1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata 72 jam di Gaza

1 Agustus 2014

Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam mulai Jumat pagi. Setelah pertumpahan darah hampir empat minggu, penduduk Gaza bisa sedikit bernafas.

https://p.dw.com/p/1CnGN
Foto: Reuters

Israel dan Hamas sepakat menghentikan pertempuran di Gaza untuk gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam, terhitung mulai hari Jumat (01/08) jam 8 pagi waktu setempat.

Dua jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, masih terdengar suara tembakan roket dan ledakan, namun tepat jam 8 pagi suasana di Gaza mendadak tenang. Para penduduk akhirnya bisa sedikit menarik nafas.

Israel dan Palestina mengirim delegasi ke Kairo untuk membahas situasi selanjutnya. Penghentian pertempuran selama 72 jam diharapkan membuka peluang untuk perundingan gencatan senjata yang lebih panjang.

Selama gencatan senjata kemanusiaan, pasukan Israel tidak ditarik dari posisinya di Gaza. PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menerangkan, Israel tetap akan menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah, sekalipun pertempuran dihentikan.

Begitu gencatan senjata dimulai, seorang dokter di Gaza, Belal al Dabour menulis di Tweeter: "Gencatan senjata ini memberi secercah harapan dalam kehidupan kami setelah Israel menghancurkan segalanya."

Beberapa jam sebelumnya, serangan Israel dilaporlan menewaskan 14 warga Palestina, sementara lima serdadu Israel tewas dalam serangan mortir Hamas dekat perbatasan ke Gaza.

Prakarsa PBB dan AS

Wakil Hamas Fawzi Barhum mengatakan, "Hamas dan seluruh gerakan perlawanan menyatakan menerima gencatan senjata kemanusiaan 72 jam mulai pukul 8:00 hari Jumat. Ini akan ditaati oleh semua gerakan perlawanan, jika pihak lain (Israel) juga menaati gencatan senjata."

Kantor PM Netanyahu menyatakan, "Israel menerima proposal PBB dan AS untuk gencatan senjata kemanusiaan 72 jam mulai pukul 8:00, Jumat".

Penghentian pertempuran disepakati atas prakarsa yang dilancarkan PBB dan Amerika Serikat sepanjang hari Kamis sampai tengah malam. Menlu AS John Kerry mengatakan, masih banyak yang harus dilakukan.

"Ini adalah sebuah jeda, sebuah momen peluang, bukan suatu akhir. Bukan suatu solusi." Kerry menambahkan, Israel tetap dijinkan melakukan langkah-langkah defensif seperti peledakan terowongan bawah tanah.

Kecaman keras terhadap Israel

Gencatan senjata disepakati setelah PBB melancarkan kecaman keras terhadap Israel. Beberapa sekolah PBB yang dijadikan tempat penampungan pengungsi diserang militer Israel dengan tembakan artileri yang menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak.

PBB menyatakan "kekecewaan mendalam" karena seruannya untuk gencatan senjata tidak didengar. Berbagai lembaga kemanusiaan menuntut agar segera dilakukan jeda kemanusiaan untuk menyelamatkan penduduk sipil, yang sejak hampir empat minggu terperangkap dalam peperangan.

Operasi militer Israel di Gaza yang dimulai 8 Juli lalu selama ini sudah menewaskan sekitar 1450 warga Palestina, kebanyakan penduduk sipil. Korban di pihak Israel tercatat 61 serdadu dan tiga warga sipil tewas.

hp/rn (afp, rtr, dpa)