1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialEropa

Bagaimana Serikat Pekerja Beradaptasi dengan Realitas Baru?

Timothy Rooks
25 Mei 2023

Dari inflasi, krisis iklim, hingga ke kecerdasan buatan atau AI, bagaimana serikat pekerja di Uni Eropa beradaptasi di tengah realitas baru dan cepatnya perubahan dunia?

https://p.dw.com/p/4RlOX
Demonstrasi pada Hari Buruh, 1 Mei 2023 di Paris
Demonstrasi pada Hari Buruh, 1 Mei 2023 di ParisFoto: Jan Schmidt-Whitley/Le Pictorium/IMAGO

Kebanyakan orang tidak terlalu memikirkan tentang serikat pekerja atau terjadinya pemogokan sampai mereka mengalaminya sendiri. Siapa pun yang berada di Eropa akhir-akhir ini, kemungkinan besar telah melihat dan mengalami sendiri protes besar-besaran di Inggris Raya, Prancis, dan Jerman.

Di seluruh Inggris Raya, serikat pekerja kesehatan yang mewakili lebih dari satu juta pekerja NHS melakukan mogok besar-besaran dan menuntut kenaikan gaji. Pemogokan ini membuat lebih dari setengah juta jadwal pemeriksaan pasien harus diatur ulang.

Prancis dilanda protes selama berbulan-bulan menentang rencana Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun. Di Jerman, sejumlah pemogokan kereta api telah membuat penumpang terdampar.

Selain pemogokan para pekerjanya, pada saat yang sama perusahaan juga menghadapi masalah lain sepertiartificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, kurangnya pekerja terampil, dan melonjaknya biaya energi. Bisakah serikat pekerja membela anggotanya di masa yang penuh gejolak seperti saat ini?

Menakar kepopuleran serikat pekerja di Eropa

Serikat pekerja modern telah terbentuk sejak tahun 1850, kata Andrea Bernardi, dosen senior studi ketenagakerjaan dan organisasi di Oxford Brookes University. Serikat ini berjuang untuk mendapatkan kondisi kerja dan gaji yang lebih baik serta mencoba mengurangi penderitaan pekerja akibat pekerjaan yang bersifat redudansi.

Serikat pekerja tidak hanya memainkan peran penting dalam memperkenalkan demokrasi ke tempat kerja, memperjuangkan martabat pekerja, serta upah yang lebih baik. Serikat pekerja juga "mendorong pengusaha untuk melatih dan menerapkan strategi keterampilan dan partisipasi tinggi," menurut Matt Vidal dari Loughborough University London. 

Meski secara umum dipandang punya pengaruh positif, sejak tahun 1970-an keanggotaan serikat pekerja menurun. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD, keanggotaan serikat pekerja pada tahun 2000 mencapai hampir 21% karyawan. Jumlah ini turun menjadi di bawah 16% pada 2019. OECD adalah forum kebijakan global yang mempromosikan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat di seluruh dunia.

Namun, serikat pekerja memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dan tidak terbatas pada cakupan anggotanya. Di negara-negara dengan perjanjian perundingan bersama tingkat sektoral, negosiasi serikat pekerja dapat memengaruhi baik anggota maupun bukan anggota mereka.

"Di Jerman, sekitar 40% dari semua karyawan tercakup dalam perjanjian perundingan bersama (collective bargaining agreement). Di Prancis, tingkat keanggotaan serikat pekerja hanya 10%, tetapi tingkat cakupan perundingan bersama mencapai sekitar 95% karena negara secara otomatis melakukan perpanjangan perjanjian ke pemberi kerja yang tidak termasuk dalam organisasi," kata Vidal.

Bersama-sama hadapi krisis

Saat ini ada sekitar 600 delegasi serikat pekerja dari 41 negara datang ke Berlin untuk menghadiri Kongres ke-15 Konfederasi Serikat Pekerja Eropa. Pertemuan yang berlangsung sejak 23 hingga 26 Mei ini adalah tempat para peserta membicarakan masa depan dunia kerja. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen diharapkan hadir sebagai berbicara.

Ada banyak hal yang untuk dibicarakan karena pemberi kerja dan karyawan sama-sama menghadapi tantangan besar, kata Bernardi.

"Kecerdasan buatan adalah tantangan baru dan ini akan membutuhkan regulasi di tingkat nasional, dan perundingan bersama di tingkat sektor dan perusahaan" untuk menangani dampaknya terhadap pekerjaan. Menurut Bernardi, di sini serikat pekerja dapat memainkan peran ganda dengan membantu melindungi pekerja sekaligus membantu bisnis menghadapi transformasi.

"Krisis yang dihadapi dunia saat ini hanya dapat diselesaikan dengan cara yang adil bagi mayoritas orang jika serikat pekerja memiliki peran sentral," kata Esther Lynch, sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Buruh Eropa. Ini adalah organisasi yang mewakili 45 juta anggota dari 93 organisasi di 41 negara Eropa.

Tantangan terbesar serikat pekerja di masa depan

Lalu bagaimana dengan masalah inflasi dan krisis biaya hidup?

"Isu yang paling mengemuka saat ini adalah tingkat inflasi yang menggerogoti (nilai) upah riil," kata Bernardi.

Pada saat yang sama, pasar kerja yang ketat baru-baru ini telah lebih memperkuat negosiasi pekerja. Dengan semakin sedikitnya karyawan yang memenuhi syarat di Eropa Barat, pemberi kerja perlu melakukan apa pun untuk menemukan dan mempertahankan mereka. Hal ini dapat memberikan lebih banyak tekanan pada pemberi kerja untuk terus meningkatkan upah. Namun pada kenyataanya tidak mudah membuat semua pihak merasa puas.

Vidal mengatakan bahwa selain berfokus pada masalah upah dan kondisi kerja, saat ini serikat pekerja juga bisa lebih menyoroti serangkaian masalah seperti investasi komunitas, pendidikan, keadilan rasial, dan keadilan iklim. Ini dapat membuat serikat pekerja lebih menarik bagi kelompok pekerja yang lebih luas.

Lynch menekankan perpindahan fokus yang menempatkan manusia dan planet di atas keuntungan ekonomi. Di sini sekali lagi dia menyoroti kerja serikat dan perlunya asas keadilan. "Peralihan ke ekonomi hijau hanya akan mendapat dukungan dari mayoritas orang jika dilakukan dengan cara yang adil secara sosial," kata Lynch. "Kita perlu memastikan bahwa saat sejumlah bidang pekerjaan tidak lagi ada, akan bermunculan jenis pekerjaan lain yang berkualitas."

Sementara Bernardi mengatakan bahwa ke depan, serikat pekerja punya tiga tantangan besar: komunikasi modern yang melibatkan para pekerja muda, peralihan dari pola pikir konflik ke lebih banyak kerja sama, dan membuat lebih sedikit perselisihan internal.

(ae/hp)