1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Ingin Perkecil Dominasi Google

28 November 2014

Uni Eropa ingin mengurangi dominasi Google di ranah mesin pencari. Bagi user dampaknya akan merugikan, sementara para pesaing belum tentu bisa meraih peluang pasar yang mungkin tercipta.

https://p.dw.com/p/1Dvpq
Symbolbild Google
Foto: picture-alliance/dpa/Karl-Josef Hildenbrand

Bagi user, Google identik dengan kemudahan mencari informasi. Mencari resep makanan favorit, jalan terdekat dari A ke B atau mencari padanan istilah sulit, cukup ketik kata kunci di mesin pencari Google, semua informasi akan tersaji dengan cepat. Layanan prima ini terutama ditawarkan di Eropa.

Tidak mengherankan jika perusahaan internet raksasa Amerika itu di Eropa meraih pangsa pasar 90 persen. Padahal di negara asalnya, Amerika Serikat, Google hanya menyabet pangsa pasar sekitar 65 persen, karena performa pesaingnya juga juga cukup bagus. Pesaing Google di Eropa dinilai tidak berusaha sekuat pesaing di Amerika.

Bagi Komisi Uni Eropa dan Parlemen Eropa, dominasi Google ibarat duri dalam daging. Tambahan lagi para pelobby bisnis yang dibaiyai pesaing, terus mendesak adanya tindakan politik untuk memecah Google. Tudingannya, Google menyalahgunakan dominasinya untuk mempromosikan produknya sendiri. Karena itu, sejak 2010 Komisi Uni Eropa sudah membuka proses gugatan terhadap Google.

Menguntungkan atau merugikan

Tapi di dalam komisi maupun di parlemen Eropa terjadi pertentangan tajam antara kubu pro dan kontra. Sebab tuntutan sesuai resolusi parlemen Eropa, untuk memisahkan jasa dengan layanan infrastruktur, sulit diwujudkan. Banyak yang bertanya, bagaimana caranya memisah mesin pencari Google, dengan platform smartphone Android dan platform video Youtube?

Juga dipertanyakan, apakah langkah Uni Eropa itu benar-benar untuk membela kepentingan konsumen? Pada dasarnya tidak! Malahan kebalikannya, akan mempersulit user. Apakah pesaing juga sudah siap mengisi celah yang mungkin tercipta? Juga tidak ada jabawan tegas.

Selain itu Google adalah perusahaan internet yang cakupannya global. Jika masing-masing negara anggota Uni Eropa menetapkan sensor terhadap domain lokal, tetap masih ada domain internasional yang bebas diakses siapapun. Jadi para pengamat internet menilai, sebetulnya langkah parlemen Eropa ibarat mengganduli kaki sendiri dengan bola besi berat.

Juga gagasan penerapan pajak Google atas konten yang ada dalam daftar mesin pencari, dinilai oleh fraksi Partai Hijau serta Piraten sebagai aksi bunuh diri. Pasalnya, perusahaan kecil dan menengah yang mengutip konten dari Google juga harus ikut membayar pajak. Selain itu sensor Google oleh Eropa akan mendorong maraknya aksi sensor media di seluruh dunia.