1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

MASYARAKAT

Suzanne Cords13 Februari 2014

Lebih dari dua juta orang studi di Jerman. Selain membutuhkan tempat studi, mahasiswa juga membutuhkan tempat tinggal dengan ongkos sewa yang terjangkau dan dekat kampus.

https://p.dw.com/p/16XZl
Foto: picture-alliance/dpa

Satu wastafel, lemari, tempat tidur dan meja belajar yang besar. Lebih banyak mebel lagi tidak mungkin muat di dalam kamar sekecil itu. Mahasiswi Serbia Tijana Milunovic tinggal di sebuah kamar kecil seluas hanya sebelas meter persegi. Lewat Serikat Mahasiswa di Köln ia memperoleh kamar di asrama ini. „Waktu saya pertama kali masuk kamar ini, saya terkejut sekali“, mahasiswi berusia 25 tahun itu mengingat. Namun perempuan cekatan ini tidak berkecil hati. Ia membeli alat pembersih untuk membersihkan tempat tinggal barunya.

Gaya Barak Militer Sudah Tidak Zaman Lagi

Mahasiswi muda asal Serbia itu kurang beruntung. Ia mendapat kamar di sebuah asrama mahasiswa yang bergaya barak militer. Di sisi kiri dan kanan koridor panjang berderet kamar-kamar. Kamar mandi bersama berada di koridor. Asrama sepert ini kuno dan sudah jarang. Zaman sekarang konsep bangunan asrama mahasiswa berbeda. Tempat tinggal mahasiswa lebih nyaman dan biasanya tiga sampai empat orang tinggal bersama di satu apartemen. Setiap orang memiliki kamar sendiri-sendiri.

Tinggal sendiri di kamar tunggal di sebuah asrama mulai jarang, demikian juru bicara Serikat Mahasiswa Köln Cornelia Gerecke. "Kami menyewakan apartemen lengkap dengan dapur, kamar mandi dan balkon". Kamar mahasiswa yang baru harus berukuran minimal 17 meter persegi. „Ini ditetapkan oleh pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW)“, jelas Gerecke. Karena fluktuasinya cukup tinggi asrama mahasiswa diperbaiki secara rutin. Harga sewa kamar rata-rata 230 Euro. Tidak ada tempat tinggal semurah itu di pasar perumahan.

Sebaiknya Dekat Kampus dan Tempat Nongkrong

Sekitar 90 unit tempat tinggal mahasiswa terdapat di Köln. Ini termasuk sedikit mengingat jumlah mahasiswa yang kuliah di Köln mencapai 64.000 orang. Hanya 7,2 persen mahasiswa yang beruntung dan mendapat kamar di kota yang terkenal karena katedral gotiknya. Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di NRW, Köln tertinggal dalam hal penyediaan tempat tinggal bagi mahasiswa. „Tentu kami juga ingin memiliki asrama mahasiswa lebih banyak“, tegas Cornelia Gerecke, "tetapi di tengah kota Köln kami tidak ada tanah lagi. Tanpa tanah tidak dapat membangun asrama mahasiswa baru.“ Berdasarkan pengalaman Cornelia Gerecke, lokasi di pinggiran kota kurang menarik. Mahasiswa cenderung memilih asrama dekat kampus atau tempat bersantai.

Bagi yang berminat mendapat tempat tinggal di asrama sebaiknya mulai mengurusinya lewat online sedini mungkin, demikian Cornelia Gerecke menyarankan.

Kekurangan tempat tinggal mahasiswa akut seperti di akhir 80an dan awal 90an, sampai mahasiswa terpaksa tinggal di kontainer, belum terjadi sekarang ini. Tetapi, kota universitas seperti München, Hamburg atau Köln juga tidak dapat menjamin tempat tinggal untuk setiap mahasiswa. Karena, jumlah mahasiswa semakin meningkat. Terutama pada semester musim dingin 2012/13 banyak mahasiswa baru, disebabkan negara bagian Niedersachsen dan Bayern mengurangi satu tahun ajaran di sekolah tingkat menengah atas. Sehingga tahun 2012 ada dua angkatan lulusan sekolah menengah atas ditambah wajib militer dihapus sejak musim panas tahun ini juga. Kebutuhan akan tempat tinggal untuk mahasiswa sangat besar dan hal ini dirasakan oleh Serikat Mahasiswa Köln.

Antrian Panjang di Infopoint

Infopoint Serikat Mahasiswa Köln yang membagikan tempat tinggal di asrama mahasiswa. Menjelang semesteran suasannya ramai sekali. „Tinggal di apartemen bersama, apakah privat atau di asrama, menurut saya adalah yang terbaik selama menjadi mahasiswa“, demikian mahasiswa teknik asal Iran, Assad, yang mengantri di infopoint. Mahasiswa berusia 24 tahun itu beruntung, karena minggu depan ia pindah ke apartemen bersama di asrama mahasiswa Otto-Fischer-Straße. Mahasiswa lain Johannes juga mencari tempat tinggal mulai untuk Oktober ini. Ia frustrasi meninggalkan kantor Serikat Mahasiswa. „Saya tidak mendapat kamar di asrama“, jelasnya. „Ternyata harus dimasukkan ke dalam daftar tunggu dulu“.

Bagi mahasiswa baru dari luar negeri Serikat Mahasiswa menyediakan pelayanan khusus. Ada pegawai yang khusus mengurusi kebutuhan mahasiswa asing yang mendesak. Di luar itu, ada program yang membantu mahasiswa dalam integrasi misalnya dengan mendapat bimbingan dari seorang mentor asrama. "37 persen penghuni asrama adalah mahasiswa asing“, papar juru bicara Cornelia Gerecke. „Tetapi, kami selalu mencoba agar di asrama jumlah mahasiswa asing dan Jerman seimbang.“