1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bukan Perang Melawan Agama Islam!

21 Februari 2015

Presiden AS Barack Obama menekankan, Barat berperang melawan kelompok militan Islam, bukan melawan agama Islam. Itu ditekankannya dalam pidato yang disampaikan Kamis (19/02).

https://p.dw.com/p/1Eeyj
USA obama terror islam us-präsident
Foto: AP

Barak Obama juga menekanan, bohong belaka jika dikatakan bahwa Barat sedang berperang melawan agama Islam, dan menciptakan bentrokan antar masyarakat dunia. Presiden AS itu mengatakan juga, hubungan antara Timur Tengah dan Barat diselubungi sejarah yang rumit, dan tidak ada pihak yang tidak boleh dikritik menyangkut kebijakan tertentu.

"Tapi perkataan bahwa Barat sedang berperang melawan Islam adalah kebohongan yang busuk," katanya. "Dan kita semua, tidak peduli apapun agama kita, wajib untuk menolak pendapat itu," demikian disampaikan Obama di depan konferensi yang diadakan Gedung Putih di Washington dalam menghadapi ekstremisme brutal.

"Komunitas Muslim, termasuk ilmuwan dan ulama, punya tanggung jawab untuk menghapuskan interpretasi salah tentang Islam, dan kebohongan bahwa kita (Barat - red) berperan aktif dalam menyebabkan perpecahan masyarakat dunia," demikian Obama.

Kesepakatan 60 negara dan organisasi

Akibat semakin kuatnya kelompok-kelompok militan seperti Islamic State (IS) dan Boko Haram di sebagian Afrika dan Timur Tengah, lebih dari 60 negara dan organisasi menyatakan akan mengambil tindakan kongkrit dalam upaya menggagalkan "ekstremisme dengan kekerasan dalam segala bentuk."

Negara-negara dan organisasi tersebut juga setuju bahwa kekuatan militer dan pertemuan dinas rahasia tidak bisa menyelesaikan masalah ekstremisme dengan kekerasan. Mereka juga menggarisbawahi penggalakkan toleransi dan perdamaian.

Obama mengumumkan, AS akan mendampingi Uni Emirat Arab untuk menciptakan pusat informasi digital untuk bekerjasama dengan para pemimpin agama dan masyarakat untuk melawan "propaganda teroris" dan menggerakkan pihak-pihak lain untuk ikut dalam upaya itu.

Pertemuan pemimpin agama

Di depan konferensi tersebut, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon mengatakan, ia akan mengadakan pertemuan bagi para pemimpin agama dan keyakinan dari seluruh dunia dalam beberapa bulan mendatang. Pada kesempatan itu Ban Ki Moon juga menekankan, bahwa ekstremisme dengan kekerasan adalah ancaman menyedihkan bagi perdamaian internasional dan keamanan.

"Operasi militer sangat penting untuk menghadapi ancaman yang real," kata Ban Ki Moon sambil menandaskan, tetapi peluru saja tidak cukup. "Peluru kendali mungkin membunuh teroris. Tetapi penanganan yang baik mematikan terorisme dari pangkalnya."

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada kesempatan sama, sangat penting untuk melihat dan berupaya menanggulangi masalah perbedaan sosial dan kesenjangan ekonomi, yang selama ini digunakan militan dalam propaganda untuk merekrut anggota baru.

"Kita harus mengambil tindakan sebanyak mungkin. Kita harus berupaya agar orang meninggalkan ajang pertempuran," kata Kerry dan menambahkan, "Tetapi kita bodoh jika membiarkan orang berikutnya masuk ajang pertempuran".

Ancaman terus berubah

Nick Rasmussen, direktur badan mata-mata AS, National Counterterrorism Center, mengatakan, ancaman dari militan Islam dan IS terus berubah, dan AS serta sekutunya menghadapi "lebih banyak serangan berskala rendah."

IS sudah mendemonstrasikan bahwa media sosial dan jejaring sosial bisa digunakan dengan sangat baik, kata Rasmussen. Selama ini Islamic State mengunggah ke internet video mengerikan berisi rekaman pemenggalan dan pembakaran orang hidup-hidup. Mereka juga mengunggah gambar-gambar anggota IS dan keluarga mereka, yang bersifat mempengaruhi orang yang tidak mengerti niat kelompok teroris tersebut. Demikian Rasmussen

ml/hp (rtr, afp)