1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hormon Sulitkan Remaja Untuk Tidur

Mim Phillipson 27 Maret 2013

Jerman menjalani pergantian waktu dua kali dalam setahun. Waktu musim panas, jam diputar satu jam lebih cepat. Menurut penelitian terbaru, kaum remaja yang akan paling kesulitan dengan pergantian waktu tersebut.

https://p.dw.com/p/184vg
Foto: Fotolia/Light Impression

Bagi kebanyakan orang, pergantian waktu musim sudah hal biasa. Tapi ini menjadi masalah bagi remaja. Para peneliti sepakat, remaja perlu waktu tiga kali lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan waktu baru dibandingkan orang dewasa.

Hormon Ganggu Pola Tidur

Saat menginjak usia remaja, hormon mengganggu ritmus tidur. Sehingga banyak pelajar yang menjadi "manusia kalong", tidak bisa tidur di malam hari dan kesulitan bangun di pagi hari.

"Durasi tidur dan fase tidur berbeda berubah seiring dengan bertambahnya umur," jelas Dr. Thomas Penzel, peneliti di Berlin, kepada DW. "Anak-anak yang masih kecil, seperti bayi, membutuhkan 16 jam tidur dalam sehari dan mungkin hanya delapan jam saat mereka berumur 15 tahun. Setelah masa pubertas ada lagi penambahan waktu tidur selama satu jam."

Symbolbild Schlafendes Baby
Bayi perlu tidur 16 jamFoto: Gabees/Fotolia

Bagi kebanyakan remaja dan dewasa muda, tidur lebih awal bukan solusi untuk memenuhi kebutuhan jam tidur. Perubahan ritme tidur tidak hanya membuat mereka terjaga, tapi di usia remaja tidur bukan prioritas dibandingkan bergaul, televisi dan komputer. Pekerjaan sampingan, hobi dan bahkan belajar semakin mengganggu pola tidur.

Kurang Tidur Bisa Berbahaya

Tidak hanya rasa kantuk dan kurang konsentrasi yang dialami remaja kalau mereka kurang tidur. Pakar kesehatan Dr. Heidi Danke-Hopfe menjelaskan, "Konsekuensi lain adalah meningkatnya perilaku yang mengandung resiko. Jadi misalnya bisa lebih mungkin menggunakan narkoba. Ada juga efek negatif pada mood seseorang."

Walau penelitian menunjukkan betapa pentingnya tidur, para pelajar tentu tidak akan berhenti clubbing dan mulai membaca buku pelajaran sebelum tidur. Tapi mungkin dengan pembagian waktu yang lebih baik, dan memastikan untuk bisa tidur lebih lama di akhir pekan, dapat membantu remaja untuk tidak mengalami konsekuensi negatif kurang tidur.

Junge Menschen Smartphone Symbolbild
Banyak kegiatan hambat remaja tidurFoto: Fotolia/bonninturina

Tidak makan dan minum terlalu banyak sebelum tidur dan tidak menonton televisi atau bermain komputer semalaman bisa memperbaiki tidur seseorang, sehingga tidak akan terlalu sulit bagi tubuh untuk bisa bangun dengan semangat di pagi hari.