1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Filipina Protes Kapal Cina

21 Mei 2013

Presiden Aquino umumkan akan menambah perlengkapan militer Filipina, terkait protes keberadaan kapal Cina di Laut Cina Selatan.

https://p.dw.com/p/18bYl
A handout photo shows a Philippines Navy warship docked at the naval headquarters in Manila December 11, 2011. The U.S. Hamilton-class cutter, Manila's largest warship, was sent to check on Chinese fishing boats after a Philippines Navy surveillance plane spotted the Chinese vessels on April 8, 2012 in the Scarborough Shoal, a small group of rocky formations whose sovereignty is contested by the Philippines and China. Two Chinese surveillance ships arrived soon after the crew from the warship inspected the fishing boats on Tuesday. The surveillance vessels sailed between the warship and the fishing boats to prevent the arrest of any fishermen. The Philippines and China traded diplomatic protests on Wednesday over a standoff in the shoal, a jointly claimed area in the South China Sea, but Manila ruled out the use of force in its enforcement of local maritime laws. Picture taken December 11, 2011. REUTERS/Philippine Navy Handout (PHILIPPINES - Tags: POLITICS MARITIME MILITARY) FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS
Foto: Reuters

Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan, hingga tahun 2017 akan mengupayakan dua kapal perang baru, dua helikopter, tiga kapal cepat untuk patrol laut dan delapan kendaraan amfibi. ”Kami juga meningkatkan teknologi komunikasi, system intelejen dan pengawasan,” tambahnya. Dalam tiga tahun terakhir Filipina telah mengeluarkan dana cukup besar untuk memodernisasikan peralatan militernya. Filipina juga menambah sepuluh kapal patroli penjaga pantai dari Jepang.

Pemerintah Filipina mengajukan protes terhadap Cina, terkait keberadaan ‘ilegal' kapal perang Cina dan dua kapal lainnya di wilayah yang dipersengketakan di Laut Cina Selatan

Source News Feed: EMEA Picture Service ,Germany Picture Service Philippine President Benigno Aquino delivers his speech on national television as his cabinet members listen, at the Malacanang palace in Manila October 7, 2012. The Philippine government and Muslim rebels have agreed a peace deal for the country's troubled south, Aquino announced on Sunday, signalling an end to a 40-year conflict that has killed more than 120,000 people and crippled the region's economy. REUTERS/Cheryl Ravelo (PHILIPPINES - Tags: POLITICS)
Presiden Filipina Benigno AquinoFoto: Reuters

Insiden ini merupakan yang terbaru dalam sengketa terkini wilayah yang dipersengketakan kedua negara, atas klaim mengenai wilayah yang diperbutkan di Laut Cina Selatan. Filipina menuding Cina mengokupasi wilayah yang dianggap miliknya.

Gugatan Lewat Jalur Diplomatik

“Kami mengajukan gugatan lewat Kedutaan Besar Cina di Manila, atas tindakan provokatif dan keberadaan ‘tidak resmi' kapal-kapal pemerintah Cina di sekitar pesisir Ayungin, “ demikian dikatakan juru bicara departemen luar negeri Filipina Raul Hernandez.

Hernandez mengatakan, kapal-kapal yang terdiri dari kapal perang dan dua kapal pengawas perairan, berada di dekat terumbu karang dan pulau di sekitar pesisir Second Thomas.

Philippinen China Streit um Seegebiet Fischereikontrolle im Südchinesischen Meer Kriegsschiff
Perairan laut Cina SelatanFoto: Reuters

Ia menambahkan, protes sebenarnya telah diajukan sejak tanggal 10 Mei lalu, namun tak ditanggapi oleh Cina. Hernandes tidak merinci kapan tepatnya kapal itu terdeteksi.

Pesisir Second Thomas merupakan kawasan terumbu karang yang terletak di dekat Pulau Spartly yang dipersengkatan, sekitar 200 km dari utara Pulau Palawan, Filipina.

Philippinen China Streit um Seegebiet Fischereikontrolle im Südchinesischen Meer
Kapal penangkap ikan di perairan laut Cina SelatanFoto: Reuters

Sementara Cina menegaskan, pihaknya punya kedaulatan penuh atas sebagian besar wilayah di Laut Cina Selatan, yang diyakini kaya akan sumber daya minyak bumi dan gas alam. Wilayah itu juga kaya akan sumber daya laut dan merupakan jalur penting pelayaran perdagangan dunia.

Filipina, Brunei, Vietnam dan Malaysia serta Taiwan juga mengklaim wilayah yang sama. Filipina dan Vietnam menuding Cina menjadi lebih agresif dalam beberapa tahun terakhir, sebagai upaya mempertahankan klaimnya.

AP/DK(afp/ap)