1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAmerika Utara

Boeing 737 Max Kembali Mengudara di Langit AS

30 Desember 2020

Penerbangan rute Miami - New York adalah penerbangan komersial pertama di AS sejak Boeing 737 Max dikandangkan pada Maret 2019. Dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia membuat pihak berwenang melarang penerbangan.

https://p.dw.com/p/3nLfa
Pesawat Boeing 737 Max American Airlines
Pesawat Boeing 737 Max American Airlines lepas landas di Bandara Miami (29/12)Foto: Marco Bello/REUTERS

Pesawat Boeing 737 Max lepas landas dari Bandara Internasional Miami menuju New York pada hari Selasa (30/12) dengan membawa 100 orang penumpang. Ini merupakan penerbangan komersial Amerika Serikat (AS) pertama sejak permasalahan pembacaan sensor pada Boeing 737 Max yang menyebabkan dua kecelakaan masing-masing pada tahun 2018 dan 2019.

"Pesawat ini siap berangkat," kata Presiden American Airlines Robert Isom pada konferensi pers menjelang keberangkatan.

"Ini adalah pesawat yang paling diteliti lebih dari sebelumnya. Kami sangat yakin bahwa pesawat ini adalah yang paling aman di angkasa," Isom menambahkan.

Kendati demikian, pihak maskapai memberikan kesempatan kepada penumpang untuk beralih penerbangan jika merasa tidak nyaman terbang dengan Boeing Max 737.

Pesawat dengan nomor penerbangan 718 ini akan mendarat di Bandara La Guardia New York dan akan kembali ke Miami dengan membawa hampir 172 penumpang.

Awalnya penumpang mengaku merasa khawatir saat berada di dalamnya. "Tapi saya segera melupakannya dan ini penerbangan yang sangat mudah," kata penumpang yang tidak disebutkan namanya itu dikutip dari kantor berita AFP.

Dikandangkan di seluruh dunia

Pada November, Administrasi Penerbangan Federal menyetujui perubahan yang dilakukan pembuat pesawat AS Boeing ke perangkat lunak kontrol penerbangan otomatis.

Pada Oktober 2018, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh ke Laut Jawa sebelah utara Karawang tak lama setelah lepas landas, menewaskan 189 orang di dalamnya. Lima bulan kemudian, pesawat Ethiopian Airlines dengan penerbangan 302 mengalami masalah dan jatuh dalam perjalanan ke Nairobi. Semua 157 penumpang dilaporkan tewas.

Investigasi atas kedua kecelakaan tersebut menunjukkan masalah dengan sistem MCAS anti-stall baru Boeing. Dalam kedua kasus, perangkat lunak menjadi penyebab hidung pesawat turun berulang kali berdasarkan pembacaan sensor yang salah, dengan pilot tidak dapat memperoleh kembali kendali. Akibatnya, Boeing 737 Max dilarang terbang hanya beberapa hari setelah kecelakaan kedua.

Penerbangan penumpang pertama dengan Boeing 737 Max juga telah terjadi awal bulan ini di Brasil, dengan maskapai Gol mengoperasikan lebih dari 540 penerbangan dan  maskapai Aeromexico lebih dari 80 penerbanagan, menurut utilitas pelacakan penerbangan Flightradar24.

rap/pkp (AP, AFP, Reuters)