1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Jerman: Ekstremis Kiri Akui Sabotase Pabrik Tesla

6 Maret 2024

Tesla Gigafactory dekat Berlin dievakuasi karena pemadaman listrik. Grup ekstremis kiri Volcano Group mengaku bertanggung jawab atas sabotase ini. Ribuan rumah ikut kehilangan aliran listrik.

https://p.dw.com/p/4dDHj
Pabrik raksasa Tesla di Grünheide, Jerman
Tesla mendapat kritik terkait rencana memperluas lokasi pabrik seluas 300 hektare di Grünheide di dekat Berlin, JermanFoto: Patrick Pleul/dpa/picture alliance

Pabrik mobil listrik super besar milik Elon Musk, Tesla Gigafactory, di Grünheide dekat Berlin dievakuasi pada hari Selasa (05/03) menyusul insiden pemadaman listrik besar-besaran.

Ekstremis sayap kiri Volcano Group mengatakan mereka bertanggung jawab dalam serangan terhadap jaringan listrik yang memasok produsen mobil tersebut.

"Kami menyabotase Tesla hari ini,” demikian isi surat pernyataan dari Volcano Group, yang menyebutkan "serangan terhadap pasokan listrik.”

Pada Selasa malam, polisi mengatakan mereka mengetahui adanya surat dari Volcano Group dan tengah memeriksa keasliannya. Pengecekan ini akan memakan waktu beberapa hari.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Polisi sebelumnya mengatakan mereka sedang menyelidiki dugaan awal pembakaran setelah sebuah tiang listrik terbakar.

Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Brandenburg, Michael Stübgen (CDU), berbicara tentang "serangan berbahaya" terhadap infrastruktur listrik. Orang tak dikenal telah membakar tiang listrik bertegangan tinggi antara Steinfurt dan Hartmannsdorf pada Selasa pagi, kata kementerian tersebut.

Apa tanggapan Elon Musk?

Para aktivis lingkungan telah memprotes rencana perluasan pabrik tersebut pekan lalu dan mengatakan berencana menduduki hutan di dekatnya selama seminggu. Pabrik tersebut adalah satu-satunya pabrik yang dijalankan oleh perusahaan kendaraan listrik milik miliarder Elon Musk di Eropa.

"Menghentikan produksi kendaraan listrik, dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil, adalah tindakan yang sangat bodoh," tulis tulis Musk di platform media sosial X yang ia miliki. Bos Tesla menggunakan bahasa Jerman untuk "sangat bodoh."

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menanggapi insiden tersebut dengan mengatakan: "Serangan terhadap pasokan listrik adalah serangan terhadap infrastruktur penting kita. Hal ini harus diselidiki dan dihukum dengan cepat. Kekerasan dan sabotase tidak boleh digunakan dalam konflik."

Sementara operator listrik Stromnetz Berlin mengatakan ada juga pemadaman listrik di distrik Müggelheim, Rahnsdorf, dan sebagian Neukölln di Berlin. Sekitar 2.000 rumah tangga terkena dampaknya.

Aliran listrik diperkirakan belum akan kembali normal

Tesla mengatakan semua tindakan telah diambil untuk mengamankan fasilitas produksi mereka. Namun, setelah berkonsultasi dengan penyedia listrik EDIS, Tesla memperkirakan produksi tidak akan dimulai kembali secepatnya.

Pemadam kebakaran setempat dipanggil sekitar pukul 05:15 waktu Berlin dan mulai memadamkan api di tiang listrik. Helikopter polisi juga dikerahkan setelah alarm dibunyikan. 

Seorang juru bicara polisi sebelumnya mengatakan tidak dapat mengomentari laporan di surat kabar Berliner Zeitung yang menyatakan bahwa kebakaran tersebut dilakukan oleh para aktivis.

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa unit penjinak bom telah dipanggil setelah layanan darurat menemukan tanda yang bertuliskan "persenjataan terkubur di sini.”

Perluasan pabrik Tesla ditentang

Produsen mobil tersebut berniat untuk memperluas pabrik yang kini berkapasitas produksi sekitar 500.000 mobil per tahun ini. Rencana ini ditentang penduduk setempat yang tidak setuju dengan penebangan pohon di hutan sekitar untuk memperluas pabrik itu.

Tesla ingin menggandakan kapasitas situsnya menjadi 100 gigawatt jam produksi baterai dan satu juta mobil per tahun. Apabila rencana ini terealisasi, Tesla berpotensi menjadi pemeran utama di pasar mobil Eropa.

Fasilitas produksi yang ada saat ini telah mengalami masalah bahkan sebelum dibuka pada tahun 2022. Penduduk setempat khawatir akan banyaknya air yang dibutuhkan serta lambatnya kemajuan pembangunan.

ae/hp (dpa, Reuters)