1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Studi di Jerman

27 Agustus 2003
https://p.dw.com/p/CPEz

Dinas pertukaran akademi Jerman, DAAD sudah sejak lama memberikan bantuan kepada mahasiswa Jerman yang ingin kuliah ke luar negeri untuk sementara waktu serta membantu mahasiswa asing yang ingin studi di Jerman. Upaya pertukaran mahasiswa ini dilakukan dengan 13 negara, seperti misalnya dengan Indonesia dan Polandia. Jerman harus menjadi negara yang lebih menarik lagi bagi mahasiswa asing. Demikian tujuan Dinas pertukaran akademi Jerman, DAAD yang dikatakan oleh ketua bidang pemasaran sekolah tingginya, Rolf Hoffmann. Menurutnya, pihak DAAD tidak pernah melakukan upaya pemasaran di luar negeri untuk menarik para mahasiswa dan ilmuwan asing untuk berkuliah atau melakukan penelitian di Jerman. Kini pemasaran untuk tujuan itu ditingkatkan. Artinya, dilakukan kampanye besar-besaran mengenai sekolah tinggi di Jerman dengan melakukan perjalanan promosi langsung ke luar negeri.

Namun tahun lalu sudah lebih banyak mahasiswa yang datang ke Jerman untuk studi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meski persaingan tetap saja ada. Terutama dengan negara-negara yang berbahasa Inggris. Negara-negara ini tetap menempati urutan utama untuk tujuan kuliah mahasiswa asing. Karena bukan saja mereka sudah sejak lama mempromosikan sekolah tingginya, melainkan karena sebagian besar negara di dunia sudah belajar bahasa Inggris di sekolah, yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa ibunya. Mahasiswa Indonesia misalnya, sangat berminat untuk kuliah di Jerman, namun terbentur pada kendala bahasa, seperti dikatakan Ilona Krüger-Rechmann, pimpinan DAAD di Jakarta. Harapan terhadap sekolah tinggi Jerman, tentu saja agar sekolah tinggi itu juga punya tawaran bahasa asing bagi para mahasiswa asing. Mahasiswa Indonesia misalnya, merasa kesulitan untuk belajar bahasa Jerman yang sulit, sementara bahasa Indonesia lebih mudah dalam hal struktur bahasanya. Agar bisa lebih banyak menjaring mahasiswa asing kuliah ke Jerman, maka di universitas-universitas Jerman akan lebih diperbanyak jurusan yang kuliahnya menggunakan bahasa Inggris. Menurut Rolf Hoffmann, ketua bidang pemasaran sekolah tinggi DAAD, yang pertama akan diupayakan adalah mengejar ketinggalan dari saingan utama, Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Ia berharap dengan ditawarkannya produk perkuliahan yang baik, dengan perkuliahan bersifat internasional yang menggunakan bahasa Inggris, diharapkan sekolah tinggi Jerman akan menjadi lebih menarik dan menjadi salah satu alternatif pilihan studi bagi para mahasiswa asing. Jerman mencari mahasiswa berbakat yang telah tamat SMU dan yang terutama ingin melanjutkan kuliahnya dalam bidang teknik dan ilmu pengetahuan alam. Mereka ini nantinya diharapkan akan dapat bekerja di perusahaan Jerman dan menjadi penghubung dengan negara asalnya.

Bagi mahasiswa Jerman juga disarankan untuk berkuliah di negara-negara yang berbahasa Inggris. Sebaliknya, hanya sedikit mahasiswa dari negara yang berbahasa Inggris berkuliah di Jerman. Dan bagi mereka yang berminat kuliah di Jerman, kebanyakan hanya memilih jurusan tertentu. Nina Lemens yang memimpin kantor DAAD di London mengatakan, bidang ilmu bahasa dan ilmu non eksakta seperti biasa sangat diminati oleh mahasiswa yang ingin kuliah di Jerman. Selain itu juga bidang teknik dan hukum. Sebab, hukum Inggris pada dasarnya berbeda dengan hukum negara-negara di benua Eropa lainnya dan karenanya sangat banyak informasi yang dapat digali. Namun di bidang lainnya, seperti bidang kedokteran agak sulit, sebab pendidikan kedokteran di Inggris lebih mengutamakan praktek ketimbang teori. Jadi tergantung pada jurusannya. Namun sebaliknya remaja Polandia suka kuliah di Jerman dan kadang bahkan sudah belajar bahasa Jerman di negaranya. Bagi mereka tersedia pendidikan dengan kualitas baik di Jerman. Hans Golombek, pimpinan DAAD di Polandia mengatakan, mahasiswa yang datang untuk kuliah ke Jerman mengharapkan mendapatkan pendidikan yang baik. Pendidikan yang lebih baik ketimbang di Polandia. Mereka mengharapkan dapat berbahasa Jerman dengan baik agar nantinya mereka juga bisa mendapatkan kesempatan bekerja yang lebih baik di Jerman.