1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Kirim Utusan Khusus Soal Rohingya

1 Agustus 2012

Utusan khusus PBB datang ke bagian barat Myanmar sejak Selasa (31/07) untuk menyelidiki kekerasan komunal yang setidaknya menewaskan 78 orang dan membuat puluhan ribu orang kehilangan rumah.

https://p.dw.com/p/15hXB
Foto: DW/Shaikh Azizur Rahman

Hasil evaluasi Tomas Ojea Quintana, utusan khusus urusan hak asasi manusia PBB itu, kelihatannya akan dianggap sebagai tolok ukur reformasi yang telah dilakukan Presiden Thein Sein.

Kekerasan yang bulan lalu merebak antara etnik Rakhine yang beragama Budha dengan kelompok muslim Rohingya telah mereda. Namun para pembela HAM serta sejumlah negara muslim mengatakan bahwa komunitas Rohingya masih terancam dan karena itu membutuhkan perlindungan.

Menolak Berkomentar

Quintana telah mengunjungi dua lokasi utama tempat terjadinya kekerasan pada bulan Juni lalu yakni ibukota negara bagian Rakhine, Sittwe dan kota Maungdaw. Namun ia menolak memberikan komentar kepada wartawan mengenai hasil temuannya.

Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai salah satu kelompok etnik dan bahkan menganggap mereka sebagai imigran gelap dari Bangladesh.

PBB mengatakan sekitar 800 ribu Rohingya tinggal di Myanmar dan menyebut mereka termasuk diantara kelompok minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Quintana telah memberi sinyal jelas bahwa penyelidikan konflik Juni lalu adalah prioritas dalam kunjungannya. Sebelum keberangkatannya, ia menyebut kekerasan di Rakhine sebagai salah satu tantangan yang kini dihadapi Myanmar yang sedang melakukan reformasi politik.

Lima Pekerja PBB Masih Ditahan

PBB memiliki kepentingan langsung atas isu Rakhine karena lima pekerja badan dunia itu yang mengurusi masalah pengungsi, termasuk diantara 858 orang yang masih ditahan karena tuduhan terlibat dalam kerusuhan Juni lalu. Lima pekerja internasional lainnya juga dilaporkan masih dipenjara dengan tuduhan yang sama.

Para pekerja kemanusiaan itu dituduh terlibat dalam kekerasan dan pembakaran beberapa desa, sebagaimana disampaikan Menteri Urusan Perbatasan Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay kepada wartawan.

Indonesia Ingin Terlibat Penyelesaian Masalah Rohingya

Indonesia, hari Selasa (31/07) bergabung dengan negara-negara lainnya yang menyampaikan keprihatinan atas perlakuan kepada etnis Rohingya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia akan terlibat secara diplomatis dengan Myanmar untuk mencoba menghentikan kekerasan.

Sebelumnya, Indonesia telah menyatakan bakal mengangkat isu ini pada pertemuan Organisasi Konferensi Islam OKI yang dijadwalkan berlangsung pertengahan bulan Agustus.

ab/vlz (ap, rtr)