1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gendut Dengan Jantung Sehat

Will Dunham(rtr)9 Mei 2014

Para peneliti mengungkap, bahwa perubahan genetik-lah yang membuat beruang kutub mengonsumsi diet berlemak tinggi tanpa menanggung risiko penyakit jantung.

https://p.dw.com/p/1Bwqs
Bildergalerie Wilderei
Foto: Fotolia/st__iv

Mereka begitu gendut, berlemak, tapi kesehatannya baik-baik saja?Bagaimana beruang kutub mengkonsumsi diet lemak sangat tinggi? Bagaimana beruang kutub bisa menjadi begitu gemuk,tanpa mengalami penyumbatan atau serangan jantung? Banyak pertanyaan atas makhluk menggemaskan itu.

Jawabannya: "kebutuhan beruang", dipenuhi oleh faktor genetika.

Para ilmuwan meluncurkan analisa genetik menyeluruh atas beruang kutub dan membandingkannya dengan sepupu terdekatnya, beruang coklat.

Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa, sejak membedakan diri dari beruang coklat ---kurang dari 500.000 tahun yang lalu untuk menjadi spesies baru, beruang kutub telah mengalami perubahan genetika yang luar biasa. Mereka dapat mengkonsumsi diet lemak tinggi yang mereka butuhkan dalam kondisi di Kutub Utara yang amat dingin.

Beberapa gen yang berhubungan dengan fungsi kardiovaskuler dan metabolisme asam telah berubah secara radikal melalui mutasi, dan memungkinkan mereka mengonsumsi menu lemak tinggi, tanpa berisiko penyakit jantung.

"Bagi beruang kutub, menjadi sangat gemuk tidak ada masalah," kata Eline Lorenzen, seorang ahli ekologi molekuler di University of California, Berkeley.

Di Kutub Utara di mana mereka tinggal, energi tinggi menjadi kebutuhan dan beruang kutub memiliki banyak jaringan lemak untuk melakukan pekerjaan itu.

Mereka bisa menjadi gemuk, dan separuh tubuhnya terdiri dari lemak. Sementara sumber air tawar mereka adalah air metabolik -air yang merupakan produk sampingan dari pemecahan lemak dalam tubuh, papar Lorenzen. "Mereka pada dasarnya hidup di gurun kutub," tambah Lorenzen.

Para peneliti memecahkan genom – blueprint genetika - dari beruang kutub berdasarkan contoh darah dan jaringan
dari 79 beruang kutub di Greenland. Mereka juga menggunakan sampel dari 10 beruang coklat untuk mempelajari genom dari spesies tersebut.

Menjadi spesies beda

Rasmus Nielsen, seorang ahli genetika evolusi di Universitas
of California, Berkeley mengatakan: “Data genetik menunjukkan beruang kutub menjadi spesies beda dari beruang coklat jauh lebih baru daripada perkiraan sebelumnya. Mungkin perubahan itu sekitar 400.000 tahun yang lalu.“ Padahal sebelumnya diperkirakan perubahan itu sekitar lima juta tahun yang lalu.

"Dalam waktu singkat, beruang kutub telah menyesuaikan diri dengan lingkungan dingin Arktik dan jenis diet baru. Kita melihat jejak adaptasi ini dalam genom beruang kutub,"
ujar Nielsen.

Beruang kutub, dengan bulunya yang putih menjadi simbol Kutub Utara. Mahkluk menggemaskan ini adalah karnivora darat terbesar di muka bumi dan yang terbesar dari delapan spesies beruang. Beruang kutub menempati posisi teratas dalam rantai makanan di Arktik dan menghabiskan banyak hidupnya di laut es Kutub Utara untuk berburu mangsa, seperti ikan dan anjing laut. Jenis yang jantan dewasa, beratnya bisa sampai 770 kg.

Terancam punah

Keberadaan mereka kini terancam punah. Ini tak lepas dari perubahan iklim yang menyebabkan menyusutnya permukaan
es, tempat mereka bergantung hidup. Diperkirakan total populasinya berkisar antara 20.000 sampai 25.000 ekor.

Diet mereka memungkinkan pembentukan lemak tubuh yang menjadi penyekat sekaligus membantu mereka mengapung saat berenang. Tapi hal itu dibayar dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi, atau yang dikenal sebagai "kolesterol jahat" dan trigliserida dalam darah. Mereka memiliki tingkat kolesterol yang pada manusia akan menyebabkan penyakit jantung.

Satu contoh pentingnya adalah perubahan pada gen APOB, yang berperan dalam mengeluarkan kolesterol dari aliran darah dan ke sel-sel, yang kemudian menurunkan risiko sakit jantung.

ap/ab(Will Dunham-rtr)