1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Romney Kritik Politik Timur Tengah Obama

Christina Bergmann9 Oktober 2012

Dalam kampanye pidatonya yang ketujuh tentang politik luar negeri, kandidat presiden kubu Republik Mitt Romney mengkritik strategi Presiden Obama. Khususnya Timur Tengah.

https://p.dw.com/p/16MiN
Foto: AP

Pidato Mitt Romney berlangsung selama 20 menit di Virginia Military Institute. Ia mengambil fokus utama serangan terhadap perwakilan Amerika Serikat di Kairo dan Benghazi. Di Libya, duta besar AS dan tiga petugas keamanan AS tewas dalam serangan tersebut. Menurut Romney, serangan itu adalah bagian dari pertempuran besar yang terjadi di Timur Tengah, wilayah yang tengah berevolusi dalam abad ini.

Pemerintah Obama memang tidak terlibat secara langsung dalam kematian empat warga AS di Benghazi, demikian Romney. Namun, kondisi tersebut terwujud karena kegagalan politiknya. "Adalah tanggung jawab presiden untuk menggunakan kekuasaan Amerika, untuk mempengaruhi sejarah dan tidak beraksi dari belakang dan membiarkan nasib yang menentukan kelanjutan hidup kita." Romney menegaskan, Obama gagal dalam hal ini.

Libyen Bengasi Anschlag auf US-Konsulat
Serangan terhadap gedung konsulat AS di BenghaziFoto: Reuters

Tidak ada alternatif jelas

"Harapan bukan strategi", jelas Romney. Namun, ia sendiri tidak bisa memberi solusi konkrit akan politik luar negerinya jika ia yang terpilih sebagai presiden. Kampanyenya seputar mengisolasi Iran secara internasional dan menambah sanksi, bekerja sama dengan Israel di bidang militer, menarik pasukan dari Afghanistan hingga akhir 2012 dan mengupayakan solusi dua negara dalam konflik Timur Tengah. Itu semua juga sasaran pemerintahan Obama. Baru-baru ini Romney menjelaskan, warga Palestina tidak siap untuk berdamai dan menyelesaikan masalah. Ini berdampak pada kemarahan Palestina. Pidato Romney kali ini juga upaya untuk membenahi kesalahan seperti itu.

Dalam masalah Suriah, Romney menuntut persenjataan bagi pemberontak. Namun tidak mengatakan siapa yang harus menyuplainya. Ia hanya ingin "memastikan anggota oposisi memperoleh senjata yang dibutuhkan untuk mengalahkan panser, helikopter dan jet tempur Assad."

Romney ingin manfaatkan keunggulan

Tema politik luar negeri bisa langsung didiskusikan Romney dan Presiden Obama pada 22 Oktober mendatang. Ini adalah debat televisi ketiga dan terakhir dari keduanya. Dalam debat pertama pekan lalu, Romney tampil lebih meyakinkan dibanding Obama. Kampanye Romney yang tersendat karena beberapa lontaran masalah luar negeri yang 'memalukan' kembali bangkit. Duel berikutnya akan dilakukan kedua kandidat presiden Kamis (11/10). Wakil Romney, senator Paul Ryan akan berhadapan dengan wakil presiden Joe Biden.

TV Duell Barak Obama Mitt Romney Denver USA
Duel TV Obama dan RomneyFoto: Reuters