1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Muda Berlin Mogok Makan Demi Atasi Perubahan Iklim

Farah Bahgat | Wesley Rahn
16 September 2021

Meski ada peserta yang harus mendapat perawatan di rumah sakit, para aktivis iklim muda di Berlin mengatakan akan melanjutkan aksi mogok makan sampai kandidat kanselir Jerman berbicara dengan mereka sebelum pemilihan.

https://p.dw.com/p/40NYs
Sekelompok aktivis iklim muda di Berlin lakukan aksi mogok makan sejak tanggal 30 Agustus
Sekelompok aktivis iklim muda di Berlin lakukan aksi mogok makan sejak tanggal 30 AgustusFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Sekelompok aktivis iklim muda di Berlin pada Rabu (15/09) bersikeras akan melanjutkan aksi mogok makan, setelah salah satu dari mereka jatuh pingsan pada Selasa (14/09). Peserta aksi tersebut itu sempat dirawat di rumah sakit, namun kini telah kembali ke kamp sejak Rabu (15/09).

Kelompok aktivis yang menyebut diri mereka "generasi terakhir" ini, telah melakukan aksi mogok makan sejak tanggal 30 Agustus lalu.

Tujuan aksi ini adalah agar mereka dapat berbicara perihal masalah krisis iklim dengan tiga kandidat kanselir Jerman yang akan menggantikan Angela Merkel dalam pemilu Jerman pada 26 September mendatang.

"Pemilihan ini akan menentukan masa depan generasi muda kita," kata juru bicara kelompok tersebut, Hannah Lübbert, kepada DW di kamp protes di sebuah taman dekat Gedung Reichstag di Berlin.

"Jika tiga orang yang akan berkuasa selama empat tahun ke depan bahkan tidak memiliki dua jam untuk berbicara dengan kami, setelah orang mempertaruhkan hidup mereka untuk itu, maka mereka tidak layak untuk memerintah," katanya.

Kamp protes aksi mogok makan berlokasi di dekat Gedung Reichstag di Berlin
Kamp protes aksi mogok makan berlokasi di dekat Gedung Reichstag di BerlinFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Lübbert menegaskan bahwa penyelenggara sangat memperhatikan kesehatan para peserta karena aksi mogok makan telah berlangsung lebih dari dua minggu.

"Inilah tepatnya mengapa pembicaraan perlu dilakukan," kata Lübbert, menambahkan bahwa aksi mogok makan para aktivis akan berlanjut sampai para kandidat berbicara dengan mereka.

Lebih lanjut, Lübbert mengatakan bahwa pihaknya mencegah orang lain untuk mencoba aksi serupa, karena mereka mungkin tidak siap atau tidak tahu risiko yang mereka hadapi.

'Saya merasa lemah dan pusing'

Salah satu peserta aksi, Simon Helmstedt, mengatakan kepada DW bahwa kondisi fisiknya menurun setelah lebih dari dua minggu tidak makan.

"Saya sangat lemah, dan pusing ketika saya berdiri," katanya. "Tapi ini tidak seberapa dibandingkan dengan ketika krisis iklim memicu kelaparan di sini, di Eropa, dalam 20 tahun."

Helmstedt mengatakan bahwa melihat sesama peserta aksi jatuh pingsan meningkatkan tekadnya untuk melanjutkan "tindakan yang perlu diambil ... tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Rekaman video dari kamp protes menunjukkan para peserta aksi mogok makan diberikan asupan vitamin, jus buah, dan teh.

Salah satu peserta aksi tampak beristirahat di dalam tenda
Salah satu peserta aksi tampak beristirahat di dalam tendaFoto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance

Ketiga kandidat tawarkan pembicaraan

Calon kanselir dari Partai CDU Armin Laschet, Partai SPD Olaf Scholz, dan dari Partai Hijau Annalena Baerbock, semuanya telah berjanji untuk memerangi perubahan iklim dalam kampanye pemilihan mereka.

Pada Selasa (15/09) sore, Baerbock, Scholz, dan Laschet mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan dengan para peserta aksi mogok makan, walaupun tidak secara terbuka dan setelah pemilihan.

"Meskipun posisi politik yang berbeda, Baerbock, Laschet, dan Scholz setuju bahwa protes semacam ini tidak tepat," demikian pernyataan dari Partai Hijau. "Mereka menempatkan diri mereka dalam bahaya dengan melakukannya dan mungkin memotivasi anak muda lainnya untuk mengikutinya."

Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert, juga mengatakan kepada DW dalam konferensi pers di Berlin pada hari Rabu (15/09), bahwa aksi mogok makan tersebut berbahaya bagi kesehatan para aktivis. "Setiap tindakan untuk membantu iklim disambut baik, tapi tolong jangan membahayakan diri Anda sendiri," kata Seibert.

(Ed: rap/pkp)