1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaKanada

Kanada: Asap Karhutla Quebec Cemari Udara Amerika Serikat

8 Juni 2023

Provinsi yang berbahasa Perancis ini menjadi titik kebakaran hutan terbaru di Kanada. Kabut asapnya telah menyebar hingga ke New York dan secara langsung menghalangi jarak pandang serta memicu peringatan kualitas udara.

https://p.dw.com/p/4SKDW
Asap dari kebakaran hutan Kanada di New York, Amerika Serikat
Kebakaran hutan di Kanada menyelimuti Kota New York dengan kabut asapFoto: picture alliance/NDZ/STAR MAX/IPz

Quebec telah dilanda sekitar 160 kebakaran hutan, menjadikannya titik api terbaru di Kanada. Kebakaran hutan ludes melahap lahan di berbagai lokasi selama berminggu-minggu.

Sekitar 110 kasus dari kebakaran hutan itu merupakan kobaran yang tak terkendali, sehingga proses evakuasi masih terus berlangsung di kota terbesar wilayah Quebec utara.

Wilayah barat Abitibi-Temiscamingue, yakni sekitar 650 kilometer di sebelah utara Montreal, juga mengalami dampak terparahnya.

Menteri Keamanan Publik Quebec Francois Bonnardel mengatakan bahwa situasi kali ini "belum pernah terjadi sebelumnya" di provinsi tersebut. Sebagian besar kasus kebakaran dipicu oleh kecerobohan manusia, tambahnya.

Bonnardel mencatat bahwa tidak seperti di wilayah Kanada bagian barat, Quebec secara historis tidak begitu rentan terhadap kebakaran hutan berskala besar seperti ini, "tetapi saat ini semuanya telah terbakar."

Asap dari kebakaran hutan Kanada di New York, Amerika Serikat
Kebakaran hutan di Quebec telah berdampak pada kualitas udara Kota New YorkFoto: picture alliance/NDZ/STAR MAX/IPx

Kabut asap selimuti kota-kota di AS

Asap dari kebakaran hutan di Kanada itu menyebar ratusan kilometer jauhnya, hingga ke Kota New York dan New England, Amerika Serikat (AS). "Big Apple”, julukan bagi kota New York itu misalnya, telah diselimuti kabut asap.

Banyak warga kota New York yang mengeluhkan rekor jarak pandang terburuk dan masalah kesehatan, salah satunya iritasi pada mata.

"Baunya seperti orang yang sedang barbekyu," kata Nicha Suaittiyanon, seorang turis berusia 30 tahun dari Thailand, yang mengeluhkan matanya berair dan gatal.

Seorang pengacara berusia 43 tahun, Hugh Hill, juga mengatakan bahwa tenggorokannya terasa sakit akibat kabut asap.

Sebuah pemantau kualitas udara, AirNow, menyebutkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di New York kini mencapai level berbahaya, yakni 413 pada pukul 05.00 sore waktu setempat, pada skala hingga skor 500. Ilmuwan NASA Ryan Stauffer mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa rekor saat ini memecahkan rekor New York sebelumnya pada 21 tahun yang lalu.

Dampak lainnya, kota-kota di sepanjang pantai timur AS juga telah mengeluarkan peringatan kualitas udara terburuk.

Anak-anak Muda Indonesia Tuntut Aksi Nyata

Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengumumkan perlambatan dan bahkan pemberhentian beberapa jadwal penerbangan di New York, karena berkurangnya jarak pandang yang terselimuti kabut asap.

FAA menambahkan bahwa penerbangan dari wilayah Midwest dan Pantai Timur yang menuju bandara LaGuardia di New York telah dihentikan sementara. Sedangkan penerbangan ke Bandara Internasional Newark Liberty diperlambat.

Beberapa sekolah di New York juga telah menangguhkan semua kegiatan di luar ruangan.

