1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bahas Taiwan, Biden dan Xi Berbicara Melalui Telepon

3 April 2024

Biden dan Xi berbicara melalui telepon untuk pertama kalinya sejak November lalu. Sementara itu, Menlu AS Antony Blinken dan Menkeu AS Janet Yellen rencananya akan mengunjungi Cina beberapa minggu mendatang.

https://p.dw.com/p/4eMzs
Joe Biden dan Xi Jinping di Woodside, AS
Xi Jinping (kiri) dan Joe Biden bahas beberapa topik melalui telepon sejak pertemuan tatap muka terakhir mereka, November 2023Foto: Kevin Lamarque/REUTERS

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping berbicara melalui telepon pada Selasa (2/4), menandai percakapan pertama mereka sejak November 2023. Kedua pemimpin membahas masalah Taiwan, kecerdasan buatan, dan keamanan. 

Perbincangan itu muncul menjelang pertemuan penting antara kedua negara, di mana Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen direncanakan akan melakukan kunjungan terpisah ke Cina. 

Apa yang dibicarakan Biden dan Xi? 

Dalam pernyataan Gedung Putih, pembicaraan tersebut "terus terang dan konstruktif”. Selain itu, berbagai masalah bilateral, regional dan global pun dibahas. 

Biden membahas kembali kebijakan "Satu Cina” yang sudah lama diusung AS, namun menegaskan kembali bahwa Washington menentang segala tindakan koersif apa pun untuk menjadikan Taiwan berada di bawah kendali Beijing. Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri dan memprotes dukungan AS terhadap pulau dengan pemerintahan mandiri tersebut. 

Gedung Putih mengatakan bahwa Biden menekankan kepada Xi pentingnya menjaga "perdamaian dan stabilitas” di Selat Taiwan dan "kebebasan navigasi” di Laut Cina Selatan. Bulan lalu, Tiongkok berusaha mencegah Filipina memasok pasukannya ke Second Thomas Shoal yang disengketakan di Laut Cina Selatan. 

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Taiwan akan melantik presiden terpilih Lai Ching-te bulan depan, yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP). Beijing menuduh DPP melakukan "kegiatan separatis” dan mengatakan bahwa Lai menimbulkan "bahaya besar” bagi hubungan lintas selat. 

Menurut Gedung Putih, Biden mengemukakan kekhawatirannya kepada Xi tentang apa yang disebutnya sebagai "kebijakan perdagangan tidak adil dan praktik ekonomi non-pasar” Tiongkok. Dia juga mengatakan bahwa Washington akan terus mengambil langkah-langkah untuk mencegah penggunaan teknologi canggih AS untuk melemahkan keamanan nasional, namun juga akan berupaya untuk menghindari "terlalu membatasi perdagangan dan investasi." 

Dalam percakapan dengan Xi, Biden juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap kepemilikan Tiongkok atas platform media sosial TikTok. Namun menurut Gedung Putih, dia tidak membahas klaim kemungkinan campur tangan pemilu melalui platform tersebut. 

Media CCTV: Biden dan Xi setuju untuk meningkatkan komunikasi

Menurut media pemerintah Tiongkok, selama percakapan tersebut, Biden dan Xi sepakat untuk terus menjaga komunikasi, mendorong mekanisme konsultasi dan komunikasi antara kedua militer. 

"Kita harus memprioritaskan stabilitas, tidak memprovokasi masalah, tidak melanggar batas, tetapi menjaga stabilitas hubungan Cina-AS secara keseluruhan,” kata Xi, menurut media CCTV yang dikelola pemerintah Cina. 

Xi mengatakan kepada Biden bahwa Taiwan tetap menjadi "garis merah pertama yang tidak boleh dilewati” dan mengatakan bahwa Beijing tidak akan mentolerir "kegemaran dan dukungan luar” terhadap "kegiatan separatis” Taiwan. 

Xi juga mengatakan dia melihat pernyataan Biden bahwa Washington tidak menganggap "kemerdekaan Taiwan" sebagai sesuatu yang positif tetapi berharap hal itu akan diterjemahkan ke dalam "tindakan". 

Xi juga mengatakan kepada Biden bahwa Beijing "tidak akan tinggal diam” jika Washington terus mendukung "pembangunan teknologi tinggi Cina.” 

"Amerika Serikat telah melancarkan serangkaian tindakan tanpa henti untuk menekan perekonomian, perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi Cina, dan daftar sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Cina semakin panjang,” kata Xi menurut kantor berita Cina Xinhua.

AS telah menerapkan kontrol ekspor yang bertujuan membatasi akses Cina terhadap chip semikonduktor canggih

CCTV menyebutkan kedua pemimpin juga membahas perkembangan di Ukraina, di tengah invasi Rusia serta situasi di Semenanjung Korea. Pyongyang telah melakukan uji coba penembakan beberapa rudal balistik di lepas pantai timurnya dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu tanggapan mengkhawatirkan dari Korea Selatan dan Jepang. 

Produksi semikonduktor
AS berupaya membatasi akses Cina ke teknologi semikonduktor canggihFoto: JOSEP LAGO/AFP via Getty Images

Panggilan telepon menyusul pertemuan pada November 

Biden dan Xi sebelumnya bertemu di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di California pada November lalu, setelah berbulan-bulan bersitegang mengenai masalah Taiwan dengan pemerintahannya sendiri. Selain itu, ada upaya Washington untuk mengekang akses Beijing ke semikonduktor. 

Dalam pertemuan tersebut, Xi dan Biden sepakat untuk bekerja sama dalam membatasi produksi fentanil. Pihak berwenang AS merujuk pada epidemi kecanduan penggunaan obat penghilang rasa sakit yang terjadi di AS. Banyak bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi obat tersebut berasal dari Cina. Namun, Biden juga mengatakan kepada wartawan pada November lalu, dia tidak mengubah pandangannya bahwa Xi adalah seorang "diktator.” 

mel/rs (AFP, Reuters, AP)