1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gazprom, Perusahaan Terbesar di Rusia

9 Januari 2009

Dalam beberapa hari terakhir, konflik gas meruncing antara Rusia dan Ukraina, atau lebih tepatnya, Gazprom dan Ukraina. Pengaruh Kremlin terhadap perusahaan swasta pada kenyataannya sangat besar.

https://p.dw.com/p/GVMK
Kantor pusat Gazprom di Moskow.
Kantor pusat Gazprom di Moskow.Foto: RIA Novosti

Perusahaan Gazprom berpusat di selatan Moskow. Di puncak gedung Gazprom yang tinggi megah, menyala lambang huruf G berwarna biru, gambar api dan tulisan Gazprom dengan aksara Rusia. Di lantai ketujuh gedung itu terdapat bagian penting. Kadang menjadi jantung, kadang sebagai otak Gazprom.

"Kita berada di pusat pengiriman, Di sini, seluruh proses dikendalikan, mulai dari eksplorasi gas dan kondensat, serta minyak bumi. Kami melacak seluruh jalur transportasi gas dan pengolahannya, pengiriman ke seluruh Rusia dan juga ke Eropa,“jelas Anatoli Paramonov, wakil pimpinan pusat pengendalian Gazprom.

Kondensat yang dimaksud Paramonov adalah minyak ringan bernilai tinggi yang keluar bersama gas ketika dipompa dari perut bumi. Tujuh insinyur bekerja di dalam satu giliran kerja di ruangan pusat pengiriman di Moskow.

Marina adalah salah satu anggota kelompok kerja tersebut. Melalui komputer, mereka tengah mengawasi saluran gas Novopskov dari Orenburg di pegunungan Ural ke Ushgorord, stasiun perbatasan di Ukraina ke Eropa barat. “Dari tabel ini, saya dapat melihat secara keseluruhan saluran gas, tekanan dan muatan materialnya,” kata Marina.

Para karyawan pusat pengiriman Gazprom memang dapat mengawasi dan mengendalikan aliran gas. Tapi mereka tidak dapat begitu saja mematikan aliran gas melalui komputer. Jika memang saluran gasnya ditutup, seperti yang terjadi pada Ukraina, maka itu diselesaikan oleh karyawan stasiun kompresi di perbatasan Ukraina-Rusia.

Tahun 1989 Gazprom menjadi perusahaan sebagai kelanjutan dari kementerian gas Uni Soviet. Saat ini Gazprom merupakan perusahaan terbesar di Rusia. Bahkan sekitar bulan Juni 2008 lalu, sebelum dunia dilanda krisis keuangan global, saham Gazprom berada di urutan ketiga setelah Exxon Mobil dan General Electric. Gazprom saat ini memiliki 430 ribu karyawan dengan gaji cukup dan posisi yang aman. Marina dari pusat pengiriman Gazprom juga puas dengan pekerjaannya, walau pun dia harus kerja dalam giliran siang atau malam.

Kemudian datanglah krisis, harga minyak jatuh dan jatuh pula harga gas bumi. Saham Gazprom juga kehilangan nilainya. Selain itu, pendapatan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah Rusia, juga berkurang akibat anjloknya harga gas bumi. Masalah Gazprom semakin besar. Saat ini Gazprom punya hutang lebih dari 35 miliar Euro, dan 30 persennya harus dibayar dalam dua tahun mendatang. Gazprom memerlukan bantuan keuangan berjumlah miliaran Euro dari pemerintah Rusia.

Atas perintah Kremlin, tahun lalu Gazprom menggunakan kredit dan keuntungan besar yang diraih untuk membeli perusahaan minyak Sibneft dari konglomerat Abramovich, sebagian saham perusahaan Yukos dan proyek pengembangan minyak dan gas Sakhalin II dari Shell. Gazprom kurang melakukan investasi dalam hal pembangunan dan pengembangan gudang baru. Gazprom saat ini memerlukan miliaran Euro untuk membuka ladang gas Shtokmann di Laut Barents dan membangun saluran pipa termasuk di Laut Baltik. (ls)