1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

GPS Canggih Anti Macet

Martin Riebe (vlz/as)5 Februari 2015

Macet adalah masalah di kebanyakan kota-kota besar, termasuk di Indonesia. Pakar informatika Jerman mengembangkan sistem navigasi yang tidak hanya menghindari kemacetan, tapi juga mampu mencegah kemacetan.

https://p.dw.com/p/1EVyZ
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warmuth

Masalah yang dikenal setiap pengemudi mobil. Jalan yang macet total. Laporan kemacetan dari sistem GPS juga tidak membantu. Sebaliknya, sistem navigasi mobil turut menyebabkan kepadatan jalan.

Christian Brüggemann adalah pendiri perusahaan Graphmasters yang tengah mengembang tekonologi GPS baru. "Ini karena semakin banyak sistem navigasi yang tersambung data lalu lintas real time. Sistem lalu bereaksi jika ada laporan macet. Tapi GPS bereaksi dengan cara yang sama. Jalur alternatif untuk mengatasi kemacetan yang diberikan sistem navigasi juga sama. Jadi pada akhirnya pengemudi kembali terjebak macet di jalur baru tersebut."

Usulan rute berbeda

Solusinya: sistem yang mengenal kepadatan jalan dan memberikan usulan rute yang berbeda bagi setiap kendaraan. Ini akan mencegah terjadinya macet. Brüggemann menjelaskan: "Istimewanya, begitu saya mendapat rute, di waktu bersamaan tiap-tiap jalan di rute ini berdasarkan waktu tertentu diblokir khusus untuk saya. Seperti sistem pemanasan. Jadi bisa terhindarkan ada terlalu banyak kendaraan yang secara bersamaan diarahkan ke jalan dan rute yang sama."

Software GPS menunjukkan kapasitas tertentu tiap jalan, berdasarkan jumlah lajur dan pembatas kecepatan. Saat pengemudi meminta rute dari GPS, sistem memperhitungkan kapan mobil akan melewati jalan-jalan tersebut. Begitu batas kapasitas jalan tercapai, mobil secara otomatis diarahkan ke rute alternatif.

"Pada GPS kami banyak rute berbeda yang diberikan karena adanya sistem pemesanan jalan. Lalu lintas disebar secara ideal pada infrastruktur. Seluruh kota dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga bisa sampai ke tujuan dengan lebih cepat. Di sebelah kanan, hampir semua kendaraan mencoba masuk ke lajur utama lalu lintas, sehingga kemacetan dengan cepat terjadi di daerah ini", demikian analisa Brüggemann.

30 persen lebih cepat

Sistem ini bisa mencegah macet secara aktif. Untuk itu kecepatan dan posisi mobil di daerah tertentu tercatat dalam real time. Pada simulasi komputer lalu lintas 30 persen lebih cepat mengalir dengan sistem ini. Saat jam sibuk, aplikasi ini bahkan bisa membantu sampai ke tujuan dua kali lebih cepat. Semakin banyak mobil yang dilengkapi dengan sistem GPS baru ini, semakin baik rute yang diberikan untuk menghindari macet.

Namun, menurut Brüggemann ada syaratnya. "Supaya arus lalu lintas membaik dan macet terhindarkan, sekitar 10 persen pengemudi harus turut serta. Ini tidak hanya membantu 10 persen pengemudi, tetapi juga semua pengemudi lainnya. Karena berkatnya, kemacetan bisa dicegah."

Butuh kerjasama produsen mobil

Tapi 10 persen tersebut tidak akan tercapai hanya lewat app yang dibuat oleh tim Christian Brüggemann. Karena itu, rencananya adalah: antarmuka terbuka yang bisa mengintegrasi software dengan mudah ke sistem navigasi lainnya. Kerjasama telah disepakati dengan Bosch yang menyuplai GPS bagi Ford dan Opel (GM). Pasar berikut yang menjadi sasaran adalah Amerika Serikat.

Uji coba sistem menunjukkan kemampuannya. "Setiap pagi saat saya berangkat ke kantor, hampir setiap hari saya diarahkan ke rute yang berbeda. Tapi pada dasarnya hampir selalu tiba di waktu yang sama. Kesimpulannya, jalanan cukup untuk semua mobil, tapi tidak dimanfaatkan. Sistem kami bisa membantu mobil memanfaatan semua lajur yang ada dan sampai lebih cepat di tujuan", ujar Brüggemann.

GPS baru ini tidak hanya menghemat waktu. Mobil yang tiba di tujuan lebih cepat, berarti juga menghemat bensin dan mengeluarkan gas CO2 lebih sedikit. Sistem navigasi yang ramah lingkungan, dan bisa menghindari terjebak kemacetan berkat informasi rute yang individual.