1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Erwiana Masuk Daftar Orang Paling Berpengaruh Dunia

25 April 2014

Majalah Time menempatkan seorang pembatu rumah tangga asal Indonesia yang disiksa majikannya di Hong Kong sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dunia.

https://p.dw.com/p/1BoIN
Foto: Reuters

Erwiana Sulistyaningsih, 23, dilaporkan mengalami penyiksaaan selama berbulan-bulan dalam kasus yang membangkitkan kembali keprihatinan atas perlakuan terhadap pembantu tumah tangga atau pekerja domestik di kota sebelah selatan Cina yang memicu protes kemarahan dunia.

Majalah Time memuji keberanian Sulistyaningsih untuk berbicara menentang majikannya dan mendorong pembuatan undang-undang perlindungan pembantu rumah tangga yang lebih baik di Hong Kong.

“Perempuan pemberani seperti dia yang menyuarakan mereka yang tidak bisa bersuara yang akan menciptakan perubahan yang langgeng,” kata aktivis Kamboja Somaly Mam mengenai Sulistyaningsih.

"Erwiana mendorong undang-undang yang lebih baik untuk melindungi orang lain yang mungkin punya nasib sama dengan dia, mengarahkan sorotan kepada nasib sekelompok orang yang rentan dan sering tidak diperhatikan,” kata Mam.

Pengakuan Time atas Sulistyaningsih membawa perhatian internasional kepada nasib para pekerja rumah tangga migran di kota ini, kata kepala badan coordinator Asian Migrant yang berbasis di Hong Kong Eman Villanueva.

“Dimasukkannya (nama Erwina Sulistyaningsih) sendiri hanya membuktikan bahwa isu para pekerja rumah tangga migran, perbudakan, eksploitasi dan penyiksaan adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian internasional,” kata Villanueva.

Hong Kong - Tausende demonstrieren gegen schlechte Arbeitsbedingungen für ausländische Hausangestellte
Kasus Erwiana mendorong ribuan orang berdemonstrasi di Hong KongFoto: Getty Images/Afp/Philippe Lopez

Ia menggambarkan situasinya ”rentan bagi penyiksaan” di kota, di mana para pembantu rumah tangga diwajibkan untuk tinggal bersama majikan mereka.

Villanueva juga menyatakan bahwa tindakan Erwiana dan dimasukkannya perempuan Indonesia itu ke dalam daftar orang paling berpengaruh dunia akan membantu memberdayakan para korban-korban lain agar berani bersuara.

“Ini akan mendorong dan memperkuat tekad banyak korban lain untuk bicara ke luar secara terbuka dan memperjuangkan hak-hak mereka dan mencari keadilan,” kata dia.

Perbudakan modern

Law Wan-tung, seorang ibu dua anak berumur 44 tahun, kini didakwa menyiksa dan menyebabkan luka berat di tubuh Sulistyaningsih.

Jaksa penuntut mendakwa Law menggunakan alat-alat rumah tangga seperti kain pel, penggaris dan gantungan baju sebagai ”senjata” untuk menyiksa Sulistyaningsih.

Perempuan Hong Kong itu juga didakwa melakukan penyerangan dan empat tuduhan intimidasi criminal – dakwaan yang dibuat berdasarkan pengakuan Sulistyaningsih dan dua pembantu rumah tangga dia lainnya yang juga berasal dari Indonesia.

Sulistyaningsih dirawat di sebuah rumah sakit di Sragen, Jawa Tengah dalam keadaan kritis setelah kembali dari Hong Kong pada Januari lalu.

Hong Kong adalah rumah bagi hampir 300.000 pembantu rumah tangga, sebagian besar dari Indonesia dan Filipina, dan kritik atas perlakuan majikan terhadap mereka belakangan semakin berkembang.

Amnesty International pada November lalu mengkritik kondisi “mirip perbudakan” yang dihadapi ribuan pembantu rumah tangga Indonesia di Hong Kong dan mengatakan kelambatan pihak berwenang dalam melindungi mereka sebagai sesuatu yang tidak bisa dimaafkan.

ab/hp (afp,ap,rtr)