1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTimur Tengah

Sempat Tertunda, DK PBB Bakal Bertemu Bahas Israel-Palestina

18 Oktober 2023

Aksi saling serang masih berlangsung antara Israel dan Palestina. Ribuan tentara tambahan Israel disiapkan di perbatasan Jalur Gaza. Sementara itu, DK PBB akan gelar pertemuan darurat membahas situasi yang kian memanas.

https://p.dw.com/p/3tMhq
Sebuah ledakan terlihat di langit Gaza bagian utara, Jumat (14/05)
Sebuah ledakan terlihat di langit Gaza bagian utara, Jumat (14/05)Foto: Mohammed Abed/AFP/Getty Images

Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat virtual pada hari Minggu (16/05) mendatang untuk membahas kekerasan yang meningkat antara Israel dan Palestina, kata para diplomat, Kamis (13/05). Pertemuan tersebut diusulkan oleh Tunisia, Norwegia, dan Cina.

Awalnya pertemuan dijadwalkan berlangsung pada hari Jumat (14/05), tetapi diundur setelah Amerika Serikat (AS) menunda sesi hari ini ke awal pekan depan dengan alasan ingin memberikan waktu untuk diplomasi. AS pun akhirnya setuju untuk mengikuti pertemuan hari Minggu.

"Kami terbuka dan mendukung diskusi terbuka di PBB," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada wartawan di Washington dikutip dari AFP.

AS, sekutu utama Israel, telah membela serangan negara Yahudi itu sebagai respons atas serangan roket dari kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza.

Tetapi pemerintahan Presiden Joe Biden juga telah menyuarakan kekhawatiran atas jatuhnya korban sipil dan sebelumnya mendorong Israel untuk menunda penggusuran warga Palestina di Yerusalem, pemicu langsung dari bentrokan tersebut.

Sebelumnya, Blinken telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Rabu (12/05). Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri urusan Israel dan Palestina, Hady Amr, sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut pada hari Kamis (13/05).

AS tengah mencari "diakhirinya kekerasan yang terus merenggut nyawa anak-anak, wanita dan pria yang tidak bersalah", kata Blinken. "Kami sudah sangat jelas menyatakan bahwa serangan roket harus dihentikan."

'Kesalahan komunikasi'

Israel dilaporkan meningkatkan lebih banyak serangan udara ke Jalur Gaza pada hari Jumat (14/05). Saat aksi saling serang memasuki hari kelima dan belum ada tanda-tanda mereda, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat dini hari bahwa pihaknya telah mengerahkan pasukan udara dan darat untuk menyerang kelompok Hamas.

Namun tak berapa lama selang pernyataan tersebut, pihak militer Israel mengklarifikasi bahwa "tidak ada pasukan" di Gaza, berdalih bahwa pernyataan sebelumnya dikarenakan kesalahan komunikasi.

Roket-roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, Kamis (13/05) malam
Roket-roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, Kamis (13/05) malamFoto: Amir Cohen/REUTERS

Sementara roket-roket juga terus diluncurkan dari Jalur Gaza mengarah ke Israel.

Dua pria terluka di Ashkelon akibat serangan roket Gaza

Dua pria terluka dan dibawa ke rumah sakit setempat di kota Ashkelon, Israel, menyusul serangan roket dari Gaza. Layanan medis darurat Israel Magen David Adom mengatakan seorang pria berusia 50-an berada dalam kondisi serius dan dirawat karena pecahan peluru meriam di perutnya.

Pria lain berusia 90-an juga dilaporkan mengalami luka ringan dan tengah dirawat karena cedera kepala.

Sementara di Gaza sendiri, lebih dari 100 orang dilaporkan meninggal dunia, menurut Kementerian Kesehatan di sana.

Seorang juru bicara Hamas pada Kamis (13/05) tengah malam memperingatkan bahwa militer Israel akan menelan lebih banyak korban jika pasukannya memasuki Gaza.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan bahwa ia telah menyetujui mobilisasi 9.000 pasukan tambahan, dua hari setelah Israel memobilisasi 5.000 pasukan tambahan ke perbatasan Jalur Gaza. Pasukan Israel terakhir kali memasuki Jalur Gaza pada operasi militer tahun 2014 silam.

rap/gtp (AFP, AP, dpa)