNI ada dia punya prestasi juga menunjukkan orang yang punya komitmen, disiplin, dan selama dinas selalu masuk dinas sesuai jam dan tidak ada perintah yang diberikan kepada dia yang tidak dilakukan," ungkapnya.

Jenderal Andika kemudian menceritakan bahwa Aprilia Manganang hanya tak punya kemampuan melawan kondisinya terdahulu. Aprilia Manganang kemudian dipanggil Andika ke Jakarta untuk melakukan pengecekan untuk membantunya dalam mengatasi masalah yang hadapi.

"Saya panggil kemudian saya intinya ingin membantu apa yang bisa kami bantu. Sersan Manganang diklaim sebagai wanita punya akta kelahiran wanita, tapi penampilan fisiknya tidak seperti wanita lainnya. Saya berkonsultasi menawarkan apa yang kami bisa bantu untuk dia," ungkap Andika.

"Akhirnya Sersan Manganang rupanya menyambut dengan sangat excited. Rupanya inilah yang ditunggu-tunggu. Kami hadirkan tim RSPAD lengkap kemudian kita lakukan pemeriksaan lengkap dengan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan yang kami punya," tambahnya.

Dari hasil pemeriksaan medis, Sersan Aprilia Manganang dinyatakan memiliki organ kelamin pria. Hormon Aprilia Manganang pun seorang pria, sehingga disimpulkan kelainan hipospadia dialami prajurit itu.

"Dari hasil pemeriksaan itu ternyata bahwa dilihat dari pemeriksaan urinologi bahwa Sersan Manganan lebih memiliki organ jenis kelamin laki-laki. Bahkan tidak ada organ-organ internal jenis kelamin wanita. Pemeriksaan hormonal juga begitu, hormonalnya normal, testosteron diukur secara faktual dan ilmiahnya, Sersan Manganang punya hormon normal laki-laki," jelas Andika.

Aprilia Manganang kerap jadi objek perundungan

Jenderal Andika mengungkapkan bahwa Aprilia Manganang tak hanya mengalami masalah secara medis. Secara sosial, Serda Aprilia Manganang, kerap menjadi objek perundungan atau bullying.

"Excited-nya, ini pengakuan Manganang dia sering lah jadi objek bully-an, tadi yang saya bilang, mungkin dari dia kecil sampai SMA, SMA pun mungkin sampai sekarang pun ada yang enggak punya rem, apa yang dilihat langsung ditanyakan sehingga itu yang membuat Sersan Manganang cenderung menjauh. Tidak seperti kita yang normal bergaul segala macam tapi dia lebih membatasi," kata Jenderal Andika.

Andika menilai sikap tersebut membuat Aprilia Manganang menjadi membatasi diri. Andika pun berkomitmen ingin mengakhiri masalah yang dialami Aprilia Manganang dengan membantu secara medis.

"Oleh karena itu kami ingin mengakhiri itu semua dan membantu supaya dia tidak lagi. Tapi juga tidak ingin merekayasa makanya kita gunakan mekanisme scientific dengan menggunakan peralatan medis yang kita punya, maksudnya RSPAD tidak terlalu ketinggalan lah cukup bagus fasilitas kesehatan kami, dari situ kami berangkat dan setelah kami temukan, kita jelaskan, begitu lepas karena itu tadi sekian lama 20 tahun," jelasnya.

Andika turut memastikan segala urusan administrasi akan dibantu dan perubahan nama Aprilia Manganang akan diproses lewat pengadilan. Selain perubahan nama, status jenih kelamin juga akan disesuaikan.

"Direktur Hukum AD Brigjen Tetty sudah menyiapkan seluruh dokumen-dokumen untuk membantu Sersan Manganang untuk mendapatkan apa yang diinginkan yaitu kita penuhi syarat-syarat yang ada pada UU 23/2006 tentang administrasi kependudukan dan kita akan ikuti prosedur itu sehingga kita berharap Pengadilan Negeri Tondano akan memberikan dan menetapkan perubahan nama dari nama sebelumnya kepada nama yang akan dipilih Sersan Manganang dan orang tuanya dan juga perubahan status jenis kelamin sesuai pasal 56 dari UU 23 itu," tambahnya.

Ucapan syukur Aprilia Manganang

Jenderal Andika Perkasa meminta Serda Aprilia Manganang bercerita mengenai kondisinya. Aprilia Manganang yang tampil secara virtual mengaku sangat bahagia atas bantuan yang diberikan TNI AD.

"Ini momen yang sangat saya tunggu Bapak. Saya bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini dan saya sangat bersyukur Tuhan pakai Bapak dan Ibu untuk mempertemukan saya," kata Manganang secara virtual di Mabes AD.

Manganang mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantunya. Bantuan ini, sebutnya, merupakan keinginannya sejak dulu yang akhirnya tercapai.

"Saya berterima kasih ke dokter yang sudah membantu saya. Saya sangat bahagia selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini bisa tercapai. Izin terima kasih, Bapak," tutupnya. (Ed: gtp/pkp)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Kisah Serda Aprilia Manganang, Alami Hipospadia hingga Terbukti Pria