1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ganja Bisa Dibeli Bebas di Colorado

6 Januari 2014

Legalisasi ganja yang dilakukan di negara bagian Colorado, disinyalir bakal meluas ke negara-negara bagian lainnya di Amerika Serikat. Penggemarnya mendukung, oposisi bersikeras menantang.

https://p.dw.com/p/1AlhP
Foto: Getty Images/Afp/Pablo Porciuncula

Fajar hampir menyingsing ketika orang-orang mulai berbaris di luar Denver Kush Club di hari pertama tahun 2014. Sebagian dari mereka menaikkan kerah menghalau dingin yang yang merasuk tulang. Tapi cuaca yang dingin tak mematahkan niat mereka saat itu.

"Saya tidak terburu-buru. Saya sudah menunggu sepanjang hidup saya untuk ini," kata pria berusia 43 tahun, Scott Van Pelt. Ia mengendarai mobil selama tujuh jam dari Texas, untuk menjadi orang yang pertama secara legal membeli ganja.

Lewat referendum pada bulan November 2012, Colorado menyetujui penjualan ganja. Mulai tanggal 1 Januari 2014, di Colorado toko-toko khusus bisa menjual ganja. Washington menyusul.

Penjualan mariyuana untuk kepentingan medis sudah dilegalkan dan diatur di 19 negara bagian di Amerika Serikat. Pemakaiannya telah diizinkan dalam beberapa kasus selama 20 tahun terakhir. Dan di beberapa negara wilayah, penggunaan ganja untuk pribadi tidak dimasukan dalam kategori kriminalitas.

Awal titik balik

Awal penjualan ritel ganja bukan hanya menandai titik balik di bidang hukum dalam jual beli ganja, tetapi juga dalam hal bagaimana ganja dikonsumsi dan pasar itu dibangun.

Aroma ganja meresap di toko mariyuana Denver Kush Club. Amber McFadyen, usianya 38 tahun. Ia berdiri di depan meja kaca penjualan. Sekitar 10 menit ia mempertimbangkan produk mana yang ingin ia beli. Ia menggoyang-goyangkan kakinya dan menekan jari ke bibirnya saat mencoba untuk memutuskan.

Dia kurang tertarik dalam stoples penuh dengan genja dari berbagai variasi - berlabel Strawberry Kus , Amnesia, Sour Diesel, Golden Goat dan Green Crack. Tapi sebaliknya, ia lebih tertarik pada jenis yang bisa dimakan, termasuk batangan cokelat dengan taburan ganja seperti Cookies and Cream, Peach Dream, Blueberry Bliss dan Monkey Bar.

"Apakah Anda punya permen gelatin?" tanya Ameber kepada gadis di belakang meja penjualan. Ternyata tak ada, tapi ada banyak permen lainnya, permen rasa blueberry, pir, raspberry, dan rasa lainnya - semua dicampur dengan tetrahydrocannabinol (THC) yakni bahan kimia aktif dalam ganja.

Suaminya - pria kelahiran Skotlandia - Kieron McFadyen, 42 tahun, sudah tahu apa yang dimaui. Akhirnya, mereka berjalan keluar toko dengan barang senilai sekitar 3,5 juta Rupiah, yang dimasukkan ke dalam kantong kertas putih kecil dan dijepit di bagian atasnya.

Ingin menjaring ratusan pelanggan

Salah seorang pemilik Kush Club, Darin Smith mengharapkan dapat menjaring hingga 400 pelanggan per hari. Kini hukum telah berubah, katanya, dibandingkan dengan situasi ketika toko itu hanya menjual ganja untuk penggunaan medis.

Smith membuka toko yang dinamakannya Kush Club (juga nama sejenis ganja) sekitar empat tahun lalu. "Saya pikir sekarang kami hanya membawa orang-orang keluar dari bayang-bayang mereka, memberikan orang pilihan apakah mereka ingin merokok ganja atau tidak," kata Smith yang berusia 29 itu.

Potensi pasar untuk penjualan ganja sangat besar

Bisnis ganja diperkirakan akan tumbuh sebesar 64 persen dengan omset menjadi 2, 34 miliar Euro pada tahun 2014 di Colorado dan Washington. Demikian menurut analisa ArcView Market Research, yang meneliti dan menerbitkan data industri ganja.

Pejabat negara bagian Colorado memperkirakan bahwa penjualan ganja akan menghasilkan pemasukan sekitar 67 juta Euro dalam pendapatan pajak tahunan.

Namun para kritikus mengatakan legalisasi itu akan menciptakan budaya "wisata ganja" di negara bagian.

"Saya tidak berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang Denver ingin banggakan atau dikenal misalnya sebagai ibukota ganja," tukas Amber McFadyen.

Pariwisata adalah industri terbesar kedua di Colorado. Lebih dari 60 juta orang mengunjungi negara bagian itu pada tahun 2012, demikian menurut perusahaan konsultan Longwoods Internasional, yang melakukan penelitian untuk Dinas Pariwisata Colorado.