1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Nasib Apple Tanpa Steve Jobs?

26 Agustus 2011

Keputusan mengejutkan Steve Jobs untuk mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan Apple mendapat tanggapan luas tidak hanya oleh media, namun juga di dunia maya. Sulit memisahkan nama Jobs dari produk Apple.

https://p.dw.com/p/12O0B
Steve JobsFoto: dapd

Harian kiri liberal Spanyol El Pais berkomentar tentang mundurnya pimpinan perusahaan Apple Steve Jobs :

"Apple tanpa Jobs : Perusahaan ini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan tingkat keberhasilan dan inovasinya. Para investor merasa tidak tenang. Jutaan orang di dunia menghormati jiwa inovatif yang ditampilkan produknya, dan khususnya kemampuan Apple untuk merevolusi penggunaan teknik baru. Selama lebih dari satu dekade, Apple menentukan tempo para pesaingnya. Jika berhasil mempertahankan yang sudah ada tanpa sang pesulap Jobs, maka ini adalah kesuksesan terbesar dari perusahaan ini. Ini juga akan menjadi pelajaran bagi semua yang belum mengerti pentingnya inovasi dalam dunia global."

Harian konservatif The Times yang terbit di London Inggris menganggap Steve Jobs sebagai inti dari konsep perusahaan Apple. Harian ini menulis :

"Steve Jobs tidak lagi menjadi bos, namun Apple masih memiliki visinya. Ia tidak lagi mengawasi kejadian, tetapi perusahaan masih tahu bagaimana rasanya berada di bawah pengawasan Jobs. Jika semangat ini bisa dipertahankan, maka Apple akan terus berkembang. Tetapi tantangan ini tidak bisa diremehkan. Di dunia tertutup Steve Jobs, kita tidak bisa setengah berada di dalam dan setengah di luar. Sebagai pelanggan ini berarti menggunakan Apple atau tidak menggunakan Apple. Selama prinsip ini berfungsi, maka tidak ada masalah. Jika tidak, Apple akan gagal secara spektakuler. Kalau pelanggan beralih ke produk lain, muncul bahaya diam di tempat dengan produk yang mahal. Bagi Jobs, ini adalah ujian terakhir bagi keberhasilannya yang luar biasa, jika Apple masih sukses lama setelah ia mengundurkan diri."

Menurut harian Katolik Perancis La Croix, konsep Steve Jobs berhasil karena mengutamakan kemudahan penggunaan bagi konsumen :

"Kita harus menghargai, bahwa Steve Jobs mempersiapkan secara seksama penerusnya. Ini hal yang tidak biasa. Kita harus berterima kasih atas segalanya kepada sang pendiri Apple atas apa yang ia berikan kepada pengguna komputer. Sebelum Apple, tidak mungkin menggunakan komputer tanpa latihan khusus. Steve Jobs dan mitra pertamanya Steve Wozniak mengembangkan komputer yang amat mudah digunakan di usia 20 tahun. Pembaruan seperti mouse dan dropdown menu langsung diikuti oleh semua perancang teknik komputer. Sebenarnya, pria ini tidak menemukan teknologi baru. Ia hanya tertarik dengan ide untuk memperkenalkan produk yang ramah terhadap pengguna, terlihat sederhana namun di dalamnya memiliki teknologi tinggi."

Terakhir harian Jerman Märkische Allgemeine Zeitung yang juga menanggapi keputusan pendiri Apple Steve Jobs untuk tidak lagi menjabat sebagai pimpinan perusahaan tersebut :

"Perginya Steve Jobs, bagi Apple berarti di waktu bersamaan kehilangan pendiri dan satu-satunya penakluk. Jobs seorang diri menyelamatkan Apple dari kondisi hampir bangkrut di tahun 90an menjadi perusahaan paling berharga di dunia. Penemuan barunya iPod, iPhone dan iPad sukses besar. Kini perusahaan tersebut harus mempertahankan apa yang telah tercapai. Ini tugas yang sulit. Bos baru, Tim Cook, menghadapi ujian berat. Apakah ia sebaiknya menjual iPhone versi murah untuk bisa menguasai pasar di Afrika dan Asia? Steve Jobs selalu menolaknya. Ia khawatir citra produknya sebagai simbol status akan hilang. Memang rencana versi murah iPhone bisa menjengkelkan pelanggan tetap yang sensitif. Ini bisa menjadi awal dari keruntuhan merk terkenal tersebut."   

Vidi Legowo-Zipperer / dpa / afp

Editor : Hendra Pasuhuk