1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

Turki Resmikan PLTN Pertama Buatan Rusia

28 April 2023

Presiden Rusia Putin dan Presiden Turki Erdogan secara virtual meresmikan PLTN pertama Turki yang dibangun perusahaan energi nuklir Rusia-Rosatom. Putin puji hubungan ekonomi yang lebih luas dengan Ankara.

https://p.dw.com/p/4Qf5O
Pembangunan PLTN Akkuyu
PLTN Akkuyu, proyek bersama Rusia dan Turki yang disepakati sejak 2010Foto: Akkuyu Nuclear/Tass/dpa/picture alliance

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan menyaksikan secara virtual pengisian perdana elemen bakar nuklir ke pembangkit listrik tenaga nuklir - PLTN pertama di Turki, yang berlokasi Provinsi Mersin, selatan Turki. Perusahaan energi nuklir negara Rusia, Rosatom, membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Akkuyu yang diresmikan pada hari Kamis (27/04) tersebut.

"Ini adalah proyek unggulan,” kata Putin melalui tautan video. "(PLTN) Ini membawa manfaat ekonomi bersama dan tentu saja, membantu memperkuat kemitraan multifaset antara kedua negara kita."

Putin menggambarkan PLTN Akkuyu sebagai "proyek konstruksi nuklir terbesar di dunia" dan mencatat dengan pembangunan PLTN tersebut, berarti Turki di masa depan hanya perlu mengimpor lebih sedikit gas alam Rusia.

"Namun, Turki akan menikmati keuntungan dari negara yang memiliki energi nuklirnya sendiri, dan energi nuklir, seperti yang Anda ketahui, adalah salah satu yang termurah," tambahnya.

Presiden Turki Erdogan juga berterima kasih kepada Putin atas dukungannya pada pembangunan PLTN Akkuyu, seraya menambahkan: "Kami akan mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir kedua dan ketiga di Turki secepat mungkin."

PLTN Akkuyu
Pemandangan udara PLTN AkkuyuFoto: DHA

 

Kerja sama Turki dan Rusia

Turki adalah anggota NATO, namun begitu Erdogan telah berhasil menjaga hubungan baik dengan Putin meskipun ada perang di Ukraina. Tahun lalu, Turki bersama dengan PBB, membantu menengahi tercapainya sebuah kesepakatan, yang memungkinkan dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari Ukraina lewat pelabuhan Laut Hitam.

Dalam sambungan telepon sebelum upacara peresmian PLTN Akkuyu, Erdogan dan Putin juga membahas situasi di Ukraina dan kelanjutan kesepakatan ekspor biji-bijian lewat Laut Hitam.

Putin, yang ingin membangun pasar baru untuk hidrokarbon Rusia di luar Eropa, yang secara tradisional merupakan pelanggan utama Moskow, menegaskan kembali seruannya agar Turki menjadi pusat gas regional "untuk memasok gas alam kepada pembeli asing yang tertarik dengan harga pasar".

Proyek senilai $20 miliar dengan kapasitas prembangkitan 4.800 megawatt (MW) di Akkuyu dilengkapi akan empat reaktor nuklir. Dengan memiliki PLTN pertama ini, Turki akan tergabung dengan negara-negara pemilik pembangkit energi nuklir untuk tujuan sipil.

"Kami berencana untuk menyelesaikan peluncuran fisik (pabrik) tahun depan ... agar dapat menghasilkan listrik secara stabil mulai tahun 2025, seperti yang telah kami sepakati," kata Andrei Likhachev, Direktur Rosatom sebelum peresmian.

Presiden Putin menggambarkan pembangunan itu sebagai "proyek terbesar dalam sejarah hubungan Turki-Rusia.”

Terhambat karena sanksi

PLTN Akkuyu menjadi fasilitas tenaga nuklir pertama di Turki meskipun konstruksi terus berlanjut. PLTN itu diperkirakan akan menghasilkan sekitar 10% dari kebutuhan listrik Turki setelah pembangunan selesai

Pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut terletak 338 kilometer arah barat dari episentrum gempa dahsyat yang terjadi pada Februari lalu yang menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Fasilitas itu tidak rusak dan dirancang untuk mampu menahan gempa kuat. Namun, lokasinya, di tepi garis patahan seismik utama, telah menimbulkan kekhawatiran, terutama di negara pulau terdekat, Siprus.

"Kami tidak melupakan ribuan korban dari gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari 2023,” kata sebuah pernyataan dari Platform AntiNuklir Siprus, sekelompok organisasi Siprus Yunani, dan Siprus Turki. "Selama bertahun-tahun kami menentang proyek ini yang dapat mengakibatkan konsekuensi serius terhadap lingkungan dan keamanan seluruh Mediterania timur.”

Selain itu, pembangunan PLTN Akkuyu di pantai selatan Turki juga diperumit oleh sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

"Ya, kami memiliki masalah logistik tertentu,” kata Direktur PLTN Akkuyu Sergei Butskikh, kepada wartawan menjelang peresmian.

"Jalur transportasi semakin panjang. Tidak semua perusahaan pelayaran dapat bekerja sama dengan kami. Jadi di sini kami merasakan sanksinya. Namun, hal itu tidak memengaruhi kualitas konstruksi pabrik,” ujarnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan sedang menderita infeksi pencernaanFoto: MURAT CETINMUHURDAR/PPO via REUTERS

Kondisi Erdogan disorot

Peresmian PLTN Akkuyu menjadi penampilan publik pertama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sejak ia jatuh sakit, yang terekam dalam siaran langsung televisi hingga harus menghentikan kegiatan kampanyenya.

Erdogan, yang telah memerintah Turki selama dua dekade, disebut menderita infeksi saluran pencernaan. Namun, para pejabat pemerintahan membantah isu bahwa Erdogan menderita penyakit serius dan dirawat di rumah sakit. "Kami dengan tegas menolak klaim tak berdasar mengenai kesehatan Presiden (Erdogan)," cuit Menteri Kesehatan Fahrettin Koca.

"Saya bersama Erdogan pagi ini. Kesehatannya baik-baik saja,” kata Koca, Kamis (27/04). "Efek infeksi saluran cernanya sudah berkurang. Dia akan melanjutkan jadwalnya.”

Turki saat ini sedang bersiap untuk menggelar pemilihan presiden dan parlemen pada 14 Mei mendatang.

ha/as (Reuters, AP, AFP)