1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas Desak Otoritas Palestina Boikot Dialog Israel

2 Januari 2012

Petinggi Hamas Ismail Haniyeh mengimbau Turki untuk memberi lebih banyak bantuan kemanusiaan dan politis bagi warga Palestina di Jalur Gaza. Hamas juga mendesak otoritas Palestina untuk memboikot dialog dengan Israel.

https://p.dw.com/p/13d3Y
Ismail Haniyeh
Ismail HaniyehFoto: picture alliance/landov

Ismail Haniyeh menggelar lawatan ke luar negeri pertama sejak menjabat Perdana Menteri Hamas demi menggalang dukungan bagi Gaza yang berada di bawah blokade Israel. Di Turki, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Hamas dan Fatah untuk mengesampingkan perbedaan. Pertentangan dengan faksi Fatah berujung pada pendepakan Haniyeh dari kursi Perdana Menteri Palestina di tahun 2007. Hamas pun merebut kontrol Gaza secara paksa.

Yordania menjadi upaya terakhir

Hari Selasa (3/1), pemerintah Palestina dan Israel bertemu di Yordania. Ketua negosiator Palestina Saeb Erekat telah menyatakan pihaknya datang dengan harapan rendah menyangkut penghentian konstruksi permukiman Israel. Tanpa ada kemajuan yang berarti, Palestina akan terdorong untuk mencari alternatif termasuk kembali memohon pengakuan dari PBB. "Upaya di Yordania menjadi upaya terakhir untuk menyelamatkan situasi," tegas Erekat.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Ismail Haniyah pada bulan Maret tahun 2006
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Ismail Haniyah pada bulan Maret tahun 2006Foto: AP

Erekat dijadwalkan bertemu dengan wakil Israel, Yitzhak Molcho. Ini menjadi pertemuan pertama kedua belah pihak sejak negosiasi gagal pada bulan September tahun 2010. Pertemuan bukan merupakan sesi negosiasi resmi, namun sekedar mencari basis untuk melanjutkan negosiasi. Pertemuan digelar di bawah pengawasan Kuartet yang terdiri dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB. Kuartet yang menurut Hamas menjadi kendaraan Washington untuk melayani kepentingan pendudukan Israel dan tidak mengindahkan kepentingan Palestina.

Israel secara tegas menolak semua permintaan Palestina dan menyatakan negosiasi harus digelar lagi tanpa adanya prasyarat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan lantang menolak garis perbatasan sesuai proposal tahun 1967. Meski juru bicara Netanyahu menegaskan bahwa perdamaian dan rekonsiliasi hanya bisa tercapai melalui dialog.

Konflik internal

Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga tengah berada dalam upaya rekonsiliasi dengan Hamas. Kedua partai tersebut berniat bergabung di bawah satu bendera menjelang pemilihan umum tahun ini. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris dan menolak berdamai dengan pemerintah Palestina yang mengakui Hamas. Partai tersebut telah bersikap ganda dalam menanggapi upaya perdamaian pemerintahan Abbas. Pemimpin Hamas, Khaled Mashaal, menyatakan tidak akan menghalangi jalan Abbas untuk melanjutkan dialog dengan Israel. Namun pejabat Hamas mendesak Abbas untuk membatalkan pertemuan di Yordania.

"Kami mendesak pemerintahan Palestina untuk memberi prioritas bagi rekonsiliasi internal Palestina dan untuk melanjutkan penolakan untuk bertemu atau bernegosiasi dengan penjajah," ujar juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum. Hamas semakin berani dengan bertambah kuatnya kelompok Islamis di berbagai penjuru Timteng akibat gerakan reformasi Musim Semi Arab.

dpa/ap/Carissa Paramita

Editor: Christa Saloh-Foerster