1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Junta Militer Myanmar Eksekusi Empat Aktivis Demokrasi

25 Juli 2022

Ini adalah eksekusi pertama di Myanmar sejak tahun 1980-an. Diantara keempat orang yang dituduh melakukan aksi teror adalah aktivis demokrasi Kyaw Min Yu dan mantan anggota parlemen NLD Phyo Zeya Thaw.

https://p.dw.com/p/4EaJx
Foto Phyo Zeya Thaw, mantan anggota parlemen dari Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar
Phyo Zeya Thaw termasuk di antara keempat orang yang dieksekusiFoto: AP Photo/picture alliance

Hari ini (25/07), otoritas militer Myanmar telah mengeksekusi empat aktivis demokrasi, dilansir dari laporan resmi media pemerintah Myanmar.

Para aktivis tersebut dituduh memimpin "aksi teror brutal dan tidak manusiawi," tulis surat kabar Global New Light of Myanmar. Eksekusi yudisial hari ini (25/07) merupakan yang pertama setelah eksekusi terakihr pada 1980-an di negara tersebut.

Siapa orang-orang yang dieksekusi junta?

Dari keempat orang yang dieksekusi, termasuk diantaranya aktivis demokrasi Kyaw Min Yu dan mantan anggota parlemen serta artis hip-hop Phyo Zeya Thaw, tulis surat kabar tersebut.

Thaw merupakan anggota parlemen dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi. Sementara dua orang lainnya yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw.

Surat kabar Global New Light juga melaporkan bahwa keempatnya telah didakwa di bawah undang-undang anti-terorisme dan hukum pidana. Menurut media tersebut, eksekusi dilakukan di bawah prosedur hukuman penjara.

Sebuah 'upaya keji untuk menanamkan rasa takut'

Keempatnya dijatuhi hukuman mati pada Januari lalu dalam sebuah persidangan tertutup. Mereka dituduh membantu kelompok sipil untuk memerangi tentara yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.

Dua pakar PBB menyebutkan bahwa eksekusi yang direncanakan itu adalah "upaya keji untuk menanamkan rasa takut" bagi orang-orang.

Pihak berwenang Myanmar telah terlibat dalam aksi brutal untuk meredam protes terhadap kudeta di negaranya. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) mengatakan bahwa 2.100 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta tersebut.

kp/ha (Reuters, AFP)