1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikCina

Filipina dan Cina Kembali Bersitegang di Laut Cina Selatan

25 September 2023

Filipina akan memindahkan rintangan terapung yang dipasang Cina di Gosong Scarborough, setelah sebelumnya mengusir kapal Filipina dari wilayah yang diperebutkan kedua negara di Laut Cina Selatan.

https://p.dw.com/p/4Wm8S
Kapal Cina di Gosong Scarborough
Kapal Cina terlihat memasang rintangan terapung di Gosong ScarboroughFoto: PHILIPPINE COAST GUARD/REUTERS

Rintangan sepanjang 300 meter itu menghalangi sebanyak 50 kapal Filipina memasuki laguna di Gosong Scarborough dan dianggap "ilegal dan tidak berlegitimasi." Peranti terapung itu dipasang pasukan penjaga pantai Cina pada Jumat (22/9), ketika kapal-kapal nelayan Filipina akan berlabuh di laguna.

"Kami mengecam pemasangan rintangan terapung oleh Cina," kata penasehat keamanan nasional Filipina, Eduardo Ano. "Pemasangan itu melanggar hak penangkapan ikan oleh nelayan tradisonal Filipina," tukasnya.

Ano mengklaim, pemerintah di Manila "akan mengambil semua langkah untuk memindahkan rintangan dan melindungi hak nelayan-nelayan kami di area ini."

Kapal Cina
Kapal Cina terlihat memasang rintangan di Gosong ScarboroughFoto: Ted Akljibe/AFP

Insiden tersebut menandai eskalasi teranyar dalam konflik teritorial diLaut Cina Selatan. Wilayah yang kaya mineral dan menampung jalur dagang paling gemuk di dunia itu diklaim oleh Cina sebagai wilayah kedaulatannya. Klaim oleh Beijing melanggar  Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) milik Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.

Kerumitan itu menempatkan Laut Cina Selatan, dan juga Taiwan, di jantung konflik geopolitik antara AS dan Cina. Washington berdalih ingin menegakkan doktrin kebebasan bernavigasi dan menolak klaim teritorial sepihak oleh Cina. Sebaliknya Beijing menuding keterlibatan AS sebagai intervensi asing di  kawasan.

Rintangan terapung yang dipasang Cina menghalangi nelayan Filipina mengakses laguna yang kaya ikan di Gosong Scarborough, kata juru bicara pasukan penjaga pantai Filipina, Jay Tarriela. "Langkah Cina tentunya akan berdampak pada ketahanan pangan kami," imbuhnya.

Eskalasi via patroli kapal

Kapal milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Akuatik Filipina termasuk yang diusir empat kapal penjaga pantai Cina, bersama 54 kapal nelayan lain. Mereka dikabari via radio telah melanggar wilayah teritorial Cina dan hukum internasional. "Kapal Biro Perikanan Filipina sebaliknya bersikeras sedang melakukan patroli rutin di wilayah kedaulatannya sendiri", kata Tarriela.

Kapal Induk Jepang Buka Pintu buat Warga Jakarta

Sikap pemerintah Manila bersandar pada Zona Ekonomi Ekslusif yang membentang sejauh 370 kilometer dari bibir pantai dan mencakup Gosong Scarborough. Di sana, Filipina memiliki hak ekslusif untuk mencari ikan atau menambang sumber daya mineral.

"Hak tersebut dicanangkan pada Konvensi Hukum Laut PBB pada tahun 1982," kata Ano lebih lanjut. Cina pada 2013 silam menolak berpartisipasi pada mediasi Pengadilan Arbitrase Internasional yang digagas Filipina, setahun setelah insiden yang berujung pada Cina menduduki Gosong Scarborough. Beijing pun menolak mengakui keputusan pengadilan pada 2016 yang menguatkan klaim teritorial Manila.

Sejak itu, kapal penjaga pantai Cina rutin melakukan patroli dan memblokir kapal logistik Filipina untuk menyuplai pos militer di Gosong Thomas Kedua yang terletak berdekatan. Insiden tersebut nyaris menyebabkan tubrukan kapal dan sebabnya dikecam pemerintah di Manila.

Filipina didukung penuh oleh Amerika Serikat yang mengklaim berkewajiban membantu sekutu tertuanya di Asia. Jaminan itu berlaku jika personil atau kapal dan pesawat milik angkatan bersenjata Filipina diserang, termasuk di Laut Cina Selatan.

rzn/as (ap,rtr)