1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Jerman Dilanda Aksi Mogok di Darat dan Udara

7 Maret 2024

Jutaan penumpang di Jerman terdampar di stasiun kereta dan bandar udara akibat aksi mogok serikat buruh, Kamis (7/3). Deutsche Bahn dan Lufthansa sejak beberapa bulan terlibat sengketa kenaikan upah dengan pekerja.

https://p.dw.com/p/4dFgb
Stasiun kereta utama Berlin, Jerman
Suasana lengang di stasiun kereta utama Berlin, Jerman.Foto: Rainer Keuenhof/Manngold/IMAGO

Disrupsi perjalanan sangat masif membekap stasiun-stasiun kereta dan bandar udara terbesar di Jerman, Kamis (7/3), seiring berlakunya aksi mogok selama 35 jam oleh Serikat Masinis Jerman, GDL. Durasi mogok kali ini dibuat agar mencerminkan tuntutan terbesar para pengemudi lokomotif, yakni pengurangan jam kerja dari 38 menjadi 35 jam per pekan, tanpa pemotongan gaji.

Akibatnya, transportasi barang dan penumpang di bawah naungan perusahaan kereta api negara, Deutsche Bahn, akan berhenti hingga Jumat (8/3), pukul 13 siang waktu setempat.

Eskalasi protes pekerja kereta api terjadi berbarengan dengan aksi mogok selama dua hari oleh pegawai maskapai penerbangan Lufthansa dan petugas keamanan bandara. Maskapai pelat merah itu saat ini cuma bisa menerbangkan "10 hingga 20 persen" armadanya. Sementara bandara internasional di Frankfurt dan München juga berhenti beroperasi.

Aksi mogok kelima oleh buruh kereta

Deutsche Bahn mengaku, aksi mogok menghasilkan "dampak masif," dengan cuma seperlima dari armada kereta jarak jauhnya yang beroperasi pada Kamis dan Jumat. Adapun perjalanan kereta jarak dekat hanya dilayani perusahaan swasta, yang tidak tersebar di semua daerah.

Aksi pemogokan ini merupakan yang kelima digelar oleh GDL dalam proses negosiasi yang telah berlangsung sejak awal November 2023.

Kamis (29/2), GDL secara sepihak menghentikan perundingan setelah menuduh Deutsche Bahn enggan melunak. Sebaliknya, Deutsche Bahn menilai serikat buruh "tidak mau bergerak sedikit pun," kata juru bicaranya, Achim Stauss.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

GDL berdalih, tuntutan 35 jam kerja per pekan datang dari masinis karena mengeluhkan beban stres yang tinggi. Demi memenuhi jadwal keberangkatan, masinis tidak memiliki jam kerja yang teratur dan sebabnya kesulitan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Pengurangan jam kerja diyakini akan membantu mengatasi kelangkaan tenaga kerja, karena menambah daya tarik profesi masinis di mata calon pekerja. Tawaran terakhir yang diperdebatkan kedua pihak adalah pengurangan berjenjang menjadi 36 jam kerja per pekan tanpa potongan gaji, dimulai pada 2026 dan disusul pada 2028.

Gelombang mogok di Lufthansa

Sementara itu di Lufthansa, serikat buruh Verdi, yang mewakili 25.000 pegawai maskapai di Jerman, menuntut kenaikan upah sebesar 12,5 persen atau setidaknya 500 euro per bulan. Sebagai tambahan, Verdi juga meminta bonus kompensasi kenaikan harga kebutuhan pokok sebesar 3.000 euro per orang.

Germany: Getting around during a rail strike

Manajemen perusahaan sebaliknya menawarkan kenaikan upah sebesar 10 persen dan bonus inflasi yang dicicil selama 28 bulan. 

Bukan hanya pegawai bandara, pramugari dan pramugara pesawat juga sudah mengumumkan aksi mogok kerja, seperti diumumkan serikat buruh UFO, Kamis (7/3). UFO menuntut kenaikan upah sebesar 15 persen selama 18 bulan bagi sekitar 19.000 pekerja Lufthansa.

Selain itu, serikat petugas keamanan di bandar udara Hamburg, München, dan Frankfurt ikut berhenti bekerja. Di Hamburg, sebanyak 141 penerbangan pada hari Kamis harus dibatalkan. Adapun di bandar udara München, pembatalan mencapai  800 penerbangan, karena absennya petugas di pintu pemeriksaan keamanan.

rzn/hp (dpa,rtr,ap