Situasi ini juga memaksa penundaan jadwal pertandingan olahraga di Liga Bisbol Utama, NBA Perempuan, dan Liga Sepak Bola Perempuan Nasional. Di dunia musik, penyelenggara malam pembukaan serial konser di Brooklyn telah dibatalkan.

Gedung Putih menyebut kabut asap ini sebagai "salah satu peringatan yang mengkhawatirkan tentang bagaimana krisis iklim dapat mengganggu kehidupan kita," pada hari Rabu (07/06).

Kondisi terkini kebakaran hutan di Quebec

Pihak berwenang telah memerintahkan sekitar 7.500 warga di wilayah terpencil Quebec, Chibougamau, untuk mengungsi.

Perdana Menteri (PM) Quebec Francois Legault mengatakan bahwa pihak berwenang telah memantau situasi "setiap jam." Dia menambahkan bahwa situasi di beberapa bagian provinsi masih "mengkhawatirkan", terutama di wilayah Abitibi-Témiscamingue.

Di kota Sept-Iles bagian utara, sekitar 4.400 warga yang sebelumnya dievakuasi telah diizinkan kembali ke rumah, setelah curah hujan turut membantu memadamkan api.

"Kami sangat senang melihat hujan," kata Legault dalam sebuah konferensi pers di Sept-Iles. Sayangnya, lebih jauh ke bagian utara, masih ada "kebakaran besar yang akan memakan waktu berminggu-minggu untuk memadamkan itu sepenuhnya, jadi kita harus tetap waspada," tambahnya.

Kebakaran Hutan Kanada di Nova Scotia
Quebec telah meminta bantuan internasional, karena petugas pemadam kebakaran di provinsi lain sedang berjuang melawan kebakaran hutan setempatFoto: Communications Nova Scotia via REUTERS

Kanada mencari bantuan dari luar negeri

Kanada juga mengintensifkan seruan untuk mendapatkan bantuan internasional, karena lebih dari 480 petugas pemadam kebakaran hutan Kanada tengah berjuang untuk melawan kebakaran lahan. Quebec saat ini hanya mampu memadamkan sekitar 30 titik api dari sekitar 160 titik api yang ada, kata Legault.

"Ketika saya berbicara dengan para perdana menteri di provinsi-provinsi lain, mereka sangat kewalahan," kata Legault. Sekitar 413 titik api dilaporkan tengah membara di seluruh negeri sejak Senin (05/06) pagi.

Hampir 1.000 petugas pemadam kebakaran telah tiba dari Australia, Meksiko, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Sementara sekitar 200 petugas lainnya dari Prancis dan tambahan dari AS juga diperkirakan akan tiba dalam waktu dekat untuk membantu pihak berwenang Kanada.

Sementara itu, PM Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden melalui telepon pada hari Rabu (07/06) untuk mengucapkan rasa terima kasihnya atas "dukungan krusial" untuk mengatasi kebakaran ini.

"Kami melihat, semakin banyaknya kebakaran akibat perubahan iklim. Kebakaran ini memengaruhi rutinitas sehari-hari, kehidupan dan mata pencaharian, serta kualitas udara kita," tulis Trudeau di akun Twitternya.

Kanada Barat telah berulang kali dilanda peristiwa cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir, termasuk banjir, tanah longsor, kebakaran hutan besar yang meluluhlantakkan seluruh kota, hingga rekor suhu musim panas terpanas yang merenggut lebih dari 500 nyawa pada tahun 2021 silam.

Sebelumnya pada bulan Mei, kebakaran hutan di Alberta juga berhasil melahap hampir satu juta hektar hutan dan padang rumput, dan menyebabkan 30.000 orang kehilangan tempat tinggal. Namun, kebakaran hutan di bagian timur Kanada justru menyebabkan lebih banyak kekhawatiran, di mana kebakaran hutan belum pernah terjadi sebelumnya, baik di wilayah seperti Halifax dan Nova Scotia, yang mengharuskan ribuan warganya wajib dievakuasi.

kp/ha (AFP, AP)