1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialPakistan

Keluarga Narapidana di Pakistan Kejauhan Jenguk ke Penjara

Jamila Achakzai
18 Juli 2023

Banyak keluarga tahanan di Pakistan kesulitan membiayai perjalanan jauh yang diperlukan untuk menjenguk orang yang mereka cintai di penjara.

https://p.dw.com/p/4U0B1
Petugas berjaga di penjara Pakistan
Penjara di PakistanFoto: Muhammad Hasib/AP Photo/picture alliance

Gul Shireen, perempuan berusia di penghujung 60-an, melakukan perjalanan sekitar 260 kilometer dari desanya di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa ke Kota Rawalpindi untuk melihat putranya yang dipenjara. Anaknya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan.  Pihak berwenang telah memenjarakan putranya di penjara pusat kota.

"Kami sering berbicara melalui telepon (penjara). Namun sebagai seorang ibu, saya ingin bertemu dengannya secara langsung untuk meyakinkan diri saya sendiri bahwa dia baik-baik saja. Itulah mengapa saya datang ke penjara setiap bulan setelah melakukan perjalanan jauh," katanya kepada DW. Di Pakistan, kasus mereka bukanlah kasus satu-satunya.

Putra Shireen adalah salah satu dari 945 orang yang berasal dari dari Khyber Pakhtunkhwa yang dipenjara di Lembaga Permasyarakatan Rawalpindi, demikian menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Pakistan (NCHR).

Keluarga berjuang untuk membiayai perjalanan jauh

Sebagian besar dari para tahanan ini dihukum karena melakukan kejahatan di Punjab. Mereka ditempatkan di penjara negara bagian, yang jauh dari provinsi asal mereka.

Namun, banyak dari keluarga mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu. Mereka mengeluhkan kesulitan untuk membiayai perjalanan panjang yang diperlukan dalam mengunjungi para narapidana. Mereka berpendapat bahwa para tahanan seharusnya ditahan di negara bagian asal mereka.

Adik laki-laki dari Mukhtar Shah, seorang penduduk Kota Kohat barat laut, saat ini sedang menjalani hukuman penjara.

"Tidak dapat disangkal bahwa adik laki-laki saya telah melakukan kejahatan dan harus dihukum, tetapi mengapa kami (keluarga) harus menderita?" kata Shah.

"Kami terlalu miskin untuk meninggalkan pekerjaan dan membayar ongkos bus yang mahal untuk mengunjunginya di penjara," tambahnya. Shah telah memohon kepada pihak berwenang untuk memindahkan saudaranya ke penjara yang lebih dekat dengan rumah keluarga mereka.

Penjara Pakistan terkenal penuh sesak

Penjara-penjara di negara Asia Selatan ini juga sering kali penuh sesak. Penjara pusat di Rawalpindi, misalnya, memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 2.200 narapidana, tetapi saat ini menampung lebih dari 6.000 narapidana, kata NCHR.

"Masalah utama yang kami lihat adalah tingkat kepadatan di penjara, akibatnya, tidak semua narapidana ditempatkan di penjara di provinsi asal mereka," kata Maheen Paracha, juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan.

"Di mana pun hal ini terjadi, hal ini berdampak pada keluarga-keluarga miskin secara tidak proporsional karena mereka tidak memiliki dana untuk melakukan perjalanan jauh untuk bertemu dengan kerabat yang dipenjara," katanya.

Human Rights Watch juga merilis sebuah laporan pada bulan Maret, yang mengecam kepadatan di penjara-penjara di negara ini.

"Penjara-penjara Pakistan terkenal penuh sesak, dengan sel yang dirancang untuk maksimal tiga orang, tetapi diisi hingga 15 orang," kata laporan itu.

 "Penyebab utama dari penuh sesaknya penjara ini adalah sistem peradilan pidana yang tidak berfungsi dengan baik," HRW menambahkan dalam laporan tersebut.

'Kontak dengan dunia luar, terutama keluarga, adalah hak mereka'

Mian Farooq Nazir, seorang pejabat senior kepolisian di Punjab, baru-baru ini meluncurkan sebuah inisiatif yang memungkinkan para tahanan untuk melakukan panggilan video ke keluarga mereka.

Inisiatif ini saat ini tersedia di penjara-penjara utama di kota Rawalpindi dan Lahore. Safdar Chaudhry, seorang pengacara, mengatakan bahwa ada rencana untuk memperluasnya ke penjara-penjara lain di Punjab.

Rabiya Javeri Agha, yang mengepalai Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa ia telah mengangkat masalah tahanan yang dipenjara di provinsi lain di luar negara bagian asalnya dengan pemerintah Pakistan, tetapi sejauh ini belum ada tindakan yang diambil.

"Meskipun tidak ada aturan yang tegas untuk menahan para tahanan di provinsi mereka, kontak dengan dunia luar, terutama keluarga, adalah hak mereka sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional," katanya. "Jadi, mereka semua harus dipindahkan ke penjara yang terdekat dengan rumah mereka untuk memfasilitasi kunjungan keluarga," pungkasnya.

(ap/hp)