1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040509 Rosenprojekt Afghanistan

6 Mei 2009

Perkebunan mawar sebagai pengganti tanaman poppy, penghasil opium yang memang menghasilkan banyak uang tetapi dilarang. Proyek Welthungerhilfe yang dimulai tahun 2004 ini sudah memperlihatkan hasilnya.

https://p.dw.com/p/HkGJ
Panen bunga mawarFoto: AP

Sebuah sungai kecil mengalir tenang ke arah lembah. Melewati ladang gandum menghijau. Dan melewati perkebunan di mana ribuan semak mawar dengan bangga mengarahkan bunga-bunga merah ke langit biru. Bukan pemandangan yang dibayangkan orang di kawasan Afghanistan yang senantiasa diguncang pertempuran, tapi betul ini nyata.

Di tengah ladang terlihat Kabir Khan dan tiga saudara lelakinya. Mereka mengungsi ke daerah ini karena di kampung mereka, pemerintah Afghanistan dan Taliban terus berperang. Panen mawar menjamin masuknya beberapa Dolar ke kantong mereka setiap hari dan itu berarti bertahan hidup.

Kini, perkebunan mawar secara langsung memberi penghasilan bagi 500 orang. Begitu kata Norbert Burger, yang mengurus proyek tersebut untuk organisasi bantuan Jerman, Deutsche Welthungerhilfe. Ketika lima tahun lalu gagasan perkebunan mawar diajukan, warga setempat berpikir, orang-orang Jerman ini kalau tidak 'miring' ya pasti gila.

Salah seorang yang akhirnya berhasil diyakinkan akan keuntungan dari perkebunan mawar adalah Nadir Khan. Selain mawar, ia kini juga menanam gandum. Setahun lalu, ladang-ladangnya ditumbuhi tanaman poppy, penghasil getah opium. Tapi opium sangat berbahaya bagi manusia kata Nadir Khan. Jikapun para petani memutuskan untuk berladang tanaman poppy, kebanyakan karena mereka tak tahu apa pilihan selain itu.

Para pekerja memasukkan mawar berkarung-karung kedalam panci berukuran sangat besar. Dari kuntum dan helai bunga yang dimasak akan dihasilkan minyak mawar bernilai tinggi. Tiga mililiter saja harganya 20 Euro, sekitar 300 ribu. Jadi, sebotol kecil minyak mawar bisa menghasilkan cukup banyak uang. Bukan semata alasan keindahan yang membuat para petani gembira menyaksikan ladang-ladang mawar semarak berbunga. Apalagi harga minyak mawar stabil. Berbeda dengan opium yang kadang tinggi kadang jatuh.

Provinsi Nangahar terletak di kawasan timur Afghanistan yang berbahaya, di perbatasan dengan Pakistan. Meski begitu daerah itu mampu bebas sepenuhnya dari opium dalam kurun waktu satu tahun. Memang, mawar saja tak bisa membawa keajaiban tanpa disertai kerja keras. Salah satu yang memberi kontribusi besar adalah gubernur provinsi tersebut yang menggunakan cara hukuman dan imbalan, dengan uang hadiah dan ancaman hukuman.

Norbert Burger dari Deutsche Welthungerhilfe optimis akan perkembangan ke depan. Ia mengatakan, "Kita bisa menanam lebih banyak mawar di Afghanistan. Saat ini ada 60 Hektar perkebunan mawar. Saya kira, sampai 500 hektar masih bisa. Tapi itu sudah mencapai daerah perbatasan."

Tidak berarti persoalan opium terpecahkan dengan perkebunan mawar. Warga melihatnya sebagai potongan mozaik kecil, tapi penting, yang jika dipadu dengan hal lain bisa membantu kehidupan masyarakat Afghanistan.

Kai Küstner/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid