1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jihadi Asing Mulai Masuk Suriah

17 September 2012

Para ekstrimis asing telah memperluas konflik dengan ikut bergabung dalam pertempuran yang kian sengit di Suriah. Demikian hasil penyelidikan Komisi PBB tentang kondisi terakhir di Suriah hari Senin (17/09).

https://p.dw.com/p/16AIT
Foto: picture alliance / dpa

„Elemen-elemen itu cenderung mendorong para pejuang anti pemerintah agar melakukan tindakan yang lebih radikal” kata ketua panel Paulo Pinheiro di markas Dewan HAM PBB Jenewa, Swiss.

Namun demikian, rejim Presiden Bashar al-Asaaf juga telah menerima bantuan dari luar negeri. Pasukan Garda Revolusi Iran misalnya, mengaku telah memberikan bantuan kepada Damaskus.

Jihadi Mulai Masuk Suriah

Pinhero tidak memberikan informasi detail tentang para ekstrimis itu berasal. Tapi dia menyebut bahwa beberapa diantaranya ikut bertempur bersama para pemberontak, sementara yang lainnya beroperasi secara mandiri.

“Komisi ini mengkonfirmasi mengenai meningkatnya kehadirkan elemen-elemen asing, termasuk para militan Jihadi di Suriah,” kata Pinhero.

Ia menambahkan bahwa kekerasan sektarian antara muslim Sunni di satu sisi dengan Syiah dan sekte Alawiyyah di sisi lain juga meningkat. Pinhero menekankan bahwa pasukan pemerintah dan milisi sekutunya telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran HAM yang lebih serius dibandingkan kelompok pemberontak.

Garda Revolusi Akui Bantu Damaskus

Sementara itu, Komandan tertinggi Garda Revolusi Iran yang dikenal sangat berpengaruh, mengakui untuk pertama kalinya bahwa ada anggota pasukannya di Lebanon dan Suriah, untuk menawarkan apa yang ia gambarkan sebagai “bantuan penasihat dan intelektual,” demikian media-media Arab melaporkan.

Namun Mayor Jenderal Ali Jaffari membantah bahwa tentara Garda Revolusi ikut ambil bagian dalam pertempuran, demikian menurut kantor berita Iran IRNA.

Agustus lalu, kelompok pemberontak menangkap 20 orang yang yang disebut memiliki kartu identitas sebagai anggota pasukan Garda Revolusi. Pasukan pemberontak juga menuduh sekutu Iran yakni Hizbullah, telah ikut membantu rejim Assad menghadapi kelompok oposisi. Namun, baik Teheran maupun Hizbullah membantah tuduhan itu.

dpa (AB/ HP)