1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demo Karyawan Freeport Rusuh: Dua Tewas & Belasan Terluka

10 Oktober 2011

Dua orang tewas dan belasan lainnya mengalami luka pada hari Senin (10/10/2011), saat polisi melepaskan tembakan ke arah pekerja tambang PT. Freeport-McMoran yang menggelar demonstrasi yang diwarnai kekerasan.

https://p.dw.com/p/12oyT
Papuan activists protest outside U.S. mining company Freeport-McMoRan's Indonesian headquarters Wednesday, Dec. 13, 2006 in Jakarta, Indonesia. New Orleans-based Freeport-McMoRan Copper and Gold Mine Inc. operates a massive mine in Papua province that critics say pollutes the environment and gives little benefit to local people. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Demonstrasi kerap ditujukan ke PT.FreeportFoto: AP

Para pekerja memblokir jalan, membakar dua truk kontainer yang menuju lokasi penambangan dan menghalangi para pekerja pengganti yang dipakai PT. Freeport untuk menggantikan pekerja yang mogok. Mereka marah setelah pihak perusahaan membawa pekerja baru dan memindahkan mereka ke barak pekerja yang sedang mogok. Polisi yang mencoba menghalangi para demonstran menjadi sasaran kemarahan massa yang lantas melempari polisi dengan batu. Polisi lantas membalas dengan melepaskan tembakan. Selain seorang pekerja, satu anggota polisi juga tewas dalam peristiwa itu.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua,  Kombes (Pol) Wachyono menyebut sebelas orang dalam keadaan kritis, enam diantaranya adalah anggota kepolisian Papua. Polisi mengklaim terpaksa melepaskan tembakan karena unjuk rasa itu berubah menjadi aksi anarkis. Asap hitam mengepul ke udara, memaksa sejumlah penerbangan di bandar udara terdekat menunda jadwal penerbangan.

Sejak 15 September lalu, para pekerja telah menggelar aksi mogok menuntut kenaikan gaji dari gaji mereka sekarang yang berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 30 ribu per jam menjadi sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 360 per jam. Sekitar 90 persen dari total 12 ribu karyaran Freeport ikut ambil bagian dalam aksi mogok.

Tambang PT. Freeport yang terletak di Grasberg, Papua adalah salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Tapi perusahaan tambang ini sering diprotes para pekerjanya karena hanya membayar sepersepuluh dari yang mereka bayarkan kepada pekerja tambang mereka di negara lain.

PT. Freeport beberapa tahun terakhir menjadi sorotan setelah terungkap bahwa mereka membayar jutaan dollar kepada polisi dan militer untuk untuk mengamankan tambang. Tak hanya itu, perusahaan asal Amerika ini juga sering menjadi sasaran demonstrasi karena dianggap hanya memberikan keuntungan yang kecil bagi Indonesia. Belum lagi soal pencemaran yang menyebabkan kerusakan lingkungan di sekitar areal tambang.

Perusahaan induk Freeport yang berbasis di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang isinya menyalahkan para pekerja yang melakukan mogok dan memblokade jalan, serta mengintimidasi pekerja pengganti dan keluarganya. Freeport mengaku masih bekerjasama dengan polisi untuk mengakhiri aksi intimidasi tersebut. Perusahaan tambang itu juga meminta mereka yang melakukan intimidasi ini agar diproses secara hukum.

Andy Budiman (Sumber: AP)

Editor: Hendra Pasuhuk