1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Paul Ryan – Senjata Romney untuk Tarik Sayap Kanan

Eva Wutke/Arnd Riekmann 15 Agustus 2012

Kandidat presiden AS dari Partai Republik Mitt Romney menggaet Paul Ryan untuk bertarung menuju Gedung Putih. Pakar keuangan ini dianggap dapat mengambil peran dalam kibijakan ekonomi yang radikal.

https://p.dw.com/p/15q1t
Foto: Reuters

Hari Sabtu (11/08) lalu, penantang Barack Obama, Mitt Romney, menunjuk Paul Ryan sebagai pendampingnya. Penampilan anggota Kongres asal Winconsin berusia 42 tahun ini mencirikan karakteristik politisi Partai Republik. Dan dengan dicalonkan sebagai wakil presiden, Paul Ryan dapat memperkuat kubu Republik dalam kampanye terutama pada isu ekonomi. Paul Ryan memiliki peran penting dalam pengembangan rencana Partai Republik bagi penghematan anggaran Amerika Serikat.

Bagi banyak pengamat, pencalonan Paul Ryan merupakan satu kejutan karena gagasan ekonomi konservatif yang dimilikinya berbeda dengan pandangan Romney yang lebih moderat. Pengamat menilai pencalonan Paul Ryan sebagai satu “langkah berani”.

Lebih Radikal dibanding Romney

Christian Lammert. Pakar politik AS di Institut John F. Kennedy untuk Studi Amerika Utara di Freie Universität Berlin juga tidak menyembunyikan keterkejutannya. “Pandang Ryan mengenai kebijaksanaan ekonomi dan pajak sangat radikal. Saya jadinya tidak yakin, apakah ia kandidat yang cocok untuk menggaet swing voters, yang jumlahnya sekitar 40 persen,” dikatakan Lammert kepada Deutsche Welle. “Di sisi lain, Ryan mungkin bisa membantu memobilisasi sayap kanan dari pemilih Republik.“

Sebelumnya banyak pihak memperkirakan bahwa Romney akan mencalonkan rekan partainya yang lebih moderat untuk posisi wakil presiden. Dalam daftar calon wakil presiden dari Republik terdapat nama-nama seperti mantan Gubernur Minnesota Tim Pawlenty atau Senator Rob Portman dari Ohio. Namun pada akhirnya, pencalonan Paul Ryan mendapat dukungan dari banyak anggota Partai Republik. Alasannya: Romney harus mengambil resiko untuk mengajak seorang politisi muda untuk membawa angin segar dalam kampanyenya.

Pendukung Pemotongan Anggaran Sosial

Mitt Romney Paul Ryan NEU
Mitt Romney (kanan) dan Paul RyanFoto: AP

Tema proposal anggaran yang kontroversial menjadi lebih disoroti dengan pencalonan Paul Ryan sebagai wakil presiden. Sebagai ketua komite anggaran, ia telah menyatakan dukungann antara lain bagi pemotongan dalam program kesehatan pemerintah bagi pensiunan dan warga tidak mampu. Rencana ini mendapat kritik tajam dari Presiden Barack Obama dan anggota Partai Demokrat.

Rencana Ryan bisa membuat para pemilih berpaling darinya, demikian menurut Lammert, karena, “Menurut jajak pendapat, gagasan untuk melakukan reformasi kesehatan AS semakin mendapat dukungan.“ Walaupun demikian, Ryan dapat mengharapakan dukungan dari lapisan masyarakat lain. “Ia terutama populer dikalangan para pendukung gerakan Tea Party yang populis, seperti juga secara umum ia disenangi sayap kanan dan konservatif,” dijelaskan Lammert. Ryan juga mengkritik manajemen krisis Eropa dan langkah penghematan dalam krisis utang. “Ini mencerminkan pendapat mayoritas di AS dan dapat menjadi nilai positif dalam pemilu,” kata Lammert.

Kurang Pengalaman

Komentator seperti Ryan Lizza dari majalan New Yorker mengatakan dengan jelas bahwa Paul Ryan memang orang dalam di Washington, namun ia tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang ekonomi swasta. Dan hal ini pula yang sebenarnya selalu ditekankan Romney sebelumnya dalam kampanye sebagai dasar dari pemerintahan yang baik. Namun menurut Lammert, hal ini tidak akan begitu merugikan pihak Republik, karena pengalaman ekonomi yang dimiliki Romney dapat menutupi kekurangan Ryan. Jika keduanya tampil bersama dan berkonsentrasi pada kekuatan dirinya masing-masing, “keduanya dapat mencapai sukses,” diyakini Lammert.

Dan dengan Ryan di sisinya, Romney sekarang dapat lebih fokus untuk menarik para pemilih netral dan moderat. “Sementara Ryan dapat lebih mengurus pemilih dari kubu berhaluan kanan,” demikian Lammert.

Pengalaman Politik Luar Negeri

Palin / Washington / Konservative / Republikaner
Sarah PalinFoto: AP

Paul Ryan hanya memiliki sedikit pengalaman politik luar negeri. Kurangnya pengalaman politik luar negeri juga menjadi batu sandungan bagi kandidat wakil presiden Pemilu lalu, Sarah Palin, yang juga lebih radikal dibandingkan dengan kandidat presiden lalu dari Partai Republik, John McCain. Namun selain keradikalan pandangan politik, Ryan dan Palin tidak memiliki kesamaan lain. 

"Ryan lebih profesional dan tidak terlalu radikal dibanding Palin,“ demikian menurut Lammert. “Selain itu ia lebih banyak terlibat dalam perdebatan politik dibanding Palin. Sepertinya, Partai Republik telah belajar dari pengalaman empat tahun lalu.“

Dalam beberapa wawancara dengan media AS, Ryan menyatakan menentang isolasionisme Amerika dan secara eksplisit menyerukan keterlibatan Amerika dalam politik dunia. “Satu dunia tanpa pimpinan AS akan lebih berantakan,“ pernah ditegaskan Ryan.

Pandangan politik luar negeri Ryan tidak akan berpengaruh besar pada hubungan antara AS dengan Eropa, demikian menurut perkiraan Lammert. Di masa lalu, perubahan besar dalam politik luar negeri AS juga hanya berdampak kecil pada hubungan transatlantik. Dan karena pencalonan wakil presiden tidak memainkan peranan terlalu penting dalam kampanye pemilu AS, kurangnya pengalaman luar negeri Ryan seharusnya tidak memiliki pengaruh negatif yang nyata pada kampanye pemilu Partai Republik, demikian menurut Lammert.

 LINK: http://www.dw-world.de/dw/article/0,,16161116,00.html