1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Strategi Baru Pemerintah Kolumbia Lawan FARC

22 Maret 2012

Kekuatan perlawanan kelompok kiri FARC di Kolumbia melemah sejak beberapa tahun terakhir. Kini militer kembali berhasil memukul perlawanan kelompok bersenjata revolusioner Kolumbia (FARC).

https://p.dw.com/p/14P75
A handout photograph made available by the Colombian Army shows a bridge dynamited by colombian guerrilla FARC in tibu, Colombia, a border town with Venezuela, on 20 November 2010. The bridges connected the region with the center of the country. EPA/COLOMBIAN ARMY / HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/ NO SALES +++(c) dpa - Bildfunk+++
Aksi peledakan jembatan oleh FARCFoto: picture-alliance/dpa

Menteri Pertahanan Kolumbia Juan Carlos Pinzón menjelaskan, dalam pertempuran antara kelompok pemberontak dan militer di Provinsi Aurauca, sedikitnya 36 gerilyawan tewas dan 10 lainnya ditangkap.

Lebih lanjut dilaporkan, satuan udara dan darat militer Kolumbia juga berhasil menyita persenjataan dalam jumlah besar dari gerilyawan FARC. Meski demikian sebelumnya pasukan pemerintah harus menelan kekalahan. Akhir pekan lalu di kawasan perbatasan dengan Venezuela, kelompok gerilyawan kiri FARC berhasil menewaskan sedikitnya 11 tentara.

Colombia's President Juan Manuel Santos speaks during a press conference in Bogota, Colombia, Wednesday, Dec. 29, 2010. Santos confirmed that Colombian drug lord and former paramilitary leader Pedro Guerrero Castillo, known in Spanish as Cuchillo, Knife, was killed during operations that began on Dec. 24 at the southern Colombian provinces of Meta and Guaviare. (AP Photo/William Fernando Martinez)
Presiden Kolumbia Juan Manuel SantosFoto: AP

"Pasukan darat yang didukung kekuatan udara menyerang pejuang FARC yang sedang beristirahat di sebuah kawasan di utara Provinsi Arauca", kata Menteri Pertahanan Juan Carlos Pinzon.

Strategi Baru Lawan FARC

Operasi militer itu merupakan bagian dari strategi baru melawan gerilyawan kiri, dengan mematahkan perpanjangan sayap militer dan unit keuangannya. Ini berbeda dengan fokus strategi terdahulu, yakni menangkap dan membunuh para pimpinannya.

„Saya diwajibkan untuk menjaga perdamaian yang diperlukan di negara kami.“ Demikian dikatakan Presiden Juan Manuel Sanzos di Bogota. Lebih lanjut Presiden Kolumbia itu mengatakan: „Kami tidak akan mengendorkan tingkat penjagaan, kami tetap memegang senjata di tangan yang satu dan konstitusi di tangan yang lain.“

51 anggota FARC yang terbunuh atau ditangkap dalam kurun 24 jam terakhir, sebagai bagian dari strategi baru yang disebut rencana aksi militer "Pedang Kehormatan". Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Pinzon dalam sebuah konferensi pers.

Menteri pertahanan Pinzon menyatakan, tetap akan melanjutkan perang melawan FARC, maupun kelompok gerilyawan lebih kecil ELN, pedagang narkotika dan obat terlarang serta bandit kriminal yang dalam beberapa tahun terakhir berkembang dari kelompok paramiliter yang didemobilisasi.

Kelompok revolusioner bersenjata Kolumbia FARC adalah kelompok pemberontak terbesar di negara Amerika Latin tersebut. Menurut perkiraan anggotanya berjumlah sekitar 8000 orang. FARC yang didirikan tahun 1964 itu membiayai dirinya dengan penculikan, pemerasan dan penyelundupan obat bius. Dulunya target FARC adalah melawan para tuan tanah dan menuntut reformasi pertanian guna hak lebih besar bagi para petani.

Das Archivbild zeigt Guerillas der marxistischen Rebellenorganisation "Revolutionäre Streitkräfte Kolumbiens" (FARC), die am 9.2.2001 während eines zweiten Treffens zwischen dem kolumbianischen Präsidenten Pastrana und dem Rebellchef Marulanda das umliegende Gelände bewachen. Die marxistischen Guerilla-Kämpfer haben einen Projektleiter der Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) entführt. Er wurde mit seinem Bruder und einem Freund, die zu Besuch waren, am Mittwoch (Ortszeit) in einem Indio-Gebiet rund 330 Kilometer südwestlich der Hauptstadt Bogota verschleppt. Nach Angaben des Pressesprechers der Provinz Cauca vom Donnerstag (19.07.2001) hat sich die linksgerichtete Rebellen-Organisation FARC (Revolutionäre Streitkräfte Kolumbiens) zu der Entführung «aus politischen Motiven» bekannt. Sie wolle damit gegen die großflächige chemische Besprühung von Koka-Feldern in dem Gebiet protestieren. dpa
Pemberontak FARC KolumbiaFoto: picture alliance /dpa

DK/AS(dpa, rtr)