1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eurosur - Sistem Pengamanan Perbatasan Eropa

Friedel Taube3 Desember 2013

Untuk mengawasi pengamanan perbatasan, Uni Eropa kini menggunakan teknologi tinggi. Sistem itu mengandalkan jaringan satelit dan pesawat tanpa awak untuk memantau situasi di laut.

https://p.dw.com/p/1ARpt
Foto: DW

Kantor pusat penjaga perbatasan Eropa, Frontex, adalah sebuah ruang besar tanpa jendela di Warsawa, Polandia. Dari kantor ini, sistem pengamanan Eurosur dikoordinasi. Di sebuah peta besar terlihat banyak titik merah. "Setiap titik ini berarti, ada informasi baru yang masuk ke Eurosur," kata Michael Juritsch, koordinator proyek.

Titik merah itu dalam bahasa Frontex disebut "insiden". Sebuah insiden bisa berarti ada penyelundupan manusia yang ditemukan, atau ada kapal pengungsi dari Afrika yang terpantau oleh satelit atau drone (pesawat tanpa awak).

"Komponen utama Eurosur adalah sebuah jaringan informasi untuk meredam kriminalitas terorganisasi dan menyelamatkan pengungsi yang kapalnya mengalami situasi darurat," ujar Julitsch. Berbagai informasi ini akan dikelola dan dianalisa, sehingga dalam jangka panjang bisa memungkinkan reaksi yang lebih cepat dalam kondisi darurat.

Sistem pengamanan yang lebih ketat

Sampai tahun 2020, Uni Eropa akan menyalurkan 144 miliar Euro untuk Eurosur. Sistem pengamanan perbatasan ini dilengkapi dengan helikopter, drohne dan satelit pengintai. Semua informasi akan dikumpulkan dan disimpan, lalu bisa digunakan oleh negara anggota sesuai prosedur yang berlaku. Eurosur secara resmi mulai berfungsi 1 Desember 2013.

"Terserah pada negara anggota, informasi apa yang mau dia berikan kepada negara lain. Kalau misalnya Yunani ingin tahu apa yang sedang terjadi di Lampedusa, dia harus punya ijin atau perjanjian dengan Italia," tutur Julitsch. Setiap negara punya satuan penjaga perbatasan yang bisa diaktifkan. Tapi masing-masing negara punya prosedurnya sendiri-sendiri. Kalau misalnya ada kapal pengungsi yang tengelam di laut, bisa makan waktu 6 jam, sampai tim bantuan tiba di lokasi kecelakaan.

Organisasi hak asasi seperti Human Rights Watch (HRW) mengeritik birokrasi yang terlalu berbelit-belit. "Prioritasnya tidak diletakkan pada upaya penyelamatan pengungsi. Sistem ini masih belum matang," kata Wenzel Michalsky dari HRW cabang Jerman. Menurut dia, Eurosur justru disiapkan jadi sarana pengintai untuk menghadang arus pengungsi, bukan melindungi pengungsi.

"Teknologi tinggi ini digunakan untuk melacak pengungsi dan mengirim mereka kembali ke negaranya. Padahal di sana mereka bisa saja dibunuh atau disiksa," tandas Michalsky dan menambahkan, Uni Eropa dan Frontex harus memperhatikan hak asasi manusia dan nasib para pengungsi.

Eurosur masih berupa "kerangka"

Eurosur adalah singkatan dari European Surveillance, yang berarti pemantauan atau pengintaian Eropa. Tapi perbatasan Eropa sangat luas. Jadi dari namanya saja, ini sudah terlalu berlebihan, kata Michael Juritsch. "Kalau dilihat namanya, kedengarannya seperti sistem pengintaian raksasa. Tapi ini sebenarnya hanya sebuah kerangka, yang menyediakan beberapa sarana pertukaran informasi bagi negara anggota."

Apakah Eurosur bisa membantu menyelamatkan pengungsi, sebagaimana dikatakan Frontex, atau justru jadi alat pengintai dan penghalang arus pengungsi, seperti kritik yang dilontarkan organisasi hak asasi? Masih harus ditunggu, karena Eurosur baru saja mulai beroperasi 1 Desember.

Sistem ini pertama-tama akan digunakan oleh anggota Uni Eropa, yang merupakan "perbatasan luar" Uni Eropa. Artinya, negara ini berbatasan langsung dengan sebuah negara di luar Uni Eropa. Jadi sistem Eurosur juga sangat tergantung pada kerjasama yang baik dengan penjaga perbatasan lokal.