1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Evolusi Otak Mamalia Tentukan Tingkat Kecerdasan

Sandra Odermatt
3 November 2023

Volume otak mamalia diketahui berkorelasi dengan kecerdasannya. Beragam mamalia kembangkan volume otak berbeda saat evolusi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Sebuah penelitian berusaha ungkap rahasianya.

https://p.dw.com/p/4Y7mo
Genomprojekt | Verwandtschaft zwischen Mensch und Säugetier | Orangutan
Orang utanFoto: Aditya Sutanta/ABACA/picture alliance

Ahli biologi evolusi Sandra Heldstab dari Universitas Zürich melakukan riset untuk mengetahui kecerdasan mamalia berdasarkan volume otaknya. Dia meneliti tengkorak beragam binatang. Untuk mengukur perbedaan volume otaknya, ia mengisi tengkorak dengan kelereng kecil dari timah. Ini sebuah metode lawas yang terpercaya.

Heldstab menunjukkan tengkorak seekor monyet Makaka. Volume otaknya sekitar 100 mililiter, jadi tergolong besar jika dibandingkan dengan marmot. "Tengkoraknya hanya muat 15 mililiter kelereng kecil dari timah. Jadi delapan kali lipat lebih kecil. Ini harus dimasukkan ke dalam bank data," demikian dijelaskan Heldstab

Hingga kini risetnya sudah menghimpun data volume otak dari 1.200 binatang menyusui yang berbeda-beda dalam sebuah bank data. Sebagian besar merupakan hasil pengukuran Sandra Heldstab dan rekan sekerjanya. Selama beberapa bulan, mereka mendatangi sejumlah museum di berbagai kota Amerika Serikat dan mengukur bermacam tengkorak mamalia dengan metode lawas itu.

Teka-Teki Evolusi Kecerdasan pada Binatang

Heldstab mengungkap, yang paling memesona adalah tengkorak paus, yang sempat ia ukur bersama timnya. "Tepatnya tengkorak paus sperma", kata Heldstab. "Kami memasukkan kelereng timah untuk mengukur volume otaknya menggunakan ember ukuran 10 liter, dan itu hanya separuh penuh."

Tim peneliti tidak punya cukup banyak kelereng timah untuk mengisi seluruh ruang otak. "Kerangkanya sangat besar, tengkoraknya saja lebih besar dari tubuh kami. Dan itu kami isi dengan kelereng kecil timah" papar ahli biologi evolusi itu.

Melacak rahasia perkembangan volume otak

Heldstab ingin menemukan, di bawah persyaratan apa, dalam kerangka sejarah evolusi, volume otak bisa tumbuh membesar. Yang sudah jelas, otak memerlukan sangat banyak energi. Dan untuk tumbuh membesar, otak harus terus mendapat asupan.

Dalam beragai buku ilmiah, pakar biologi evolusi tersebut mencari kemungkinan, faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perkembangan volume otak satu jenis binatang dan menarik relasinya. Apa yang dimakan binatang itu? Bagaimana kehidupannya? Tapi juga diteliti faktor sosialnya, seperti perilaku kelompok dan sistem reproduksinya. Misalnya, binatang yang melakukan hibernasi saat musim dingin, umumnya punya otak lebih kecil, dan binatang pemakan daging secara umum punya volume otak lebih besar dibanding pemakan tumbuhan.

Bahwa volume otak memiliki korelasi dengan kecerdasan, sudah berulang kali dibuktikan. Juga dalam riset ini, yang membandingan 39 jenis binatang menyusui pemakan daging. Terlihat dengan jelas, semakin besar volume otak dibanding volume tubuh, semakin pintar bintangnya.

Yang penting bukan jenis makanan saja

Bukan hanya jenis makanan, melainkan juga seberapa handal mereka mendapatkannya saat masih muda, jauh lebih penting untuk pertumbuhan otak, dibandingkan anggapan sebelumnya.

Sandra Heldstab mengemukakan, hal baru yang berhasil mereka ungkap adalah, mamalia harus punya pasokan makanan yang handal. Sesama anak binatang misalnya, sering membawa makanan ke sarangnya. Tapi jika binatang ini melihat, tidak ada yang mengamati, dia akan memakannya sendirian.

Berbeda dengan induk binatang, yang terus membawa makanan, bahkan dalam kondisi cuaca buruk. "Induk binatang membawa makanan lebih banyak untuk anak-anaknya, walaupun mereka sendiri sebetulnya juga lapar", papar Heldstab.

Makanan kaya kalori yang pasokannya handal, perkembangan evolutif dan pembelajaran sosial. Semua faktor ini mendukung pertumbuhan volume otak lebh besar dan juga kecerdasan pada binatang. (ml/as)