1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia-Indonesia Bahas Masalah Pengungsi

15 Juli 2010

Pemerintah Australia dan Indonesia tengah merundingkan rencana pendirian pusat penahanan dan pemrosesan pencari suaka regional di Timor Leste yang diusulkan Canberra untuk mencegah para pencari suaka berlayar ke Australi

https://p.dw.com/p/OJhq

Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith secara khusus terbang ke Jakarta untuk merundingkan rencana pendirian pusat penahanan dan pemrosesan pencari suaka, bersama Menlu Marty Natalagawa Kamis (15/07). Perundingan ini dilakukan setelah proposal tersebut disampaikan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, awal pekan lalu.

“Saya sangat senang bisa menjelaskan proposal PM Gillard kepada Menlu Marty soal kerangka kerja regional soal pusat penampungan korban perdagangan manusia dan pengungsi serta pusat proses suaka regional. Proposal ini akan efektif dengan dukungan regional, badan PBB urusan pengungsi dan dukungan negara-negara tujuan pengungsi di seluruh kawasan ini. Dalam tiga hari belakangan, para pejabat kami sudah bertemu dengan pejabat Timor Leste dan Indonesia dan pembicaraan akan terus berlangsung. Menlu Marty Natalegawa dan saya sudah sepakat bahwa kami akan bertemu lagi pekan depan. Kami juga memiliki tradisi pertemuan tripartit Indonesia,Timor Leste dan Australia untuk membicarakan masalah ini.

Selain karena pusat pengungsi itu akan didirikan di bekas provinsi Indonesia, Jakarta diajak berunding antara lain karena banyak pencari suaka ditangkap di wilayah perairan Indonesia, terutama di wilayah Timor Barat yang rentan dimasuki pengungsi.

Hingga Mei lalu, Angkatan Laut Indonesia dilaporkan berhasil mencegah hampir 3000 pencari suaka yang hendak masuk ke Australia, yang kebanyakan berasal dari Sri Lanka dan Afghanistan,
Masalah ini, sebetulnya telah menjadi masalah bersama sejak lama. Namun Indonesia dan Australia belum berhasil mengatasinya. Tahun lalu kedua Negara juga gagal menyetujui sejumlah kesepakatan mengenai pencari suaka, yang disebut oleh media sebagai solusi Indonesia.

Namun sejauh ini, Indonesia belum memberi jawaban tegas atas usulan yang disebut sebagai solusi regional itu. Sejumlah media mengaitkan hal tersebt karena kekhawatiran bahwa keberadaan pusat pencari suaka itu, nantinya akan membuat lebih banyak pengungsi memasuki wilayah perairan Indonesia.

Usai pertemuan dengan Menlu Australia Stephen Smith, Menlu Marty Natalagawa, hanya menyebut, akan membicarakan lagi usulan itu dalam kerangka Bali proses. Yakni sebuah forum regional tentang penyelundupan manusia yang digagas kedua negara.

“Indonesia melihat ide itu sebagai sebuah komponen potensial dalam sebuah kerangka kerja regional. Dan saya mendapat informasi dari Menlu Smith tentang alasan di belakang ide itu dan pembicaraan yang telah dilakukan dengan negara-negara di kawasan ini. Dan saya dapat memahami alasan di belakang ide tersebut. Saya yakin dalam beberapa pekan mendatang kita dapat mengapresiasikan konsep ini lebih baik. Pemahaman saya pusat proses regional ini masih dalam kerangka Bali Proses dan sesuai dengan yang disampaikan Menlu Smith, akan digelar pertemuan tingkat Menlu tentang Bali Proses seperti telah direncanakan, sekaligus membicarakan konsep yang dilontarkan Australia. Kerangka kerja regional, pendekatan regional tentang kemungkinan pembangunan pusat proses suaka regional menjadi bagian pembicaraan”

Sebelumnya, proposal Australia untuk membangun pusat penahanan pencari suaka di Timor Leste ditolak oleh Parlemen Timor Leste melalui sebuah resolusi. Namun Australia menegaskan masih akan terus merundingkan usulan itu.

Saat ini Australia memproses sebagian besar pencari suaka di Pulau Christmas, namun penampungan di pulau kecil yang terletak di lepas pantai bagian selatan pulau Jawa itu, dikabarkan telah penuh.

Zaki Amrullah

Editor: Dyan Kostermans