1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Graciosa - Pulau Kaya Sumber Energi

Richard A. Fuchs 17 Juli 2013

Pesisir pantai, laut dan gunung berapi. Graciosa memiliki semua yang dicari pecinta alam. Hanya listrik yang menjadi masalah. Hal ini ingin diubah oleh sebuah perusahaan perintis dari Berlin.

https://p.dw.com/p/199OM
2013, Bilder über das Inselprojekt Graciosa, bereitgestellt durch das Berliner Start-Up-Unternehmen Younicos, alle Rechte freigegeben. Graciosa ist eine Azoren-Insel, die großes vor hat. Graciosa will mit erneuerbaren Energien unabhängig werden. Bisher produziert die Insel ihren Strom mit Diesel-Generatoren. Mit einer Batterielösung des Berliner Start-Ups und Windparks will die Insel bis 2014 energieunabhängig von fossilen Brennstoffen werden. In Berlin hat das Start-Up ein Testfeld, was im Maßstab 1 zu 3 die künftige Versorgung der Insel mit Strom durchspielt.
Younicos Berlin Startup UnternehmenFoto: Younicos

Perusahaan perintis Younicos dari Berlin membangun replika pulau Graciosa di tengah-tengah ibukota Jerman. Tapi bukan pantai dan rumah-rumah putih khas pulau tersebut yang terlihat, melainkan kabel listrik, kotak sekering, dan baterai berukuran raksasa. Di ruang kerja, mereka mensimulasi dengan skala 1:3, bagaimana wujud suplai listrik bagi pulau Graciosa di Portugal di masa depan.

Kami mensimulasi penggunaan energi terbarukan di pulau tersebut," ujar Philip Hiersemenzel dari Younicos. Ini adalah percobaan perdana di dunia dalam bidang ini. Perusahaan penyedia energi ramah lingkungan yang didirikan tahun 2008 ingin membuktikan, bahwa pulau berpenduduk 5.000 jiwa seperti Graciosa bisa memenuhi kebutuhan listriknya melalui energi dari kincir angin dan tenaga surya.

Jaringan Kurang Stabil

Di sisi kiri ruangan ada 10 baris jaringan listrik tegangan menengah, di sisi kanan ada barisan baterai raksasa. Ini visi sistem energi di Graciosa untuk tahun 2014 yang akan menggantikan mesin generator tua. Selama ini penduduk Graciosa sangat bergantung pada minyak, yang disuplai seminggu sekali.

Supaya porsi listrik dari energi angin secara bertahap meningkat menjadi 70 persen, dua baterai akan mengambil alih tugas mesin generator yang menjaga kestabilan jaringan. Baterai akan menyangga perubahan yang terjadi akibat sumber listrik yang bergantian dari angin atau tenaga surya. Hiersemenzel menegaskan, "Dalam setiap jaringan listrik tertutup, yang terpenting adalah kebutuhan listrik harus sama besarnya dengan listrik yang tersedia." Baterai memainkan peranan kunci, karena hanya dalam beberapa milidetik bisa menyamakan tegangan yang ada.

Replika pembangkit listrik dengan skla 1:3 yang tengah dirancang di Berlin
Replika pembangkit listrik dengan skala 1:3 yang tengah dirancang di BerlinFoto: Younicos

Lebih dari 27 teknologi baterai yang berbeda-beda diujicoba oleh perusahaan Younicos. Mereka akhirnya memutuskan untuk memilih bentuk campuran: baterai hibrida yang sebagian terdiri dari lithium ion dan sebagian dari akku natrium belerang. Baterai ini harus bekerja, jika taman tenaga surya tiba-tiba tertutup awan atau kebutuhan listrik meningkat secara drastis.

Biaya Mahal

Memang dana yang dibutuhkan untuk proyek di pulau Graciosa tidak sedikit. 15 juta Euro harus dikucurkan. "Masalah utama yang selalu dialami energi terbarukan adalah pendanaan," jelas Hiersemenzel. Proyek ekologi ini menjanjikan keuntungan dalam kurun waktu 20 tahun, namun untuk memulainya tetap harus ada dana awal.

Hingga kini belum ada persetujuan pendanaan. Tapi Hiersemenzel yakin, perolehan energi sendiri secara ramah lingkungan di pulau tersebut akan menarik minat para investor. Keuntungan bisa dicapai antara lain dengan tidak lagi membeli bahan bakar yang mahal bagi mesin generator untuk produksi listrik. "Keuntungan dibagi antara penyuplai energi lokal dan investor luar, yang bisa meraih laba antara 10 dan 20 persen," janji Hiersemenzel.