1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Avatar Tiga Dimensional Metasemesta Buatan Jerman

Irfan Aftab
13 Februari 2024

Sebuah start up di Jerman tawarkan teknik pemindai dengan smartphone untuk menciptakan avatar 3D replika tubuh manusia. Avatar meta realistis ini bisa diakses beragam sumber data dan punya potensi besar untuk industri.

https://p.dw.com/p/4b9yf
Digital AI Ego
Foto: Alexander Limbach/Zoonar/picture alliance

Meshcapade adalah sebuah start up dari Cyber Valley di Tübingen, Jerman. Perusahaan start up itu punya target mempermudah teknik penangkap gerakan dari pemindai tubuh.

Naureen Mahmood yang berasal dari Pakistan adalah salah seorang pendiri Meshcapade. Ia mengatakan, inovasinya memudahkan pembuatan replika digital tubuh manusia, sesuai bentuk dan ukuran aslinya. Dengan kata lain siapapun bisa membuat avatar dengan cara amat mudah.

"Orang hanya perlu smartphone untuk merekam gambar. Itu cukup untuk membuat avatar, kata Mahmood. "Jika kita merekam beberapa foto diri sendiri, avatarnya punya lebih banyak informasi, bagaimana kenampakan dari berbagai sudut." ujar Mahmood lebih jauh, Ini membuat avatarnya semakin mirip diri kita sendiri, dan inilah esensi dari kekuatan besar yang dikembangkan di Meshcapade.

Di era pasca pandemi realitas fisik dengan cepat membaur dengan dunia virtual. Manusia ingin sebuah personalisasi avatar, dengan ekspresi wajah dan gerakan realistis.

Membuat Replika Digital Realistis dengan Biaya Terjangkau

Penciptaan manusia meta yang akurat

Teknologi SMPL yang saat ini digunakan Meshcapade, memungkinkan penciptaan manusia meta yang akurat dan realistis dalam format tiga dimensional yang mudah diakses dengan menggunakan berbagai sumber data. Jadi ini memiliki potensi besar buat dunia fesyen, hiburan dan industri riset medis.  

Naureen Mehmood mengatakan, sejatinya dia dan timnya mempelajari dan menggunakan pembelajaran mesin dan AI, untuk melatih komputer menggunakan informasi sistem pemindai  tiga dimensional.

"Kami memindai ribuan orang, dengan bermacam bentuk tubuh dan dari berbagai pose. Dari situ, kami membantu komputer belajar, bagaimana kenampakan dan gerakan manusia. Dengan informasi itu, mereka dapat menggunakan data apapun," ujar Mehmood.

 "Kami bisa hanya menggunakan ukuran tubuh anda, dan menciptakan versi Anda yang bisa digunakan untuk belanja busana," kata Mahmood menambahkan. Ini tentu juga bisa digunakan untuk pertemuan virtual.

Naureen Mahmood berasal dari Lahore, Pakistan. Ia mendirikan Meshcapade pada tahun 2018 bersama dua rekan lainnya. Perusahaan itu saat ini punya 10 pekerja dari berbagai negara. Mereka memenangkan penghargaan senilai 50.000 Euro dari lembaga bergengsi Jerman, Max Planck Society dan dari donor Association for the Promotion of Humanities and Science in Germany. 

"Itu momen sangat membanggakan," kata Mahmood. Dia juga meyakini, semakin banyak warga Pakistan dan perempuan bisa mewujudkan cita-citanya. Ini perasaan yang sangat membahagiakan, katanya.

Peluang bekerja, belajar dan riset di Jerman

Dalam ekosistem start up di Jerman, saat ini kuata perempuan pendiri perusahaan hanya 11%. Bagi Naureen Mahmood, memantapkan posisi start up teknologi ibarat perang meraih posisi pemuncak. Ia mengatakan, amat penting bagi Jerman untuk membuka peluang bagi perempuan dan orang dari berbagai latar belakang yang datang ke negara ini untuk belajar, bekerja dan melakukan riset.

Menurut Mahmood, jika Jerman terus membangun lebih banyak sistem penunjang bagi start up, terutama untuk beragam orang dari berbagai kawasan di luar Eropa, agar memudahkan mereka membangun start up dari nol, ini menjadi keuntungan besar bagi Jerman.

Lanskap start up teknologi berkembang pesat di Tübingen. Buat Naureen dan suaminya, Talha Mahmood, kota kecil yang indah bak dalam dongeng di baratdaya Jerman ini, menjadi lokasi ideal untuk bermukim dan bekerja bersama. (ml/as)